Rabu, 20 Februari 2019

JAGALAH TUMA'NINAH KETIKA RUKUK DAN SUJUD


JAGALAH TUMA’NINAH KETIKA RUKUK DAN SUJUD

Oleh : Azwir B. Chaniago

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan cara shalat yang benar dan memerintahkan kita shalat menurut cara yang beliau lakukan. Beliau bersabda : 

وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي   
Dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (H.R Imam Bukhari).

Perintah shalat sebagaimana beliau berkaitan dengan seluruh aspek shalat. Diantaranya adalah bacaan shalat, gerakannya yang sempurna, waktunya yang harus dijaga, tempatnya (beliau shalat fardhu di masjid, bukan di rumah) dan yang lainnya.

Diantara kewajiban yang sangat ditekankan beliau dalam shalat adalah tuma’ninah. Tuma'ninah adalah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat. Diantara makna lain dari  tuma’ninah adalah memberikan hak kepada setiap gerakan shalat secara sempurna.

Rasulullah secara khusus telah mengingatkan para sahabat agar menyempurnakan rukuk dan sujud dengan menjaga thuma’ninah. Perintah ini tentu berlaku pula terhadap kita semua.  Beliau bersabda : 

أَتِمُّوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ فَوَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاكُمْ مِنْ بَعْدِ ظَهْرِي إِذَا مَا رَكَعْتُمْ وَإِذَا مَا سَجَدْتُمْ وَفِي حَدِيثِ سَعِيدٍ إِذَا رَكَعْتُمْ وَإِذَا سَجَدْتُمْ

Kalian sempurnakanlah rukuk dan sujud tersebut. Demi Allah, aku melihat kalian dari arah belakang punggungku ketika kalian rukuk dan sujud. (H.R Imam Muslim).

Tuma’ninah yang sering diabaikan sebagian mushalliin adalah ketika rukuk dan sujud. Belum sempurna rukuk sudah bangkit begitupun sujud. Sungguh Rasulullah sangat menekankan perkara ini. Beberapa bahaya dan kerugian bagi seorang yang mengabaikan tuma’ninah dalam rukuk dan sujud diantaranya adalah :
  
Pertama : Jika tak tuma’ninah dianggap pencuri dalam shalat.

Rasulullah telah mengingatkan bahwa orang yang mengabaikan  tuma’ninah disebut sebagai sejahat jahat pencuri dalam shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا

Sejahat jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya. Mereka (para sahabat) bertanya : Bagaimana dia mencuri dalam shalatnya ? Beliau menjawab : (dia)  tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. (H.R  Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’).

Bahkan Rasulullah bersabda tentang pencuri yang jelek ini dalam sabda beliau : “Lai maata haadzaa ‘alaa maa huwa ‘alaihi maata ‘alaa ghairi millati Muhammad” Kalau orang ini mati dengan kondisi shalat yang demikian, maka dia mati bukan di atas ajaran Muhammad” (H.R Abu Ya’la dan ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Kedua : Jika tak tuma’ninah diperintahkan Nabi supaya mengulang shalat.

Perhatikanlah satu hadits tentang seorang yang shalat lalu disuruh mengulang shalatnya oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sampai tiga kali karena mengabaikan tuma’ninah. Abu Hurairah berkata : “Sesungguhnya Nabi Salallahu ‘alaihi wsallam masuk masjid lalu seorang juga (masuk masjid) dan shalat. Kemudian dia datang kepada Nabi seraya mengucapkan salam, lalu Nabi membalas salamnya dan beliau bersabda : Kembalilah lalu lakukanlah shalat karena kamu belum shalat !.  Ini dilakukan sebanyak tiga kali.

Lalu orang itu berkata : Demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran !. Saya tidak bisa shalat lebih baik dari itu, maka ajarilah aku !. Beliau bersabda : Apabila kamu ingin shalat maka bertakbirlah kemudian bacalah yang mudah bagimu dari al Qur-an kemudian rukuklah sampai kamu thuma’ninah (tenang) dalam keadaan rukuk. Kemudian sujudlah sampai kamu thuma’ninah dalam keadaan sujud. Lalu bangkitlah dari sujud sampai kami tuma’ninah dalam keadaan duduk. Kemudian sujudlah kembali sampai kamu tuma’ninah dalam keadaan sujud. Kemudiaan berbuatlah seperti itu dalam shalat kamu seluruhnya”  (Mutafaqun ‘alaihi).

Ketahuilah bahwa  Allah tidak melihat shalat seseorang jika tak menyempurnakan, tidak tuma’ninah dalam  rukuk dan sujud.Diriwayatkan dari  Thalq bin Ali radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى صَلَاةِ عَبْدٍ لَا يُقِيمُ فِيهَا صُلْبَهُ بَيْنَ رُكُوعِهَا وَسُجُودِهَا

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat shalat seorang hamba yang  di dalam shalatnya tidak menegakkan tulang punggungnya di antara rukuk dan sujudnya. (H.R Imam Ahmad dan juga yang selainnya)

Nah, jika Allah Ta’ala tak melihat shalat kita karena tak menyempurnakan rukuk dan sujud,  lalu kemana kita memohon pahala amal ibadah kita ?. Na’udzubillahi min dzaalik.

Selain itu ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menggugurkan dosa hamba hamba-Nya melalui rukuk dan sujudnya sebagaiman riwayat dari Ibnu Umar berikut ini :

Suatu ketika, Ibnu Umar radhiallahu 'anhu melihat seorang pemuda yang memanjangan dan memperbagus shalatnya. Lalu Ibnu Umar berkata : Siapakah di antara kalian yang mengenal orang ini ?. Seorang laki-laki menjawab : Aku mengenal  orang itu.
Kemudian Ibnu Umar berkata :  Seandainya aku tahu siapa dia, niscaya aku suruh dia agar lebih memperpanjang rukuk dan sujudnya. Karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إن العبد إذا قام للصلاة أتي بذنوبه كلها فوضعت على عاتقيه، فكلما ركع أو سجد تساقطت عنه

Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri mengerjakan shalat, akan didatangkan semua dosa dosanya lalu diletakkan di atas kedua pundaknya. Setiap kali dia rukuk atau sujud maka berjatuhanlah dosa dosa (Lihat ash Shahihah nomor 1398)

Oleh karena itu maka orang orang beriman akan selalu menjaga tuma’ninah terutama sekali ketika  rukuk dan sujud dalam shalatnya agar shalatnya sempurna dan bernilai di sisi Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.552)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar