Kamis, 07 Mei 2015

KEUTAMAAN SHALAT SHUBUH



KEUTAMAAN SHALAT FARDHU SHUBUH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Makna dan hakikat shalat
Menurut ilmu fiqih, shalat adalah suatu ibadah berupa perbuatan, gerak dan ucapan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, sesuai ketentuan, dengan cara-cara yang ditetapkan  syari’at Islam.

Hakikat shalat adalah merupakan salah satu bentuk komunikasi langsung dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang didalamnya memuat puji-pujian, janji untuk taat dan doa yang dimohon untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat  dengan merendahkan diri serta tunduk dihadapanNya.

Amalan yang akan dihisab pertama kali.
Diriwayatkan dari Syuraik dan Ashim dan Abi Wail dari Abdullah dia berkata, Rasulullah bersabda : “Awwalu yuhasabu bihil ‘abdush shalaah.” Amalan pertama yang akan dihisab dari  seorang hamba adalah shalat. (H.R an Nasa’i dan ath Thabrani). 
 
Jika seorang hamba shalatnya baik maka baik pulalah amal amalnya yang lain. Oleh karena itu amal yang pertama akan diperiksa nanti di akhirat adalah shalat. 

Sungguh shalat adalah urusan yang sangat besar bagi seorang hamba. Imam Ibnul Qayyim dalam Kitab ash Shalah mengatakan: 

Pertama : Umat Islam tidaklah berselisih pendapat bahwa siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja adalah termasuk dosa besar yang paling besar.

Kedua : Bahwa dosanya (menginggalkan shalat) lebih besar disisi Allah dari pada membunuh jiwa, mengambil harta (tanpa hak), dosa zina, mencuri dan minum khamar.

Ketiga : Dan sesungguhnya dia (orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja) akan berhadapan dengan siksa Allah dan kemurkaanNya serta kehinaan di dunia dan di akhirat.  

Keutamaan shalat Shubuh.
Allah berfirman : “Wa innahaa lakabiiratun illa ‘alal khasyi-iin” Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang orang yang khusyuk. (Q.S al Baqarah 45).
Shalat itu sungguh berat maksudnya adalah sulit. Bagi orang orang yang khusyuk adalah ringan karena kekhusyu’an, takut kepada Allah dan mengharapkan apa yang ada disisi-Nya (Tafsir Kariimir Rahman, Syaikh as Sa’di).

Diantara sebagian manusia melihat bahwa shalat shubuh adalah sesuatu yang sangat berat dan sulit karena mereka berada dalam keadaan dan waktu yang sangat menyenangkan untuk tidur sampai matahari terbit bahkan lebih. 

Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan hamba-Nya untuk melakukannya dan secara khusus Allah menyebut shalat shubuh itu disaksikan oleh malaikat. Allah berfirman : “Aqimish shalaata liduluukisy syamsi ilaa ghasaqil laili wa qur-anal fajr, inna qur-anal fajri kaana masyhuudaa”. Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” Q.S al Isra’ 78).
Sungguh kita tidak mengetahui berapa besar pahala yang disediakan Allah bagi hamba-Nya yang selalu mendirikan shalat shubuh. Namun demikian lihatlah betapa besar keutamaan shalat sunat sebelum shubuh atau shalat sunat fajar sebagaimana disebut dalam sebuah hadits.

Rasulullah bersabda : “Raka’atal fajri khairum minad dun-ya wamaa fiih” Dua rakaat (shalat) sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim). Dunia dan segala yang ada di dalamnya adalah seluruh harta dunia dan perhiasannya. Sungguh semua itu tidak akan pernah bisa mengalahkan keutamaan shalat sunat sebelum shubuh apalagi pahala dan keutamaan shalat fardhu shubuh.

Sungguh seorang hamba yang mendirikan halat shubuh akan mendapati banyak sekali keutamaannya sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah, diantaranya adalah :

Pertama : Salah satu penyebab masuk surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Man shallal bardaini dakhalal jannah”. Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan shalat ‘ashar) maka dia akan masuk surga.” (H.R Imam  Bukhari no. 574 dan Imam Muslim no. 635)

Kedua : Salah satu penghalang masuk neraka
Yaitu sebagaimana Rasulullah  shallallahualaihi wa sallam bersabda : “Lan yalijan naara ahadun shallaa qabla thuluu’isy syamsi wa qabla ghuruubihaa” Sungguh tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ‘ashar). (H.R Imam Muslim no. 634)

Ketiga :  Berada di dalam jaminan Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Man shalla shalaatish shubhi fa huwa fii dzimmatillahi” Barangsiapa yang mendirikan shalat shubuh maka dia berada dalam jaminan Allah. (H.R Imam Muslim no. 163)
Sungguh merupakan suatu keberuntungan yang sangat besar dan agung, di dunia dan di akhirat, bila seorang hamba mendapat jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keempat :  Dihitung seperti shalat semalam penuh
Tidaklah ada seorang hamba pada saat ini yang mampu mendirikan shalat semalam penuh apalagi dilakukan tiap hari. Tapi dengan kasih sayang-Nya Allah Ta’ala memberikan pahala shalat semalam penuh bagi hambaNya yang melaksanakan shalat shubuh. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Man shallal ‘isya-a fii jamaa’atin fa ka-annamaa qaama nishfal laili, wa man shallash shubha fii jamaa’atin fa ka-annamaa shallal laili kullah”  Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya. (H.R Imam Muslim no. 656)

Kelima : Disaksikan para malaikat.
Salah satu keistimewaan pula pada shalat shubuh yaitu disaksikan oleh siang dan malaikat malam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hal ini dalam sabda beliau : Wa tajtami’u malaaikatul laili wa malaaikatun nahaari fii shalaatil fajri” Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh). H.R Imam Bukhari no. 137 dan Imam Muslim no.632.

Hadits ini juga semakna dengan firman Allah dalam surat al Isra’ 78 sebagaimana telah disebutkan diatas. Allah berfirman :  Inna qur-anal fajri kaana masyhuudaa”.  Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).

Demikianlah sebagian dari keutamaan dan keistimewaan shalat shubuh yang kiranya menjadi pendorong bagi kita untuk semakin bersemangat menjaga dan melaksanakannya secara berjamaah di masjid.

Wallahu A’lam (301)


1 komentar: