Kamis, 07 Februari 2019

HUKUMAN BUAT ORANG ZHALIM DISEGERAKAN


HUKUMAN BUAT ORANG ZHALIM DISEGERAKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kata zhalim bermakna : Bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, kejam. (Lihat KBBI). Kata zhalim pada hakikatnya memiliki arti melanggar hak orang lain dalam arti yang lebih luas. 

Perbuatan zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang lain dalam penderitaan dan kesengsaraan. Selain itu perbuatan zalim juga dicontohkan seperti melakukan kemungkaran, penganiayaan, mengambil  harta orang lain secara bathil, ketidak adilan dan perbuatan lainnya  yang tak menyenangkan. 

Ketahuilah bahwa perbuatan zhalim akan menjauhkan manusia dari petunjuk-Nya. Allah Ta’ala berfirman : 

وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Allah tidak memberi petunjuk kepada orang zhalim. (Q.S Ali Imran 86).

Pada hal orang orang beriman butuh petunjuk selama hidupnya di dunia ini. Oleh karena itu setiap saat kita berdoa kepada Allah terutama dalam shalat untuk memohon petunjuk-Nya yaitu jalan yang lurus, jalan hidup yang benar yang mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan tentu juga termasuk petunjuk agar tidak berbuat kezhaliman  :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Q.S al Fatihah 6).

Ketahuilah bahwa hukuman buat orang yang zhalim bukan hanya di akhirat tetapi bisa jadi sebagiannya disegerakan di dunia.

Dalam satu riwayat dari Abu Bakrah Nufai’ ibnul Harits radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Tidak ada satu dosa yang paling pantas untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala segerakan hukumannya di dunia disertai simpanan hukuman yang akan diperolehnya di akhirat, selain DOSA KEZHALIMAN dan memutuskan silaturahim.” (H.R Abu Dawud, dihasankan oleh  Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi`i)

Sungguh di zaman ini banyak manusia yang bemudah mudah melakukan kezhaliman terhadap orang lain. Seolah olah tak ada beban. Apalagi kalau dia memiliki PANGKAT, JABATAN DAN KEKUASAAN. Sebagian ada yang menipu dan membohongi orang lain, mengambil hartanya bahkan mengambil harta orang banyak melalui korupsi, menghinanya, MENCABUT KEMERDEKAAN DIRINYA dan banyak lagi yang lainnya.

Sangatlah banyak kisah yang menjelaskan bagaimana seseorang yang berlaku zhalim terhadap orang lain, lalu mendapat hukuman langsung di dunia sebelum hukuman yang lebih berat di akhirat kelak. Satu diantaranya adalah kezaliman yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Arwa bin Uwais. Dia melakukan kezhaliman  terhadap seorang shahabat   Sa‘id bin Zaid bin Amru bin Nufail.

Diriwayatkan pada zaman Bani Umayyah, Sa‘id bin Zaid mengalami suatu peristiwa berat yang selalu diperbincangkan oleh penduduk Madinah dalam waktu yang lama. Peristiwa itu disebutkan Imam al Bukhari dalam Shahih-nya, Imam Muslim dalam Shahih-nya, dan oleh yang lainnya dalam kitab-kitab sirah.

Berawal dari Arwa binti Uwais yang mengklaim bahwa Sa‘id telah merampas sebagian tanah miliknya dan menyatukannya dengan tanah milik Sa‘id. Ia menyebarkan hal tersebut di tengah-tengah manusia. Kezhalimannya pun terus berkelanjutan hingga ia mengadukan perkaranya kepada gubernur Madinah, Marwan bin Hakam.

Marwan mengirim beberapa orang utusan kepada Sa‘id untuk mengurus perkara tersebut dan perkara tersebut sempat menyulitkan Sa‘id.  Ia pun berkata : Mereka menganggap aku telah menzhalimi wanita tersebut. Bagaimana aku menzhalimi dirinya,  aku telah mendengar Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ طُوِّقَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِين

Barangsiapa yang menzalimi seseorang dalam hal sejengkal tanah, pada hari kiamat kelak ia akan dikalungi tujuh bumi.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Sa‘id kemudian berdoa karena ia telah dizalimi : Ya Allah, sesungguhnya dia telah mengklaim bahwa aku telah menzalimi dirinya. Jika ia berdusta maka butakanlah matanya dan lemparkanlah dia ke dalam sumurnya yang di sana dia berselisih denganku. Tampakkanlah cahaya kebenaranku di tengah-tengah kaum muslimin bahwa aku tidak menzaliminya.

Tak berselang lama setelah itu, mengalirlah air bah yang sangat deras dari jurang lembah di Madinah yang menyingkap batas pemisah antara tanah kedua orang tersebut. Akhirnya, menjadi jelaslah bagi kaum muslimin bahwa Sa‘id berada di pihak yang benar.

Sebulan setelah itu, si wanita tersebut mengalami kebutaan. Tatkala dia berkeliling di area tanahnya, dia jatuh ke dalam sumur yang di sana dia berselisih dengan Sa‘id.

Oleh karena itu takutlah untuk berbuat kezhaliman terhadap manusia karena  adzab Allah  menunggu orang orang zhalim, baik adzab di dunia maupun adzab di akhirat. Sekiranya seseorang  pernah menzhalimi orang lain maka bersegeralah meminta maaf dan ridha dari orang yang pernah dizhalimi. Kalau kezhaliman itu berupa harta bersegeralah mengembalikannya atau meminta ridhanya.

Ingatlah bahwa doa orang yang dizhalimi mudah untuk diijabah Allah Ta’ala, sebagaimana Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Takutlah kepada doa orang yang dizhalimi, sebab tidak ada hijab atau penghalang antara dia dengan Allah (untuk dikabulkannya doa itu). (H.R Imam Muslim)

Sungguh menghindar diri dari berbuat kezhaliman adalah salah satu jalan keselamatan menjalani hidup di dunia sampai ke negeri akhirat. Insya Allah ada manfaatnya baik kita semua. Wallahu A’lam. (1.540).















Tidak ada komentar:

Posting Komentar