Minggu, 03 Februari 2019

ALLAH TA'ALA MENUNJUKKAN MANUSIA DUA JALAN


ALLAH TA’ALA MENUNJUKKAN MANUSIA DUA JALAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia diberi akal  untuk bisa memilih yang terbaik bagi dunia dan akhiratnya. Dan Allah Ta’ala hanya menujukkan dua jalan  yang tersedia bagi manusia untuk  dipilih. Tak ada jalan yang ketiga.  Allah Ta’ala berfirman :

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

Kami telah menunjukkan kepadanya (manusia) dua jalan.(Q.S al Balad 10)

Imam Ibnu Katsir, dalam Kitab Tafsirnya antara lain menjelaskan bahwa : Para sahabat seperti Ibnu Mas’ud, Ibanu Abbas, Ali bin Abi Thalib, dan juga Mujahid (seorang Tabi’in murid Ibnu Abbas) dan yang lainnya mengatakan bahwa dua jalan itu bermakna JALAN KEBAIKAN DAN JALAN KEBURUKAN.      

Dan juga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengilhamkan pada diri manusia dua sifat yaitu fujur (sesuatu yang buruk) dan sifat takwa (sesuatu yang baik). Allah berfirman :


فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا

Maka Dia (Allah) mengilhamkan (menunjukkan) kepada (jiwa itu jalan) jalan kefasikan dan ketakwaan.  (Q.S asy Syam 8)

Selanjutnya, Imam Ibnu Katsir mengambil hubungan ayat ini pula dengan surat al Insan ayat 3. “Inna hadainaahus sabiila imma syaakirau wa imma kafuura” Sesungguhnya kami telah menunjukinya (manusia) jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

Allah Ta’ala berfirman :

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ

 Dan katakanlah (wahai Muhammad) kebenaran itu datang dari Rabbmu, maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah dia beriman dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah dia kafir. (Q.S al Kahfi 29)

Ketika ada dua jalan yang bisa dipilih maka manusia hanya bisa selamat di dunia dan selamat pula di  akhirat kelak  kalau dia memilih  jalan kebaikan. Jalan kebaikan itu  adalah jalan yang lurus yaitu iman dan amal shalih. Dan jalan kebaikan itu tak boleh tercampur dengan jalan keburukan.

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan tentang larangan mencampur yang haq dengan yang bathil, kebaikan dengan keburukan. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya. (Q.S al Baqarah 42)

Syaikh as Sa’di berkata : Dan barang siapa mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil dan dia tidak membedakan antara yang ini dan yang itu, pada hal dia tahu akan hal itu lalu dia menyembunyikan yang hak  yang dia tahu pada hal dia diperintahkan untukk menampakkannya maka dia tergolong pada penyeru penyeru kepada neraka Jahannam. (Tafsir Karimir Rahman).

Jadi ada dua jalan yang bisa dipilih. Imam Ibnul Qayyim memberikan beberapa nasehat, beliau berkata : Bahwa satu wadah baru bisa diisi dengan sesuatu JIKA KOSONG DARI LAWAN SESUATU ITU. Beliau memberikan beberapa contoh, diantaranya  : 

(1) Apabila hati seseorang dipenuhi oleh keyakinan dan rasa cinta terhadap perkara yang bathil maka TIDAK ADA LAGI RUANG didalam hatinya untuk menempatkan keyakinan dan rasa cinta terhadap perkara yang haq.

(2) Demikian pula anggota tubuh, jika telah disibukkan dengan selain ketaatan epada Allah Ta’ala maka TIDAK MUNGKIN anggota tubuh itu dapat disibukkan dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, kecuali setelah dikosongkan terlebih dahulu dari perbuatan yang berlawanan tersebut.

(3) Demikian pula, apabila lidah seseorang terbiasa disibukkan dengan membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat NISCAYA DIA TIDAK MUNGKIN berbicara tentang sesuatu yang bermanfaat baginya, kecuali setelah lidahnya dikosongkan terlebih dari perkataan perkataan yang bathil. 

(4) Hati pun demikian, jika sudah sibuk mencintai sesuatu selain Allah Ta’ala, sibuk dengan keinginan terhadap sesuatu selain Allah  serta sibuk merindukan dan larut kepada selain Allah PASTILAH IA TIDAK BISA sibuk untuk mencintai Allah dan menginginkan-Nya, juga dalam  pertemuan dengan-Nya, kecuali setelah hati itu dikosongkan dari keterkaitannya kepada selain Allah Ta’ala. (Kitab Fawaidul Fawaid)  

Oleh karena itu seorang beriman haruslah berusaha memilih jalan kebaikan yaitu dengan cara mengosongkan diri dari segala sesuatu yang mendatangkan keburukan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.535)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar