Kamis, 23 Maret 2017

ALLAH TIDAK SELALU MENYEGERAKAN ADZAB DI DUNIA KEPADA MANUSIA DURHAKA



ALLAH TIDAK SELALU MENYEGERAKAN  ADZAB  DI DUNIA
KEPADA MANUSIA DURHAKA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Disetiap zaman selalu ada manusia yang durhaka kepada Allah Ta’ala. Bermaksiat kepada Rabb-nya. Menentang bahkan menghina ayat ayat Allah dengan berbagai cara. Adapula yang mengatakan ayat ayat al Qur an sudah tidak relevan dengan zaman sehingga perlu direvisi. Ada pula yang meminta kepada selain Allah seperti meminta kepada orang yang mereka beri gelar wali lalu mendatangi kuburnya dan berdoa disitu. Adapula orang  Islam yang bekerjasama dengan orang orang kafir untuk memadamkan agama Allah. 

Ada pula yang durhaka kepada Allah melalui ucapan atau DALAM MEMBERIKAN KESAKSIAN DIHADAPAN HAKIM ataupun dalam perbuatan yaitu berkongsi dengan orang orang kafir untuk melemahkan Islam. Aneh memang, ADA SEBAGIAN MEREKA YANG DURHAKA INI bergelar Doktor bahkan Profesor ataupun Kiyai.  Padahal mereka tidak bisa membantah bahwa mereka hidup dibumi ciptaan Allah. Makan dan menikmati rizki dari Allah Ta’ala. Ketahuilah bahwa engkau  harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu dihadapan Allah. 

Allah Ta’ala berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya”. (Q.S al Isra’ 36). 

Allah Ta’ala berfirman : “Wa latus-aluunna ‘ammaa kuntum ta’malum”. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S an Nahl 93).
Melihat tingkah polah manusia durhaka yang  memalukan ini maka banyak orang orang yang  imannya benar merasa geram, gerah,  marah dan bisa jadi ada yang  mendoakan keburukan agar laknat Allah mendatangi  orang orang durhaka dan zhalim ini. Sebagian orang orang beriman menginginkan agar  laknat Allah diturunkan kepada mereka di dunia ini dan dapat disaksikan orang banyak.
 
Lalu ada  yang bertanya : KENAPA ALLAH TA’ALA TIDAK MENYEGERAKAN SEBAGIAN ADZAB DIBERIKAN DI DUNIA INI KEPADA ORANG ORANG YANG TELAH MENDURHAKAI ALLAH ?. Ketahuilah bahwa jika Allah berkehendak tentulah sangat mudah bagi Allah untuk menghukum manusia manusia durhaka ini. Tapi semua itu ada di tangan Allah Yang Maha Bijaksana.

Ada dua hal yang ingin penulis sebutkan dalam tulisan ini  berkaitan dengan adzab Allah yang mungkin saja disegerakan di dunia, bagi orang orang durhaka, yaitu :  

Pertama   : Ketahuilah bahwa salah satu nama Allah yang Mahaindah dan Mulia adalah AL HALIM yakni Maha Penyantun. 

Ini disebutkan  dalam al Qur an, sebagaimana : (1) Dalam surat al Baqarah 235, Allah berfirman : “Wa’lamuu annallaha ghafuurn haliim”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengambpun dan Maha Penyantun. (2) Dalam surat al Ahzab 51. Allah berfirman : “Wa kaanallahu ‘aliiman haliimaa”. Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyantun. 

Syaikh Prof. DR. Abdurrazaq bin Muhsin al Badr,   antara lain menjelaskan bahwa   Al Halim yakni Maha Penyantun bermakna : Yang tidak menyegerakan hukuman bagi hamba hamba-Nya karena dosa dosa dan  maksiat mereka. Allah melihat hamba hamba-Nya kufur dan durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia bersifat santun terhadap mereka dan menangguhkan (hukuman). Dia mengamati dan menunda serta tidak menyegerakan.

Bahkan Dia masih terus saja melimpahkan berbagai kenikmatan kepada mereka walaupun mereka sering durhaka serta banyak melakukan dosa dan kesalahan. Dia bersikap santun dan tidak langsung membalas orang orang yang bermaksiat lantaran perbuatan maksiat mereka. Dia memberikan tenggang waktu hingga mereka bertaubat dan Allah tidak menyegerakan hukuman agar mereka mau kembali kepada Allah.

Syaikh menambahkan bahwa : Meskipun ada kesyirikan dari mereka terhadap Allah Ta’ala, mereka terperosok ke dalam perbuatan yang dapat menimbulkan murka-Nya, bahkan semangat menyelisihi-Nya, memerangi agama-Nya atau memusuhi para wali-Nya, tetapi masih saja Dia bersikap santun kepada mereka. Bahkan membawakan aneka ragam kebaikan untuk mereka, memberi rizki dan memaafkan mereka. 

Sebagai mana dalam ash Shahih dari hadits Abu Hurairah dari Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya, bahwasanya  Allah Ta’ala berfirman : “Anak keturunan Adam mencela-Ku, dan tidak sepatutnya dia mencela-Ku. Dan dia mendustakan-Ku dan tidak sepatutnya hal itu baginya. Adapun celaannya adalah ucapannya : Sesungguhnya (dikatakan) Aku memiliki anak. Sedangkan ia mendustakan-Ku adalah perkataannya : Dia (Allah) tidak dapat mengembalikanku sebagaimana Dia telah menciptakanku”

Rasulullah bersabda : “Laisa ahadun au laisa syai-un ashbara ‘alaa adza sami’ahu mnallahi, innahum layad’uuna lahu waladan, wa innahu layu’aa fiihim wa yarzuquhum”.  Tidak ada seorangpun atau tidak ada sesuatupun yang lebih sabar dengan gangguan yang ia dengar daripada Allah. Sesungguhnya mereka berseru bahwa Allah memiliki anak, namun Dia masih saja memaafkan mereka dan memberikan rizki kepada mereka”. (H.R Imam Bukhari). Lihat Kitab Fiqih Asma’ul Husna Syaikh Prof. DR Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr).

Imam Ibnul Qayyim berkata : Meskipun Allah dicela dan didustakan seperti itu tetapi tetap saja Dia memberi rizki  kepada orang yang mencela dan mendustakan-Nya dan juga memaafkannya, membelanya, mengajaknya untuk masuk ke surga-Nya, menerima taubatnya apabila ia bertaubat kepada-Nya. Dia mengganti keburukannya dengan kebaikan. Berbuat lemah lembut kepadanya pada setiap keadaan, mempersiapkannya untuk menerima risalah para rasul-Nya. Dia menyuruh para rasul-Nya untuk berlemah lembut dalam berbicara dan bersikap kepadanya. 

Begitulah Allah al Halim, Yang Maha Penyantun kepada hamba hamba-Nya. Manusia yang durhaka tidak serta merta diberi hukuman atau adzab yang berat di dunia tetapi adzab yang sangat pedih di akhirat pastilah akan mereka peroleh.

Kedua : Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah pernah berkali kali memberikan hukuman di dunia kepada suatu kaum atau kepada seseorang. Mereka diadzab di dunia dan di akhirat pasti mereka  akan menerima adzab yang lebih berat lagi. Diantaranya adalah : 

(1) Adzab kepada Qarun.
Qarun yang diberi Allah Ta’ala karunia dengan harta yang banyak ternyata tetapi dia menyombongkan diri di hadapan manusia bahkan dia mengaku bahwa  harta yang dimilikinya adalah diperoleh karena ilmu yang ada padanya. “Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku… (Q.S al Qashash 78).

Allah memberi adzab yang berat kepadanya yaitu dibenamkan kedalam bumi. Sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya kedalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap adzab Allah dan tiadalah dia termasuk orang (yang dapat) membela (dirinya). Q.S al Qashash 81. 

(2) Adzab kepada Fir’aun dan pengikutnya.
Fir’aun adalah seorang penguasa yang zhalim, berlaku sewenang dan sombong. Allah berfirman : “Wa inna fir’auna la’aalin fil ardhi. Wa innahuu laminal musrifiin.”.  …Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang wenang di muka bumi,  dan sesungguhnya dia termasuk orang orang yang melampaui batas. (Q.S Yunus 83).

Bahkan demikian hebatnya kedurhakaan Fir’aun kepada Allah Ta’ala, sampai sampai dia mengaku sebagai Tuhan. Allah menyebutkan dalam firman-Nya : “Dan Fir’aun berkata : Wahai para pembesar kaumku !. Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. (Q.S al Qashash 38).

Lalu Allah Ta’ala mengadzab dengan menenggelamkan Fir’aun bersama bala tentaranya  sebagaimana firman-Nya : “Dan kami selamatkan Musa dan orang orang yang bersamanya secara keseluruhan. DAN KAMI TENGGELAMKAN GOLONGAN YANG LAIN ITU (FIR’AUN DAN BALA TENTARANYA). Q.S asy Syuaraa 65-66).

(3) Adzab kepada kaum Tsamud yaitu kaum Nabi Shalih.
Allah mengutus Nabi Shalih kepada kaum Tsamud agar mereka beribadah kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : “Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Dia berkata : Wahai kaumku !.. Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain dia.”. (Q.S. Huud 61).

Tetapi kaumnya membangkang,  mereka berkata : “Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak bapak kami ?. Dan sesungguhnya kami benar benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap gama yang kamu serukan kepada kami” (Q.S Huud 62).

Puncak kedurhakaan kaum Nabi shalih kepada Allah adalah ketika mereka berani menyembelih unta yang dikirim Allah sebagai mukjizat Nabi Shalih. Allah berfirman  : (Q.S al A’raaf 77).

Lalu Allah Ta’ala mengirimkan adzab kepada mereka. Imam Ibnu Katsir berkata : Setelah matahari terbit dari timur yaitu pada hari Ahad pagi, muncullah suara keras dari langit dan gempa yang dahsyat dari bawah mereka, sehingga nyawa mereka melayang dalam satu waktu, semua gerakan terhenti dan semua suara pun diam, dan seluruh hakikat pun menjadi kenyataan. (Qishashul Anbiyaa’, Ibnu Katsir)

Allah berfirman : Fa ashbahuu fii diyaarihim jaatsimiin”. … Maka jadilah mereka mayat mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka”. (Q.S Huud 67). 

(4) Adzab kepada kaum Nabi Nuh.
Allah berfirman : “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar,  sedangkan mereka adalah orang orang yang zhalim.

Nabi Nuh berdakwah 950 tahun tetapi dapat pengikut hanya 80 orang. Yang lainnya menolak bahkan mengejek dakwah Nabi Nuh. Lalu Allah turunkan adzab berupa banjir bandang yang menenggelamkan semuanya kecuali Nabi Nuh dan kaumnya yang berada di perahu.

(5) Adzab kepada kaum ‘Aad.
Allah berfirman : (Q.S Huud 50). Tetapi kaum ‘Aad membantah dakwah Nabi Huud, bahkan mereka hampir saja membunuh Nabi Hud. Lalu Allah mengadzab mereka dengan suara yang menggelegar. Allah berfirman : “Lalu  mereka benar benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur dan kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah orang orang zhalim. (Q.S al Mu’minuun 41).  

(6) Adzab kepada suku Madyan kaum Nabi Syu’aib.
Allah Ta’ala mengutus Nabi Syu’aib kepada kaumnya untuk berdakwah agar mereka beribadah kepada kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya. Selain itu Nabi Syu’aib juga memberi nasehat agar mereka meninggalkan kebiasaan bermuamalah mereka yang sangat buruk yaitu suka melakukan kecurangan dalam takaran dan timbangan. 

Allah berfirman : “Wa ilaa madyana akhahum syu’aiban, qala yaaqaumi a’budullaha maa lakum  minilaahin fhairuhu, walaa tanqushul mikyaala walmiizaan. Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Dia (Syu’aib) berkata : Hai kaumku sembahlah Allah sekali kali tiada Ilah bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi  takaran dan timbangan.  (Q.S Hud 84).

Tetapi mereka mengingkari dakwah Nabi Syu’aib maka mereka ditimpa azab yang besar. Allah berfirman : “Fa-akhadzat humur rajfatu fa-ashbahuu fii daarihim jaatsimiin.” Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat mayat yang bergelimpangan di dalam rumah rumah mereka. (Q.S al A’raf 91). 

Itulah sebagian  kisah tentang adzab yang telah diturunkan di dunia kepada kaum ataupun manusia durhaka yang disebutkan Allah Ta’ala dalam al Qur an dan pasti benar adanya.

Semoga orang orang yang durhaka diantaranya para pembela orang kafir dan yang suka memberikan kesaksian palsu dihadapan hakim untuk membela orang kafir,  bisa mengambil pelajaran sebelum datang adzab kepada mereka. Bukan tidak mungkin adzab Allah disegerakan di dunia kepada orang orang yang durhaka kepada-Nya karena memang sudah pernah terjadi bahkan berkali kali. Adakah orang orang yang durhaka ini bisa mengambil pelajaran ?. Ataukah hati mereka telah mati. Na’udzubillahi mindzalik.

Wallahu A’lam. (1.000).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar