Rabu, 21 Oktober 2015

MEMBERI NASEHAT DENGAN LEMAH LEMBUT



MEMBERI NASEHAT DENGAN LEMAH LEMBUT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Memberi nasehat adalah perkara yang agung dan sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Rasulullah juga mengabarkan bahwa nasehat adalah sebagai bagian dari hak seorang muslim atas saudaranya. Jika ada hak seseorang tentu disitu ada  kewajiban bagi yang lain. Beliau bersabda : “Haqqul muslimi ‘alal muslimi sittun. …..Wa idzas tanshahaka fanshah lahu…Hak muslim atas muslim lainnya ada enam … jika ia minta nasehat kepadamu maka nasehatilah dia … (H.R Imam Muslim, dari Abu Hurairah)

Bahkan Rasulullah menjadikan nasehat sebagai salah satu pokok ajaran agama. Beliau bersabda : “Addiinun naashihah  Agama itu adalah nasehat. (H.R Imam Muslim) 

Semua orang tentu sangatlah memahami bahwa memberi nasehat adalah perkara yang baik dan sangat bermanfaat. Namun tidaklah sesuatu yang baik itu betul betul akan bermanfaat jika tidak dilakukan dengan cara dan adab yang baik pula. Salah satu adab yang penting dalam memberi nasehat adalah dengan lemah lembut. 

Sebesar apapun kesalahan seseorang, tetaplah menasehatinya dengan lemah lembut. Allah berfirman : “Idzhaba ila fir’auna innahu tagha. Faqula lahu qaulan laiyinal la’alahu yatadzakkaru au yakhsya”. (Allah berfirman) Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada Fir’aun. Sesungguhnya dia telah melampaui batas. Dan berbicaralah kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut. Mudah mudahan dia sadar (atas kesalahannya) atau takut (kepada Allah). Q.S Thaaha 43-44).  

Suatu yang sudah maklum, bahwa manusia yang paling durhaka kepada Allah adalah Fir’aun. Sedemikian durhakanya, sampai sampai dia berkata : Ana rabbakumul a’la. Aku tuhanmu yang paling tinggi.

Lalu Allah menyuruh Musa dan Harun untuk mendatangi Fir’aun dan memberi nasehat agar dia sadar kesalahannya dan takut kepada Allah, yaitu sebagaimana dijelaskan dalam surat Thaaha 43-44 diatas. Meskipun yang akan diberi nasehat oleh Musa dan Harun adalah Fir’aun, manusia yang paling durhaka, namun Allah menyuruh keduanya, agar berkata dengan lemah lembut kepada Fir’aun. Ini adalah pelajaran yang sangat agung yang Allah ajarkan kepada kita untuk senantiasa berlemah lembut dalam memberi nasehat.

Ketahuilah bahwa saudara saudara kita yang mungkin perlu dinasehati karena suatu kesalahan, tentu lebih berhak mendapatkan nasehat yang lemah lembut dari kita. Biarpun dia memiliki kesalahan yang besar, tentu tidak ada seorangpun dari saudara saudara kita, teman teman kita yang lebih buruk dari Fir’aun. Dan juga tidak ada seorangpun dari kita, yang akan  memberi nasehat, lebih baik  dari pada Musa dan Harun.

Selanjutnya, Rasulullah pernah memberi contoh untuk tidak berlaku kasar meskipun kepada non Muslim. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dijelaskan bahwa pada suatu kali ada beberapa orang Yahudi lewat didepan Rasulullah dan mengucapkan salam kepada beliau. Ucapan salamnya diplesetkan yaitu dengan ucapan : Assamu ‘alaikum, bukan Assalamualaikum. Assamu ‘alaikum bermakna semoga matilah engkau. 

Mendengar ucapan si Yahudi ini, Aisyah yang ada disitu menjadi tersinggung berat lalu menjawab : Kematian dan laknat Allah bagimu. Lalu Rasulullah menegur Aisyah untuk tidak berlaku kasar.  Bukankah aku telah menjawab ucapan mereka dengan wa ‘alaikum (maknanya bagi kalian juga kematian). Lalu Rasulullah bersabda : “Innar rifqa laa yakuunuu fi syai-in illa zanalu walaa yunza’u min syai’in illah syanah”  Sesungguhnya lemah lembut itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali menghiasinya dan tidaklah dia dicabut dari sesuatu itu kecuali akan memburukkannya. (H.R Imam Muslim)

Rasulullah juga bersabda : “ Innallaha yuhibbu rifqa fil amri kullih”.  Sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut dalam segala perkara. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh seorang ulama besar Saudi, dalam kitab beliau tentang bagaimana menyikapi fitnah, berkata : Maka wajib bagi kalian untuk berlemah lembut atau berhati hati. Jangan cepat marah atau berlaku kasar. Kalian tidak akan menyesal selama lamanya bila berlemah lembut.

Wallahu A’lam. (437)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar