Jumat, 09 Oktober 2015

ADAB KEPADA MANUSIA BERKAITAN DENGAN IMAN



ADAB KEPADA MANUSIA BERKAITAN DENGAN IMAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh akhlak  memiliki cakupan yang amat luas. Diantara pokoknya adalah akhlak kepada Allah Ta’ala, akhlak kepada Rasulullah, akhlak kepada manusia dan akhlak kepada lingkungan.

Banyak orang yang sangat memperhatikan akhlak kepada Allah dan Rasul-Nya. Berusaha konsisten di atas kecintaan dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini tentulah sangat baik dan terpuji.  Akan tetapi ada yang meremehkan hak hak hamba secara keseluruhan atau melalaikan akhlak kepada manusia. Pada hal seorang hamba wajiblah memelihara akhlaknya kepada Allah dan kepada manusia atau dalam bahasa yang populer disebut hablum minallah dan hablum minannas.

Tentang makna akhlak terhadap manusia adalah seperti disebutkan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Madarijus Saalikin, yakni : (1)  Berbuat baik kepada orang lain. (2) Menghindari sesuatu yang menyakiti atau  yang   tidak disukai orang lain. (3)  Menahan diri jika disakiti atau diperlakukan  tidak baik oleh orang lain.

Rasulullah telah menyuruh  kita untuk bergaul dengan manusia secara baik, beliau bersabda : “Wa khaaliqin naasa bi khuluqin hasan” Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik. (H.R Imam Ahmad dan at Tirmidzi, Hadits Hasan).

Ketahuilah saudaraku, akhlak terhadap manusia bukanlah sekedar muamalah atau etika bergaul yang kita pahami secara umum. Sungguh yang lebih penting dari itu adalah bahwa akhlak terhadap manusia berkaitan dengan iman seorang hamba.

Syaikh Prof. DR. Abdurrazaq bin Abdulmuhsin al Badr, seorang Guru Besar pasca sarjana Universitas Islam Madinah,  menjelaskan bahwa pengertian akhlak terhadap manusia tercakup dalam sabda Rasulullah salallahu alaihi wassalam : “Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba li akhiihi maa yuhibbu linafsih” Tidaklah sempurna iman seorang diantara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang dia cintai untuk dirinya (berupa kebaikan)”.  H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Kemudian, Imam Ibnu Rajab al Hambali menjelaskan bahwa : Maksud hadits ini adalah diantara sifat iman yang wajib yaitu seorang mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya. Dan membenci untuk saudaranya apa yang dia benci untuk dirinya. Jika sifat ini hilang dari diri seseorang maka imannya berkurang. (Jami’ul ulum wal Hikam). 

Rasulullah bersabda : “Akmalul mu’miniina iimaanan ahsanuhum khuluqa” . Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud dan at Tirmidzi). 

Rasulullah dalam hadits ini menjadikan akhlak yang baik termasuk di antara perkara iman yang paling baik. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam).

Oleh karena itu saudaraku, mari kita pelihara dan kita jaga akhlak  terhadap sesama, karena ini berkaitan dengan iman dan takwa. Jangan biarkan iman kita rusak karena kita melalaikan akhlak yang baik diantara kita.

Tulisan ini ditutup dengan  doa yang diajarkan Rasulullah untuk memohon agar diberi petunjuk tentang akhlak yang baik. : Allahummah diini li ahsanil akhlaaqi, la yahdi li ahsanika illa anta” Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku akhlak yang baik. Tidak ada yang dapat menujukkan akhlak yang baik kecuali Engkau. (H.R Imam Muslim). 

Dan juga Rasulullah juga mengajarkan doa berlindung dari akhlak yang buruk. “Allahumma inni a’udzu bika min munkaratil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa" Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlak, amal dan hawa nafsu yang buruk (H.R at Tirmidzi).

Wallahu A’lam. (424)   
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar