Rabu, 06 Februari 2019

PERIKSALAH SIAPA SAHABAT KARIBMU SAAT INI



PERIKSALAH SIAPA SAHABAT KARIBMU SAAT INI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Diantara ayat al Qur an yang berkaitan dengan  persahabatan atau pertemanan adalah sebagaimana firman-Nya :

وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا

Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang orang yang menyeru Rabb-nya pada pagi dan senja hari dengan  mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas. (Q.S al Kahfi 28).

Tentang ayat ini, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata : Dalam ayat ini TERDAPAT PERINTAH UNTUK BERTEMAN DENGAN ORANG ORANG BAIK. Perintah bersungguh sungguh bergaul dengan mereka walaupun mereka itu tergolong orang orang yang fakir, karena dengan menjalin persahabatan dengan mereka kita akan mendapatkan banyak sekali manfaat yang tidak bisa dihitung. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).   

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya. (H.R Abu Daud dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah)

Abu Sulaiman al Khatthabi berkata : Maksud dari sabda Nabi : “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya”, adalah jangan engkau bersahabat dekat kecuali dengan orang yang engkau ridhai agama dan amanahnya. Sungguh jika engkau berteman karib dengannya dia akan membimbingmu kepada agama dan pendapatnya (yang lurus).

Oleh karena itu janganlah engkau membahayakan agamamu juga dirimu dengan bersahabat atau berteman akrab dengan orang yang tidak diridhai dalam agama dan madzhab atau pendapatnya. (al Ibanah, Ibnu Bathal)

Jadi, seorang beriman wajib memperhatikan dengan siapa dia berteman karib atau bersahabat dekat karena bisa mempengaruhi kepada agamanya, sia sia waktu dan umurnya. Rasulullah bersabda : “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya”. (H.R.Abu Daud dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah)

Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi memberikan nasehat tentang memilih teman (sahabat atau teman dekat). Beliau berkata :   Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : (1) Orang yang berakal. (2)  Memiliki akhlak yang baik, (3) Bukan orang fasik (yang banyak berbuat dosa). (4) Bukan ahli bid’ah (yang suka mengada ada dalam agama) dan  (5)  Bukan orang yang rakus dengan dunia. (Mukhtasar Minhajul Qashidin)

Ketahuilah bahwa di akhirat kelak akan ada  manusia yang menyesal karena salah memilih teman akrab di dunia. Allah Ta’ala berfirman :

وَيَوْمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى ٱتَّخَذْتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلًا
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata : Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Q.S al Furqan 27-29)

Para ulama menjelaskan bahwa : Menggigit dua tangan maknanya adalah menyesali perbuatannya. Sedangkan si Fulan yang dimaksud adalah  syaithan (jenis jin) atau manusia yang telah menyesatkannya ketika berada di dunia.

Oleh karena itu telitilah siapa saja teman akrabmu saat ini. Jika seseorang salah dalam memilih teman akrab maka akan datang penyesalan di kemudia hari. Periksalah kembali siapa saja mereka :

(1) Apakah orang orang yang mengajak kepada jalan Allah, senang belajar ilmu, baik ibadahnya. Teman akrab yang seperti ini peliharalah pertemanan itu dengan baik dan sabar. Bermohonlah kepada Allah agar engkau diberi pula taufik untuk mengamalkan pula kebaikan dan keutamaannya. 

(2) Jika  teman akrabmu adalah orang orang yang suka hura hura, jarang mengingat Allah serta tak jelas ibadahnya maka jangan dimusuhi.  Beri nasehat dan doakan kebaikan baginya. Sekiranya tak ada perubahan kepada kebaikan maka dianjurkan BERHENTI BERSAHABAT KARIB DENGAN MEREKA.  

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.537)

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar