Rabu, 06 Februari 2019

JANGAN MENCELA SAUDARAMU YANG BERBUAT KEBURUKAN


JANGAN MENCELA SAUDARAMU YANG BERBUAT KEBURUKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kalau kita perhatikan ternyata saat ini masih ada saudara saudara kita sesama muslim yang masih suka berbuat dosa, keburukan  dan maksiat. Ada yang maksiatnya berat bahkan terus menerus dilakukan. Ada pula maksiat atau keburukannya ringan dan tak sering dilakukan. 

Sementara itu ibadah mereka hampir tak ada.  Hawa nafsunya diperturutkan,   rayuan syaithan telah menggelincirkannya dan kemilau dunia telah menggodanya. Rasa takutnya kepada Allah Ta’ala seakan  sudah hilang. Pada hal dia memiliki akidah yang sama dengan kita. 

Melihat keadaan yang demikian maka sebagai saudara janganlah pernah sekalipun mencela mereka ataupun menghina dan merendahkannya. Bahkan saudara saudara kita ini patut dikasihani karena telah menzhalimi dirinya sendiri. 

Sungguh syariat Islam melarang umatnya untuk mencela karena mencela adalah termasuk bagian dari menyakiti saudara sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya kekufuran. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Allah Ta’ala  melarang perbuatan menyakiti orang lain sebagaimana firman-Nya :

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Q.S al Ahzab 58)

Ketahuilah bahwa mencela termasuk bagian dari merusak kehormatan seseorang yang Rasulullah telah melarangnya sebagaimana sabda beliau :  

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ

Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram atas kalian.. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Lalu datang pertanyaan, apa yang dianjurkan untuk dilakukan terhadap saudara kita yang berada dalam dosa dan kemaksiatan ?. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan.  INTINYA ADALAH  BERBUAT BAIKLAH KEPADANYA. Sebagai saudara dia berhak mendapat kebaikan dari saudaranya. Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam  bersabda :

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai (kebaikan itu) untuk dirinya sendiri. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Diantara perbuatan baik yang dianjurkan dalam hal ini adalah :

(1) Memberinya nasehat.

Hakikat nasehat adalah menginginkan kebaikan bagi seseorang. Sungguh memberi nasehat kepada seseorang terkadang bahkan bisa jadi lebih berharga dari memberinya harta.

Allah Ta’ala mengingatkan agar manusia saling menasehati diantara mereka sehingga menjadi manusia yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Sungguh,  manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih SERTA SALING MENASEHATI untuk kebenaran dan SALING MENASEHATI untuk kesabaran. (Q.S al ‘Asr 2-3).

Memberi nasehat adalah termasuk tolong menolong dalam kebaikan yang diperintahkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S al Maidah 2).

Fudhail bin Iyadh berkata : Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasehatinya. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya.” (Jaami’ul Ulum wal Hikam).

(2) Mendoakan kebaikan baginya.

Ketahuilah bahwa mendoakan sesama orang beriman adalah kebiasaan para Nabi dan orang orang shalih Diantaranya sebagaimana firman Allah Ta’ala :

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa : Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sungguh Engkau Maha Penyantun dan Maha Penyayang.   (Q.S al-Hasyr 10)

Sungguh  mendoakan seseorang memberikan manfaat bagi yang didoakan dan juga bagi yang mendoakan. Rasulullah bersabda :

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ

Tidak ada seorang hamba Muslim yang berkenan mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan kecuali malaikat mendoakan orang yang berdoa tersebut dengan kalimat : Kamu juga mendapat sama  sebagaimana doa yang kamu ucapkan. (H.R Imam Muslim).

Jadi kesimpulannya adalah ketika seseorang melihat saudaranya jatuh kepada keburukan berupa dosa dan maksiat maka sangatlah dianjurkan untuk : (1) Tidak mencela, menghina ataupun merendahkannya. (2) Berilah nasehat dengan cara yang bijak. (3) Doakan agar Allah Ta’ala  memberi petunjuk kepadanya agar dia mampu meninggalkan perbuatan buruknya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.538)  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar