Senin, 20 Maret 2017

JADILAH HAMBA HAMBA YANG BANYAK MENGINGAT ALLAH



JADILAH HAMBA HAMBA YANG BANYAK MENGINGAT ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam surat Ali Imran  disebutkan tentang ulil albab atau orang yang berakal yaitu hamba hamba Allah yang banyak mengingat-Nya dalam setiap keadaannya. Allah Ta’ala berfirman :  “Alladziina yadzkuruunallaha  qiyaman wa qu-‘uudan wa ‘ala junubihim wa yatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardhi” (Orang yang berakal yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Q.S Ali Imran 191).

Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan orang  beriman untuk banyak berdzikir pada setiap waktu sebagaimana  firman-Nya : Wahai orang orang yang beriman, ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (Nama-Nya) sebanyak banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. (Q.S al Ahzaab 41)

Dalam sebuah hadits dari Abu Darda’, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa sallam bahwa dzikir adalah amalan terbaik yang keutamaannya mengungguli pahalla membebaskan budak, menafkahkan harta dan berperang dijalan Allah dengan membunuh (musuh) ataupun terbunuh (syahid). 

Rasulullah bersabda :  “Maukah aku kabarkan kepada kalian amal amal kalian  yang terbaik, yang paling suci di sisi Raja kalian, yang paling meningkatkan derajat kalian, dan lebih baik bagi kalian daripada memberikan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu musuh, lalu kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian ? Para sahabat menjawab : Tentu saja wahai Rasulullah. Maka beliau salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Yaitu dzikir kepada Allahazza wa Jalla”. (H.R Imam Ahmad, Imam Ibnu Majah, al Hakim dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Imam Ibnu Rajab berkata : Banyak sekali nash syariat yang menjelaskan keutamaan dzikir yang lebih dari sedekah dengan harta dan amalan ketaatan lainnya. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Namun demikian perlu diketahui bahwa ini tidak berarti mengecilkan keutamaan membebaskan budak dan berinfak di jalan Allah, tetapi maksudnya adalah menjelaskan dan mengunggulkan keutamaan dzikir dan menjelaskan pentingnya dan tingginya kedudukan dzikir.

Satu hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa  berdzikir kepada Allah Ta’ala adalah ibadah bahkan seutama utama ibadah. Dan ketahuilah bahwa sifat ibadah haruslah mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah termasuk dalam hal berdzikir. Oleh karena itu setiap hamba berkewajiban memilih dan hanya mengamalkan dzikir dzikir yang lafazh dan caranya telah diajarkan Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah telah mengingatkan kita tentang adanya amal yang tertolak yaitu sebagaimana dijelaskan dalam sabda beliau :  “Man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amruna fahuwa raddun” Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada petunjuk kami maka amalan itu tertolak. (H.R Imam Muslim).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Tidak diragukan lagi, bahwa sesungguhnya doa dan dzikir adalah termasuk ibadah yang sangat utama. Ibadah itu harus didasari dengan sikap ittiba’ (mengikuti jejak) Nabi dengan konsekwen dan konsisten. Bukan dengan mengikuti hawa nafsu dan bukan pula mengada ada, membuat sesuatu yang baru yang tidak ada contohnya . (Majmu’ Fataawa).

Seorang hamba yang banyak berdzikir atau mengingat Allah maka kebaikan dzikirnya akan kembali kepadanya. Dia akan menikmati manfaat dari dzikir. Diantaranya  adalah membuat hati menjadi tentram. 

Allah Ta’ala berfirman : “Aladzina aamanuu wa tathma-innu quluu buhum bi dzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathma-iinul quluub” (Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. (Q.S ar Ra’du 28).

Syaikh as Sa’di berkata :

(1) “Hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah” maksudnya, kegundahan dan kegelisahan hati mereka lenyap dan berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan kenikmatannya.

(2) “Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” maksudnya semestinya dan sudah seyogyanya kalbu itu tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingat-Nya. Karena tidak ada yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Penciptanya, berdekatan dan mengenal-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu jadilah hamba hamba yang banyak mengingat Allah, dengan  berdzikir pada setiap waktu dan keadaan yaitu dengan menggunakan lafazh lafazh dzikir yang telah diajarkan Rasulullah. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (994).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar