Minggu, 25 Oktober 2015

PUASA SUNNAH LEBIH BANYAK WAKTUNYA



PUASA SUNNAH TERNYATA LEBIH BANYAK WAKTUNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ibadah atau amalan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita ada yang wajib dan ada pula yang sunnah atau tidak wajib. Contohnya adalah perintah shalat ada shalat wajib dan ada pula shalat yang tidak wajib. Ada puasa wajib  ada pula puasa sunnah. Zakat adalah wajib tapi bersedekah atau berinfak adalah tidak wajib. Ibadah haji wajib bagi yang mampu sekali selama umurnya tapi ada  ibadah umrah yang tidak wajib dan yang lainnya.

Lalu kenapa ada ibadah yang wajib dan ada pula ibadah yang tidak wajib. Diantaranya adalah karena :

Pertama : Tanda kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya. Kita diperintahkan melakukan yang wajib tapi diberi pula kesempatan untuk mendapatkan tambahan pahala melalui amalan amalan sunnah sehingga kita bisa mendapat kedudukan yang semakin tinggi disisi Allah dengan ibadah ibadah sunnah yang kita amalkan.

Kedua : Sangatlah besar kemungkinan amalan wajib yang kita lakukan banyak kekurangannya tersebab kelalaian kita. Lalu Allah memberi kesempatan untuk menutup kekurangan itu dengan amalan yang tidak wajib atau amalan amalan sunnah. 

Rasulullah bersabda :“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak”?

Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.”(H.R Imam Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Jadi secara zahir hadits ini menunjukkan bahwa kekurangan dalam amalan wajib bisa ditutupi dengan amalan amalan sunnah. Diantaranya adalah bahwa kekurangan dalam shalat wajib bisa ditutupi dengan shalat shalat sunnah dan kekurangan dalam puasa wajib bisa ditutupi dengan puasa sunnah.

Namun demikian jangan salah paham. Ini tidak bermaksud bahwa kita boleh melakukan ibadah wajib  berlalai lalai dengan niat nanti kekurangannya bisa ditutupi dengan shalat sunnah. Tidak, tidak demikian maknanya karena bagaimanapun kita tetap dituntut untuk berusaha melakukan amalan amalan wajib dengan sebaik baiknya. Kita harus berusaha mempersembahkan amalan amalan terbaik kita kepada Allah ‘Azza Wajalla. Ini adalah kewajiban kita yang utama sebagai hamba. 

Tentang puasa sunnah, yang disyariatkan ternyata jauh lebih banyak dibanding dengan puasa wajib. Puasa wajib hanya diperintahkan  sebulan penuh dibulan Ramadhan saja yaitu 29 atau 30 puluh hari dalam setahun. Sementara itu kalau kita menghitung berapa jumlah hari yang tersedia untuk melakukan puasa sunnah dalam setahun, sungguh sangatlah banyak. Sebagian diantaranya adalah :

Pertama : Puasa Nabi Dawud.
Nabi Dawud biasa mempuasakan setengah dari setiap satu tahun karena beliau berpuasa satu hari dan berbuka satu hari. Ini adalah puasa yang paling disukai Allah. Rasulullah bersabda : “Ahabbush shiyaamu daawuda kaana yashuumu yauman wayufthiru yauman …Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Dawud, beliau berpuasa satu hari dan berbuka satu hari …(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dalam riwayat an Nasa’i disebutkan : “Berpuasalah (kalian) dengan puasa yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu puasa Nabi Dawud, beliau berpuasa satu hari dan berbuka satu hari”(Lihat Shahih at Targhib wa at Tarhib).

Dan seseorang yang memilih hanya melakukan puasa sunnah Nabi Dawud saja, jika  dihitung bisa mencapai  sekitar 150 hari dalam setahun.  

Kedua : Puasa pada pertengahan bulan
Abu Dzarr berkata : Rasulullah memerintahkan kepada kami untuk puasa pada hari hari purnama, yaitu tanggal 13, 14 dan 15 (H.R Imam Ahmad, an Nasa’i dan Ibnu Hibban).

Nabi tidak pernah meninggalkan puasa tiga hari ini. Bahkan disebutkan bahwasanya Rasulullah selalu berpuasa pada hari purnama ini, baik pada saat mukim maupun pada saat safar. (H.R an Nasa’i dan ath Thabrani) 

Dan seseorang yang memilih hanya melakukan puasa sunnah 3 hari pada pertengahan bulan saja kalau kita hitung bisa mencapai lebih dari 30 hari dalam setahun. 

Ketiga : Puasa Senin Kamis
Ini adalah puasa sunat yang selalu dijaga oleh Rasulullah. Dari Aisyah, dia berkata : Kaana rasuulullah salallahu ‘alaihi wasallam, yataharra shaumal itsnaini wal khamiis” Adalah Rasulullah senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis. (H.R at Tirmidzi, an Nasa’i dan Ibnu Majah).

Rasulullah menjelaskan tentang keutamaan puasa Senin dan Kamis ini, yaitu sebagaimana sabda beliau : “Tu’radhul a’maalu yaumal itsnaini wal khamiisi fa uhibbu an yu’radha ‘amalii wa anaa shaa-im. Amal amal dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku ingin amalku dihadapkan dalam keadaan aku berpuasa. (H.R Imam at Tirmidzi, dari Abu Hurairah).

Dan seseorang yang memilih hanya melakukan puasa sunnah Senin Kamis  saja kalau dihitung bisa mencapai 80 hari dalam setahun.

Selain itu masih banyak lagi puasa puasa sunnah yang disyariatkan dan sangat dianjurkan, seperti puasa Arafah, puasa hari ‘Asyura, puasa 6 hari di bulan Syawal dan puasa puasa sunnah yang lainnya. Kesemuaannya adalah merupakan kemurahan  yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba hamba-Nya untuk banyak berpuasa pada setiap kesempatan yang disyariatkan untuk berpuasa.

Oleh karena itu maka seharusnya  kita mengambil pelajaran untuk tidak melakukan puasa pada hari  hari yang tidak di syariatkan untuk berpuasa sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian manusia. Jika kita melakukan puasa pada waktu yang tidak di syariatkan maka berarti kita telah membuat tambahan dalam syariat Islam yang telah sempurna. Sementara itu puasa pada waktu yang memang disyariatkan sering pula dilalaikan. Astaghfirullah.  
     
Memang benar saudaraku, puasa adalah salah satu amal ibadah yang agung dalam syariat Islam dan memiliki banyak keutamaan. Namun demikian janganlah sekali kali melakukan puasa kecuali pada hari yang memang  di syariatkan untuk berpuasa. 

Rasulullah bersabda :“ Man ‘amila ‘amalan laisa lahu amruna fahuwa raddun”  Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak ada perintahnya dari kami maka (amalnya itu) tertolak. (H.R Imam Muslim).

Semoga Allah memberi kita semua kekuatan untuk melaksanakan puasa yang wajib serta menambahnya dengan puasa puasa sunnah yang disyariatkan dalam agama kita ini.

Wallahu A’lam. (444)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar