Minggu, 12 Maret 2017

BANYAK KESEMPATAN DAN JALAN UNTUK BERDAKWAH



BANYAK KESEMPATAN DAN JALAN UNTUK BERDAKWAH 

Oleh  Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala  memuji  hamba hamba-Nya yang  berdakwah fii sabiilillah. Allah berfirman : “Waman ahsanu qaulan mimman  da’aa ilallahi wa ‘amila shalihan wa qaala innanii minal muslimiin” Dan siapakah yang yang lebih baik perkataannya daripada orang orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal shalih dan berkata, sungguh aku termasuk orang orang muslim.  (Q.S Fussilat 33).

Lalu apa makna dakwah. Syaikh Fawwas as Suhaimi berkata : Dakwah adalah mengajak orang lain agar melakukan segala perintah Allah baik berupa ucapan atau amalan dan meninggalkan segala larangan Allah baik berupa ucapan atau perbuatan (Usus Manhaj as Salaf fii ad Da’wah).

Memiliki ilmu yang banyak sebelum berdakwah tentulah sangat baik. Bagaimana mungkin seorang berdakwah tanpa ilmu yang cukup. Bisa jadi dakwahnya menyesatkan manusia dari jalan Allah.

Namun demikian sungguh sangatlah banyak kesempatan dan jalan untuk berdakwah, diantaranya : 

(1) Bisa dengan lisan memberi tausiyah atau nasehat kepada perorangan atau kelompok.

(2) Bisa dengan tulisan sendiri dan bisa juga dengan tulisan orang lain yang di reshare melalui medsos atau diperbanyak dengan photo copy. 

(3)   Bisa juga dengan membeli mushaf al Qur an plus terjemahannya, Kitab Tafsir,  Kitab hadits dan syarahnya, Kitab tentang akidah dan fikih serta buku buku yang bermanfaat bagi kaum muslimin lalu dibagi bagikan.

Ketahuilah bahwa sekarang ini sangatlah banyak buku ukuran saku yang diterbitkan misalnya buku kumpulan doa dan dzikir, tentang akhlak, tentang cara beribadah dan yang lainnya. Buku buku ukuran saku ini sangat banyak peminat untuk membacanya dan harganya saat ini dibawah masih 10 ribu rupiah per buku. Jadi dengan uang yang tidak terlalu besar seseorang bisa juga berdakwah melalui buku buku  yang dibagikan kepada orang orang yang membutuhkan.

Oleh karena itu janganlah seseorang membayangkan bahwa berdakwah itu adalah mesti berdiri di mimbar  di hadapan orang banyak, memegang mikrofon, memberi nasehat dengan membawakan ayat ayat al Qur an dan hadits Nabi serta perkataan para ulama. Bukan, bukan itu saja.

Jika mengacu kepada makna  dakwah maka berarti  berdakwah itu sangat luas dan banyak kesempatan bagi seorang hamba untuk melakukannya meskipun secara sangat terbatas sesuai kemampuannya. Diantara contohnya adalah :

(1) Ketika  seseorang mempunyai  anak atau keponakan  berumur empat  atau lima tahun ataupun kurang dari itu lalu diajarkan membaca basmalah sebelum makan dan mengingatkan agar makan dengan tangan kanan itu adalah dakwah.

(2)  Ketika datang waktu shalat lalu seseorang bersegera pergi ke masjid maka itu bisa disebut juga berdakwah yaitu memperlihatkan (tanpa perasaan riya’)  perbuatan baik kepada orang orang disekitar sehingga tergugah pula hatinya untuk shalat berjamaah ke masjid.

(3) Dengan menunjukkan akhlak mulia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, disebutkan suatu kisah ketika Fathul Makkah. Beberapa saat setelah Rasulullah dan para sahabat memasuki kota Makkah, Abu Bakar ash Shiddiq memapah ayahnya yang sudah tua dan lemah, bernama Abu Kuhafah, mendatangi Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Abu Kuhafah waktu itu masih musyrik, belum masuk Islam. 

Pada saat bertemu Rasulullah, maka Rasulullah berkata : “Wahai Abu Bakar, seandainya engkau biarkan ayahmu beristirahat saja dan jika beliau ada keperluan maka akulah yang akan  mendatangi kerumahnya untuk memenuhi keperluannya. 
        
Subhanallah, perkataan Rasulullah tersebut ternyata membuat Abu Kuhafah sangat kagum kepada akhlak Rasulullah yang luar biasa mulianya. Kenapa sangat kagum, karena Abu Kuhafah tahu betul bahwa  Muhammad adalah Rasulullah,  Kepala Negara Islam. Muhammad adalah Panglima perang yang hebat. Pernah menghancurkan pasukan kafir Quraisy di Perang Badar.

Hari ini Muhammad bersama sahabatnya telah menaklukkan kota Makkah bahkan tanpa perlawanan. Pada saat penaklukan Makkah hari ini pastilah dia memiliki urusan dan kesibukan yang banyak.

Dengan keadaan yang demikian itu, ternyata Muhammad masih berniat datang kerumahku bila aku ada keperluan dengannya. Bukan aku yang harus datang menemuinya.  Sungguh, kata Abu Kuhafah ia sangat menghargaiku sebagai orang tua yang sudah lemah dan disuruh untuk beristirahat saja di rumah. Alangkah mulianya akhlak Rasulullah ini.

Seketika itu juga, dalam keadaan  kagum yang luar biasa, tanpa ada yang menyuruh, Abu Kuhafah lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, masuk Islam.

Dalam peristiwa ini, Rasulullah belum membacakan satu ayat pun untuk mengajak apalagi memaksa Abu Kuhafah masuk Islam.  Beliau hanya mengucapkan perkataan yang terpuji  karena menghormati orang tua yang sudah lemah. Dan inilah akhlak mulia yang bermanfaat dalam dakwah. Dan memang salah satu penopang keberhasilan dakwah Rasulullah adalah akhlak beliau yang terpuji.

Jadi ternyata bahwa hakikatnya setiap orang bisa berdakwah sesuai dengan kemampuannya meskipun memiliki ilmu yang masih sangat sedikit tetapi kreatif dan memang ada semangat untuk berdakwah. 

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan berita gembira kepada seseorang yang menunjukkan jalan kebaikan (berdakwah) kepada orang lain. Beliau bersabda : “Man dalla ‘ala khairi fa lahu ajri faa’ilih”. Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala (orang) yang melakukannya. (H.R Imam Muslim)

Imam an Nawawi rahimahullah berkata (tentang seorang yang berdakwah) : Ia menunjukkan (kebaikan) dengan perkataan, lisan, isyarat dan tulisan.

Kalau begitu mau menunggu apalagi. Wahai hamba hamba Allah, segeralah berdakwah sesuai kemampuan dan kesempatan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (982)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar