Sabtu, 02 Februari 2019

MANUSIA MENGELUHKAN KESULITANNYA KEPADA MANUSIA ?


MANUSIA MENGELUHKANKAN KESULITANNYA
 KEPADA MANUSIA ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap orang akan didatangi musibah sebagai ujian kapan saja Allah Ta’ala berkehendak. Ujian itu bisa terjadi pada dirinya, keluarga, harta atau yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman : 

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan : Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji ?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar  dan pasti mengetahui orang orag yang dusta. (Q.S al Ankabut 2-3).

Sungguh semua ujian berupa perkara musibah dan lainnya adalah ketetapan Allah Ta’ala yang pasti berlaku bagi setiap hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman :


قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakkal orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).

Nah, ketika menghadapi musibah berupa kehilangan harta misalnya, sebagian manusia MENGADU BAHKAN ADA YANG MENGELUHKAN musibah yang menimpanya kepada manusia. Ini tidak tepat. Ketahuilah bahwa sesungguhnya tempat mengadu dan mengeluhkan keadaan diri seorang manusia adalah Allah Ta’ala. Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.  

Perhatikanlah kisah Nabi Yusuf yang dibuang ke sumur oleh saudaranya dan mereka mengatakan kepada Ya’qub, bapak mereka, bahwa Yusuf telah dimakan srigala. Lalu menghadapi musibah ini Nabi Ya’qub dirundung kesedihan dan kesusahan yang sangat hebat. Tetapi beliau tidak  mengadukan  kepada manusia. Beliau mengadu kepada Allah Ta’ala, sebagaimana disebut dalam firman-Nya :

قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Dan (Ya’qub) menjawab : Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S Yusuf 86).

Dan akhirnya, beberapa tahun kemudian Nabi Ya’qub dipertemukan lagi dengan anaknya, Yusuf yang telah menjadi orang berpangkat pada satu kerajaan di Mesir. Begitulah pertolongan dan kasih sayang Allah datang kepada Nabi Ya’qub yang senantiasa mengadukan kesedihannya kepada Allah Ta’ala.

Imam Ibnul Qayyim berkata : Salah seorang dari kalangan salaf pernah melihat laki laki yang mengeluhkan atau mengadukan kemiskinan dan kebutuhan hidupnya kepada seseorang. Maka dia  pun menasehati laki laki itu : Wahai Fulan, demi Allah, tidak ada gunanya engkau mengeluhkan Dzat yang menyayangimu kepada orang yang tidak menyayangimu.

Imam Ibnul Qayyim juga berkata : Orang bodoh akan mengeluhkan Allah kepada manusia !. Sikap ini merupakan sikap orang yang benar benar tidak mengerti siapa yang dikeluhkan (yaitu Allah Ta’ala) dan tentang siapa yang dijadikan tempat meluapkan keluhannya (manusia).

Sebab SEANDAINYA DIA MENGENAL ALLAH TA’ALA, niscaya dia tidak akan mengeluhkan Allah Ta’ala. Dan seandainya dia mengenal manusia (yaitu makhluk, dengan segala kelemahan dan kekurangannya, pen.) niscaya dia tidak akan mengeluhkan kepada kepada mereka. (Kitab Fawaidul Fawaid).

Oleh karena itu ketika seorang hamba didatangi satu ujian berupa musibah maka mengadu, mengeluhlah kepada Allah Ta’ala saja. Berserah dirilah kepada-Nya, jangan kepada selain-Nya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Walahu A’lam. (1.533)



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar