Sabtu, 11 Maret 2017

TAK KENAL MAKA TAK BENCI KEPADA MUNAFIK



TAK KENAL MAKA TAK BENCI KEPADA MUNAFIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Siapa itu munafik ?. Munafik adalah orang yang memiliki sifat nifak. Nifak artinya menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk. Mereka menampakkan ke-islaman tetapi menyembunyikan kekufuran.

Sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu Katsir, nifak adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. Sementara itu, Ibnu Juraij mengatakan : Orang munafik ialah orang yang omongannya menyelisihi tindak-tanduknya, batinnya menyelisihi lahiriahnya, tempat masuknya menyelisihi tempat keluarnya, dan kehadirannya menyelisihi ketidak-adaannya. (‘Umdah at-Tafsir I/78).

Ternyata di zaman kita ini semakin banyak orang orang menjadi munafik karena berbagai kepentingan dunia. Kemunafikan mereka sering mudah diketahui. Mereka menggandeng orang kafir menjadi teman yang akan dibelanya. Dan sebaliknya mereka berusaha melemahkan perjuangan orang orang beriman untuk menegakkan agamanya. Mereka melakukan berbagai usaha tercela tanpa peduli Allah Ta’ala akan murka kepadanya.

Oleh karena itu orang orang beriman harus semakin waspada dan berusaha keras menghambat kelakukan buruk mereka terhadap Islam. Untuk itu, adalah sangat baik kalau kita berusaha mengenal lebih jauh tentang tanda dan sifat sifat munafik ini. Orang bijak berkata : TAK KENAL MAKA TAK BENCI.

Diantara tanda tanda munafik  berdasarkan penjelasan Rasulullah adalah sebagaimana disebutkan dalam sabda beliau : “Ayatul munafiqi tsalats, Idzaa haddatsa kadzaba, wa idzaa wa’ada akhlafa wa idzaa tumina khaana”. Tanda tanda orang munafik  ada tiga (1) Apabila berkata dia bohong (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi amanat ia berkhianat (H.R Imam Muslim).

Sungguh orang orang munafik adalah manusia yang bernilai sangat buruk dimata Allah dan akan ditempatkan di neraka yang paling bawah. Allah berfirman : “Innal munaafiqiina fiddarkil asfali minannaar. Walan tajida lahum nashiiraa”.  Sungguh orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S an Nisa’ 145).
 
Allah Ta’ala telah membuat permisalan yang buruk terhadap orang orang munafik yakni mereka  akan berada dalam kegelapan. Allah berfirman : “Matsaluhum kamatsalil ladziis tauqada naaraa, falammaa adhaa-atmaa haulahuu dzahaballahu binuurihim wa tarakahum fii zhulumaatin laa yubshirun”   Perumpamaan mereka (orang munafik) seperti orang orang yang menyalakan api. Setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan dan tidak dapat melihat. (Q.S al Baqarah 17). Na’udzubillahi min dzaalik.

Sungguh dalam banyak ayat al Qur an, Allah Ta’ala telah menjelaskan pula tentang sifat dan kelakuan buruk orang orang munafik. Diantaranya sebagaimana disebutkan dalam surat an Nisa’ 142-143.

“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak masuk kepada golongan ini (orang orang  beirman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang orang kafir), maka kamu sekali kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.”

Tentang surat an Nisa’ 142-143 ini, Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memberitakan (penjelasan)  tentang orang orang munafik dan sifak buruk mereka serta tanda tanda keburukan mereka :

(1) Bahwa jalan mereka adalah menipu Allah Ta’ala yaitu mereka menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran dengan tindakan. Mereka mengira bahwa hal itu tidak dilihat oleh Allah Ta’ala dan tidak diketahui oleh-Nya dan tidak menampakkannya kepada hamba hamba-Nya yang lain. Pada hal sebenarnya Allah-lah yang membalas tipuan mereka.

(2) Dan diantara sifat mereka adalah bahwa “apabila mereka berdiri untuk shalat”  bila mereka melakukan shalat, yang merupakan ketaatan yang paling agung, “mereka berdiri dengan malas”. Mereka merasa berat dan menggerutu dalam melakukannya. Rasa mala situ tidaklah ada kecuali karena tidak adanya kehendak dari hati mereka untuk melakukannya. Dan sekiranya bukan karena hati mereka  yang kosong dari keinginan kepada Allah dan kepada apa yang ada di sisi-Nya serta tidak ada keimanan, pastilah tidak aka nada rasa malas dari mereka.

(3) “Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia” yaitu inilah yang 
menjadi harapan dalam hati kecil mereka yaitu agar manusia melihat mereka. Mereka bermaksud agar manusia memandang mereka hingga manusia menghormati dan membesarkan mereka namun mereka tidak ikhlas karena Allah Ta’ala.

(4) Karena itulah “tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” tersebab hati mereka yang telah dipenuhi oleh sifat riya’. Sesunguhnya dzikir kepada kepada Allah Ta’ala itu dan konsisten terhadapnya tidaklah akan terjadi kecuali dari seorang hamba yang hatinya penuh dengan kecintaan kepada Allah Ta’ala serta ke agungan-Nya.

(5) “Mereka dalam keadaan ragu ragu antara yang demikian (iman atau kafir) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang orang kafir)” Maksudnya merekabimbang  antara golongan orang beriman dan kelompok orang kafir. Mereka tidak bersama kelompok orang beriman, lahir maupun bathin. Dan tidak juga bersama kelompok orang kafir lahir maupun bathin. Mereka, orang munafik, memberikan bathin kepada kelompok orang orang kafir dan memberikan lahir kepada kelompok orang orang beriman. (Sungguh) inilah kesesatan yang harus diperhitungkan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Itulah sebagian penjelasan dari al Qur an tentang sifat sifat buruk orang munafik dan mereka senantiasa berkongsi dengan orang oran kafir untuk melemahkan Islam.
Wallahu A’lam. (981).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar