Selasa, 21 Maret 2023

KEMULIAAN MENDATANGI ORANG YANG SUKA MEMAAFKAN

 

KEMULIAAN MENDATANGI ORANG YANG SUKA MEMAAFKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Memberi maaf, bagi sebagian orang sangat berat. Bahkan keinginannya ingin membalas jika dizhalimi atau diperlakukan tidak baik. Tetapi tentang memberi maaf, sungguh  Rasululllah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shadaqah, dan tidaklah menambah bagi SEORANG PEMAAF MELAINKAN KEMULIAAN dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (H.R at Tirmidzi)

Berbicara tentang meminta dan memberi maaf, kita mengetahui bahwa sebagian saudara saudara kita memiliki kebiasaan bahkan seolah olah mengharuskan dirinya UNTUK SALING MEMINTA DAN MEMBERI MAAF baik secara langsung,  melalui alat komunikasi ataupun media sosial menjelang bulan Ramadhan.

Kebanyakan saudara saudara kita ini melakukannya mungkin (?) karena mengikuti kebanyakan manusia. Sebagian ada pula yang bersandar kepada riwayat berikut ini :

Ketika Rasulullah sedang berkhutbah pada suatu shalat Jum'at (dalam bulan Sya'ban), beliau mengatakan Aamiin sampai tiga kali.  Dan para sahabat begitu mendengar Rasulullah mengatakan aamiin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan aamiin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasulullah berkata aamiin sampai tiga kali.

Ketika selesai shalat Jum'at para sahabat bertanya kepada Rasulullah, kemudian (beliau) menjelaskan : Bahwa ketika aku sedang berkhutbah, datanglah malaikat Jibril dan berbisik : Wahai Rasulullah amin-kan doaku ini. Doa Malaikat Jibril adalah : Yaa Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut : (1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya. (2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri. (3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Ketahuilah bahwa ternyata hadits dengan lafazh seperti ini tak jelas sumbernya.

Adapun salah satu hadits yang shahih disebutkan malaikat Jibril tentang Ramadhan  adalah dengan lafazh :

عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي

Dari Abu Hurairah,  Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda : Aamiin … aamiin … aamiin.

Para sahabat bertanya : Kenapa engkau berkata demikian wahai Rasulullah ?. Kemudian, beliau bersabda : Baru saja Jibril datang kepadaku dan berkata :  

(1) Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan, maka kukatakan : Aamiin. 

(2)  Kemudian, Jibril berkata lagi : Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah maka aku berkata : Aamiin.

(3) Kemudian, Jibril berkata lagi : Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu. Maka kukatakan : Aamiin. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih at Targhib.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa orang orang beriman senantiasa BERSEGERA memohon maaf ketika bersalah kepada saudaranya. Janganlah menunggu waktu atau momen tertentu seperti menjelang Ramadhan dan pada hari Lebaran untuk meminta maaf. 

Dan juga orang orang beriman haruslah suka memaafkan kesalahan saudaranya  SETIAP SAAT, KAPAN PUN BAIK DIMINTA ATAU TIDAK. Wallahu A'lam. (2.966).

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar