Selasa, 05 Februari 2019

SUNGGUH MERUGI ORANG YANG MENZHALIMI SAUDARANYA


SUNGGUH MERUGI ORANG YANG MENZHALIMI SAUDARANYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kata saudara yang dimaksud pada judul tulisan ini bukan sekedar saudara se nasab atau satu keturunan tapi lebih luas yaitu saudara seiman dan se akidah. Kenapa ?. Karena sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa orang orang beriman adalah bersaudara, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

Sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara. (Q.S al Hujuraat 10). 

Ketahuilah bahwa persaudaraan yang dimaksud adalah   dengan ikatan iman.  Inilah tali persaudaraan yang amat kuat. Tidak dihambat oleh batas negara, suku, bahasa dan yang lainnya,  tetapi diikat oleh tali iman dan akidah yang sama.  Persaudaraan ini  bukan saja di  dunia namun  insya Allah akan terus ada sampai ke akhirat.

Oleh karena itu, sungguh merugi jika seorang beriman menzhalimi saudaranya karena Allah Ta’ala telah mengharamkan perbuatan zhalim apalagi kepada saudara sendiri.
Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala mengharamkan diri nya berbuat zhalim dan mengharamkan pula hamba hamba-Nya untuk berbuat zhalim.

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ أَنَّّهُ قَالَ يَا عِبَادِيْ إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا

Dari Abi Dzar al Ghifari, semoga Allah meridhainya,    dari Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam  menyampaikan apa yang diterimanya dari Rabbnya, bersabda : Wahai hamba hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. (H.R Imam Bukhari, dalam Adabul Mufrad, Imam Muslim, dan selainnya).

Lalu apa makna kata  zhalim ?. Kata zhalim bermakna : Bengis, tidak menaruh belas kasihan; tidak adil; kejam. (Lihat KBBI). Kata zhalim pada hakikatnya memiliki makna melanggar hak orang lain dalam arti yang lebih luas. perbuatan zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang lain dalam penderitaan dan kesengsaraan. Selain itu perbuatan zalim juga dicontohkan seperti melakukan kemungkaran, penganiayaan kemusnahan harta benda, serta ketidak adilan.

Imam adz Dzahabi, juga memberikan tiga contoh perbuatan zhalim terhadap manusia, yaitu : 

Pertama : Memakan harta  dengan cara yang bathil.

Kedua : Menzhalimi manusia dengan cara membunuh, melukai, memukul dan yang lainnya.

Ketiga : Menzhalimi manusia dengan celaan, laknat dan tuduhan dusta.

Ketahuilah WAHAI ORANG ORANG YANG SUKA BERLAKU ZHALIM  bahwa Allah Ta’ala tak pernah lengah terhadap apa yang dilakukan orang orang zhalim. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ

Dan janganlah engkau mengira bahwa Allah Ta'ala’lengah dari APA YANG DIPERBUAT OLEH ORANG ORANG ZHALIM. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu mata (mereka) terbelalak. (Q.S Ibrahim 42)

Ketahuilah bahwa kezhaliman akan mendapat balasan dari Allah Ta’ala  di dunia dan balasan di akhirat pasti lebih berat lagi.

Pertama : Balasan di dunia.

Sungguh setiap saat kita berdoa kepada Allah terutama dalam shalat untuk memohon petunjuknya yaitu jalan yang lurus, jalan hidup yang benar yang mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat  :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Q.S al Fatihah 6).

Ketahuilah bahwa perbuatan zhalim akan menjauhkan manusia dari petunjuk-Nya. Allah Ta’ala berfirman : 

وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Allah tidak memberi petunjuk kepada orang zhalim. (Q.S Ali Imran 86)

Abu Bakrah Nufai’ ibnul Harits radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Tidak ada satu dosa yang paling pantas untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala segerakan hukumannya di dunia disertai simpanan hukuman yang akan diperolehnya di akhirat, selain DOSA KEZHALIMAN dan memutuskan silaturahim.” (H.R Abu Dawud, dihasankan oleh  Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi`i)

Kedua : Balasan di akhirat.  

(1) Sungguh kezhaliman yang  diperbuat seseorang di dunia  akan mengurangi pahalanya atau menambah dosanya di akhirat sehingga dia menjadi bangkrut. Rasulullah bersabda  : “Man kaanat ‘indahu mazhlimatun  li akhiihi falyatahalalhu minhaa, fainnahu laisa tsumma diinaaran walaa dirhamun minqabli aiyu’khadza li akhiihi min hasanaatihi, failam yakun lahuu hasasanatun akhidzun min syaiyiati  akhiihi fatharihat ‘alaihi.”

Barang siapa yang memiliki kezhaliman terhadap saudaranya maka hendaklah dia meminta kehalalan (maaf) kepadanya, karena kelak di akhirat tidak ada lagi dinar dan dirham, sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia zhalimi), bila tidak memiliki kebaikan maka keburukan saudaranya (yang dia zhalimi) akan diberikan kepadanya (H.R Imam Bukhari).

Hal ini juga sejalan dengan makna hadits tentang orang yang muflis  yaitu tentang orang yang bangkrut di akhirat kelak. Pada hari akhirat kelak akan ada manusia yang datang dengan membawa   pahala amalnya. Tetapi akhirnya habis karena harus dipindahkan kepada orang orang yang menuntutnya yaitu orang orang yang  pernah dizhaliminya di dunia. Bahkan setelah pahala amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan kepadanya. Na’udzubillahi min dzalik.

Dari Abu Hurairah,  bahwasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada para sahabat : "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan. Rasulullah  bersabda :
 "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (H.R Imam Muslim)

(2) Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam juga telah  menjelaskan tentang keburukan yang akan menimpa orang zhalim, yaitu sebagaimana sabda beliau :

وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ فَإِنَّهُ عِنْدَ اللَّهِ ظُلْمَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ulama kita menerangkan dengan berpatokan pada hadits di atas bahwa kezaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah atau jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi pelakunya. (Syarhu Shahih Muslim). 

(3) Orang-orang yang dzalim tidak memiliki penolong, teman dekat dan pemberi syafaat.Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa orang zhalim tidak memiliki penolong yaitu sebagaimana firman-Nya : 

وَ مَا لِلظّٰلِمِیۡنَ مِنۡ اَنۡصَارٍ

Dan tidak ada seorang  penolong pun  bagi orang orang zhalim. (Q.S Ali Imran 192)

Allah Ta’ala berfirman :

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Tidak seorang pun teman setia bagi orang zhalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya). (Q.S al Mu’min 18).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Ada dua golongan dari umatku yang tidak akan memperoleh syafaatku yaitu PEMIMPIN YANG ZHALIM lagi lalim dan setiap orang yang ghuluw yang keluar atau menyimpang dari agama”. (H.R ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani)

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.536).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar