Senin, 19 Oktober 2015

ISLAM AGAMA YANG SANGAT SEMPURNA



ISLAM AGAMA YANG SANGAT SEMPURNA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Secara bahasa, makna Islam diantaranya adalah berserah diri atau menyerahkan diri. Menurut definisi, Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui utusanNya Muhammad Salallahu alaihu Wassalam, yang ajarannya terdapat dalam al Qur an dan as Sunnah dalam bentuk perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia,  baik di dunia maupun di akhirat (Lihat Ensiklopedi Islam 2/246)  
     
Adapun definisi yang paling shahih tentang Islam adalah sebagaimana sabda Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. : 

Al Islam adalah : Engkau bersaksi bahwa tidak ada satu pun tuhan yang berhak diibadati dengan benar melainkan Allah dan engkau bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah. Dan engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, shaum di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji jika engkau mampu menempuh perjalanan kesana. (H.R. Muslim).

Ketahuilah bahwa bersaksi disini maksudnya adalah bersaksi dengan i’tiqad atau keyakinan dengan perkataan dan perbuatan. Jadi bukan sekedar keyakinan saja.

Sungguh Islam adalah  agama yang sangat sempurna, agama yang hak dan agama yang diridhai Allah Ta’ala. Ini dijelaskan dalam firman-Nya :Al yaumal akmaltu lakum diinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’mati wa radhitu lakumul islaama diinaa” Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu dan Aku ridha Islam sebagai agama bagi kamu (Q.S. Al Maidah 3).

Ketahuilah bahwa kata  sempurna dalam hal ini bermakna tidak memerlukan tambahan apapun terhadap syari’at Islam ini. Allah telah meridhai Islam ini yaitu Allah ridha kepada hambaNya yang menerima dan menjalankan agama ini.  

Oleh karena itu tidaklah ada paksaan dalam memeluk Islam.  Allah berfirman : “La ikraha fiddin, qad tabaiyanar rusydu minal ghaiyi” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat (Q.S al Baqarah 256).

Syaikh as Sa’di mengatakan bahwa ayat ini menerangkan tentang kesempurnaan  ajaran Islam, dan bahwasanya karena kesempurnaan bukti-buktinya, kejelasan ayat-ayat dan keadaannya merupakan ajaran akal dan ilmu, ajaran fitrah dan hikmah, ajaran kebaikan dan perbaikan, ajaran kebenaran dan jalan yang lurus. Karena kesempurnaannya dan penerimaan fitrah terhadapnya maka Islam tidak memerlukan pemaksaan. 
  
Pemaksaan (hanya) terjadi pada suatu perkara yang dijauhi oleh hati, tidak memiliki hakikat dan kebenaran. Atau ketika  bukti-bukti dan ayat-ayatnya tidak ada, maka barangsiapa yang telah mengetahui ajaran ini dan dia menolaknya maka hal itu didasari oleh kedurhakaannya, karena “sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” Sehingga tidak ada suatu alasan pun bagi seseorang dan tidak pula hujjah apabila dia menolak dan tidak menerimanya (Tafsir Karimir Rahman). 

Oleh karena kesempurnaannya dan Allah ridha terhadapnya maka sangatlah berbahagia orang yang mendapat petunjuk memeluk Islam ini karena mereka tidak termasuk orang yang merugi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Wa man yabtaghi ghairil Islami diinan falan yuqbala minhu, wa huwa fil akhirati minal khaasiriin.”  Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S. Ali Imran 85).

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Syaikh, dalam Kitab Tafsir al Muyassar menjelaskan bahwa ayat ini bermakna penyerahan diri kepada Allah melalui tauhid dan ketundukan kepadaNya dengan ketaatan dan penghambaan, kepatuhan kepada RasulNya, nabi penutup Muhammad salallahu alaihi wassalam dengan beriman kepadanya, mengikutinya dan mencintainya lahir dan batin. 
  
Kesempurnaan agama Islam ini juga ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya : “Ma baqiya syai’un yuqarribu minal jannati wa yuba’idu minan naar illa wa qad buiyina lakum.” Tidak ada sesuatupun yang mendekatkan (kamu) ke surga dan menjauhkan (kamu) dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan (H.R. Ath Thabrani).

Rasulullah juga bersabda tentang wajibnya seseorang mengikuti agama yang beliau bawa yaitu Islam, agama yang  hak dan sempurna, “Walladzi nafsu muhammadin biyadihi, la yasma’u bi ahadun min hadzihil ummati yahudiyun wala nashraniyun syumma yamutu walam yukminu billadzi ursiltu bihi illa kaana min ashhabin naar.” Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangannya, tidak seorangpun dari umat ini yakni Yahudi dan Nasrani yang telah mendengar (kedatangan atau diutusnya) aku, kemudian sampai matinya dia tidak beriman dengan kerasulanku, melainkan dia termasuk penghuni neraka. (H.R Imam Muslim).

Sungguh ayat dan hadits diatas adalah merupakan bantahan yang sangat tegas terhadap sebagian manusia   yang mengatakan bahwa semua agama adalah sama.   
“Ya muqallibal quluub tsabbit qalbi ‘ala diinika” Wahai (Rabb) yang membolak balikkan hati kokohkanlah hati kami dalam agama-Mu. 

Wallahu A’lam (434)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar