Rabu, 15 Maret 2017

TIGA MACAM NAFSU ATAU SIFAT JIWA MANUSIA



TIGA MACAM  NAFSU ATAU SIFAT  JIWA MANUSIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Imam Ibnul Qayyim, dalam Kitab ar Ruh  berkata : Para ulama menyebutkan bahwa nafsu atau jiwa manusia memiliki tiga sifat yang berbeda. Satu sifat bisa mengalahkan yang lain.Tiga sifat  nafsu atau jiwa dimaksud disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, yaitu : 

Pertama : An Nafsu al Muthmainnah yaitu jiwa yang tenang.
Satu diantaranya adalah nafsul muthma’innah. Ini disebutkan dalam al Qur-an pada surat al Fajr 27-28. Allah Ta’ala berfirman : “Yaa aiyuhan nafsul muthmainnah. Irji’ii ilaa rabbika radhiatan mardhiyah”.  Wahai jiwa yang tenang !. Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

Imam Ibnul Qayyim mengutip perkataan : (1) Qatadah bahwa yang dimaksud dengan jiwa yang muthma’innah (tenang) adalah jiwa orang mukmin. Jiwanya tenang dengan apa yang dijanjikan Allah kepadanya. (2) Mujahid berkata : Yang  dimaksud dengan jiwa yang muthma’innah ialah jiwa yang bertaubat dan khusyuk yang meyakini bahwa Allah adalah Rabb-nya. Matanya sejuk dengan perintah-Nya dan taat kepada-Nya serta yakin suatu saat akan berjumpa dengan-Nya.

Kedua : An Nafsu al Lawwaamah yaitu jiwa yang suka menyesali dirinya sendiri).
Ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al Qiyamah 1-2. Allah Ta’ala berfirman : “Laa uqsimu bi yaumil qiyaamah. Wa laa uqsimu bin nafsil lawwamah”. Aku bersumpah demi Hari Kiamat dan Aku bersumpah dengan jiwa yang suka menyesali (dirinya sendiri).

Dalam Tafsir al Baghawi dinukil perkataan al Farra’ yang menjelaskan bahwa jiwa jenis ini : Tidaklah dia mendapatkan dirinya bertakwa atau bermaksiat kecuali dia selalu mencela atau menyesali dirinya sendiri. (1) Apabila dia melakukan kebaikan maka jiwa tersebut berkata : Mengapa saya tidak menambahnya. (2) Apabila dia melakukan keburukan maka jiwa itu berkata : Seandainya saya tidak melakukannya.

Syaikh as Sa’di berkata : “Aku bersumpah dengan jiwa yang suka menyesali (dirinya sendiri)” .  Ini mencakup seluruh jiwa yang baik dan yang keji. Disebut sebagai jiwa yang amat menyesali karena banyak berganti warna, berulang ulang dan tidak berada dalam satu keadaan. Dan karena jiwa ini mencela orangnya pada saat meningggal dunia, atas apa yang telah dilakukan. Sedangkan jiwa orang beriman mencela orangnya ketika berada di dunia atas kemalasan atau tidak menunaikan kewajiban secara sempurna atau karena kelalaian. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Ketiga : An Nafsu al Ammaarah bis Suu’  yaitu jiwa yang suka memerintahkan kepada keburukan.
Ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Yusuf 53. Allah Ta’ala berfirman : “Wa maa ubarri-u nafsii, innan nafsa la-ammaaratun bisssuu-i illaa maa rahima rabbii, inna rabbii ghafurur rahiim”. Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Yusuf 53).

Imam ath Thabari berkata : Sesungguhnya jiwa yang dimaksud jiwa jiwa hamba yang memerintahkan kepada seluruh apa yang dia inginkan oleh nafsunya, meskipun bukan pada sesuatu yang diridhai oleh Allah Ta’ala. (Tafsir ath Thabari). 

Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya nafsu itu sering sekali memerintahkan pemiliknya untuk berbuat keburukan yakni perbuatan keji dan segala dosa. Sesungguhnya jiwa merupakan kendaraan tunggangan syaithan.

Dari situlah syaithan menyusup ke dalam diri manusia. “kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku” sehingga Dia menyelamatkannya dari jiwanya yang selalu memerintahkan kepada keburukan maka jiwanya menjadi jiwa yang merasa tenang dengan Rabb-nya. Patuh terhadap penyeru hidayah, enggan terhadap penyeru kenistaan. Kebaikan ini bukan berasal dari jiwa itu sendiri. Akan tetapi merupakan curahan keutamaan dan rahmat Allah kepada hamba hamba-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Itulah tiga macam nafsu atau sifat jiwa manusia yang disebutkan dalam al Quran dan juga penjelasan maknanya dari para ahli Tasir.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (988)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar