Senin, 25 Februari 2019

APA YANG MEMBUAT MANUSIA MULIA


APA YANG MEMBUAT MANUSIA MULIA ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Hampir semua manusia ingin menjadi mulia. Lalu berbagai cara dan upaya dilakukan untuk meraih kemuliaan. Ada yang berusaha mengejar pangkat dan jabatan, mengejar harta. Bahkan ada pula yang membawa bawa nasabnya agar bisa disebut manusia mulia. 

Mungkin apa yang dilakukan ini tidak salah secara total karena sebagian manusia memang menghargai, menghormati dan memuliakan orang yang punya pangkat dan jabatan, punya harta yang banyak atau berasal dari keturunan darah biru (?). Ketahuilah bahwa kalaupun ada secuil kemuliaan disitu sifatnya SANGAT SEMENTARA DAN SEMUA AKAN SIRNA dalam waktu yang tak terlalu lama. Pada hal sebagian manusia mengejar pangkat, jabatan dan harta dengan cara cara YANG DIHARAMKAN ALLAH TA’ALA. 

Sungguh kemuliaan yang hakiki dan orang orang beriman harus  berlomba untuk mendapatkannya yaitu KEMULIAAN DI SISI ALLAH TA’ALA. Siapa mereka ?. Mereka adalah sebagaimana yang dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).

Diantara ulama yang mumpuni ilmunya telah menjelaskan makna mulia dalam ayat ini, Diantaranya :

(1) Syaikh as Sa’di berkata : Namun kemuliaan itu dengan sebab ketakwaan. Jadi manusia mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang paling bertakwa. (Siapa mereka ?). Yaitu orang YANG PALING BANYAK MELAKUKAN KETAATAN DAN PALING SEDIKIT BERBUAT MAKSIAT. Bukan orang yang paling banyak kerabatnya atau yang paling mulia nasabnya.

Allah Ta’ala Yang Mahatahu dan sangat mengetahui (bisa membedakan) orang yang melakukan ketakwaan secara zhahir dan bathin dari orang yang melakukannya secara zhahir saja. Lalu Allah membalas keduanya dengan balasan yang pantas. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

(2) Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin mengatakan : Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memandang hamba-Nya dengan memandang tubuh mereka. Apakah dia besar atau kecil, sehat atau sakit. Dan tidak memandang apakah dia canti atau buruk ?. Semua itu tidak ada artinya di sisi Allah. Allah juga tidak memandang nasab mereka apakah nasabnya tinggi atau rendah ?. Dan tidak memandang harta mereka atau yang lainnya sama sekali.

Tidak ada hubungan (indah)   Allah Ta’ala dengan makhluknya KECUALI DENGAN SEBAB KETAKWAAN. Orang yang paling takwa kepada Allah dialah orang yang paling dekat kepada-Nya dan paling mulia di sisi-Nya.  Kalau begitu, janganlah sekali kali kamu bangga dengan harta, kecantikan, badan, anak anak, istana dan kendaraanmu serta berbagai pernak pernik dunia yang lainnya. Sungguh jika Allah Ta’ala memberikan kepadamu taufiq untuk bertakwa maka ini adalah keutamaan (yang) Allah (anugerahkan) atas kamu. Hendaklah kamu memuji Allah Ta’ala. (Syarah Riyadush Shalihin).

Ketahuilah bahwa hal ini tampak semakna dengan sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ 

Dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian. (H.R Imam Muslim).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.558).
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar