Sabtu, 03 Oktober 2015

HAWA NAFSU JANGAN BANYAK IKUT CAMPUR



HAWA NAFSU JANGAN BANYAK IKUT CAMPUR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia memiliki hawa nafsu. Hawa nafsu ini cenderung kepada keburukan. Allah berfirman : “Wa maa ubarri-u nafsii, innan nafsa la-ammaaratun bisssuu-i illaa maa rahima rabbii, inna rabbii ghafurur rahiim”. (Yusuf berkata) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Yusuf 53).

Tetapi ketahuilah bahwa hawa nafsu tidaklah buruk secara mutlak dan tidak juga selalu baik. Oleh karena itu dia tidak perlu dibunuh tapi sangat perlu untuk  dikendalikan dan ditundukkan.

Rasulullah bersabda : ”Al mujahidu man jaahada nafsahu fillahi ‘azza wa jalla”. Orang yang berjuang dengan sungguh sungguh adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya di jalan Allah. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Hadits ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang berjuang atau berjihad dengan sungguh sungguh untuk menundukkan hawa nafsunya dalam rangka melakukan ketaatan kepada Allah. 

Imam Ibnu Hajar  berkata : Yang dimaksud dengan berjihad menundukkan (hawa) nafsu adalah mencegah  nafsu dari keinginannya untuk (selalu) menyibukkan diri dengan selain ibadah atau ketaatan kepada Allah. (Fathul Baari).

Allah berfirman : “Wa ammaa man khaaffa maqaama rabbihii wa nahan nafsa ‘anil hawaa, fa innal jannata hiyal ma’waa”. Dan adapun orang orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggal (nya).   Q.S an Naazi’at 40-41.

Bahkan dalam surat an Naaziat diatas,  Allah Ta’ala menjanjikan surga bagi orang orang yang mampu menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.

Oleh karena  nafsu itu  cenderung kepada keburukan maka nafsu jangan dibiarkan ikut campur dalam perbuatan baik karena akan membahayakannya. Imam Ibnul Qayyim mengingatkan : Haruslah diketahui bahwa nafsu (yang cenderung kepada keburukan) tidaklah mencampuri sesuatu (yang baik) melainkan akan merusaknya.

Pertama : Jika nafsu mencampuri ilmu, maka akan menghasilkan kesesatan.

Kedua : Jika nafsu mencampuri zuhud, maka akan menghasilkan riya dan  sum’ah.

Ketiga : Jika nafsu mencampuri hukum, maka akan menghasilkan kezhaliman dan menghalangi kebenaran.

Keempat : Jika nafsu mencampuri pembagian (harta) maka akan menghasilkan ketidak adilan.

Kelima : Jika nafsu mencampuri ibadah maka akan menghasilkan gangguan terhadap ketaatan dan taqarrub.

Wallahu A’lam. (416)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar