Sabtu, 10 Oktober 2015

APA YANG MEMBUAT RASULULLAH MARAH ??



APA YANG MEMBUAT RASULULLAH MARAH ??

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dari Abu Hurairah : Anna rajulan qaala lin nabiyi  Salallahu ‘alaihi Wasallam : “Au-shinii, Qaala : Laa taghdhab, faraddada miraaran, Qaala : Laa taghdab.  Bahwa seorang laki laki berkata kepada Nabi : Berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda : Jangan engkau marah !. Orang itu terus mengulangi (meminta nasehat berkali kali) kepada beliau, lalu Nabi bersabda : Jangan engkau marah. (H.R Imam Bukhari). 

Demikianlah wasiat Nabi kepada laki laki itu berulang ulang dengan jawaban yang sama. Ini menunjukkan bahwasanya marah adalah pokok keburukan dan menghindarinya adalah pokok kebaikan. 

Pernah dikatakan kepada Ibnul Mubarak : Kumpulkanlah kebaikan akhlak untuk kami dalam satu kata. Beliau menjawab : Meninggalkan marah.

Sungguh Rasulullah adalah pribadi yang lembut dan tidaklah pernah beliau marah kecuali ada yang melanggar  hal hal yang dilarang Allah Subhanahu wa Ta’ala.   

Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Yang wajib atas seorang mukmin adalah agar marahnya dalam rangka menolak gangguan dalam agama, baik untuknya maupun untuk orang lain dan membalas yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah sikap Rasulullah. Beliau tidak pernah membalas untuk kepentingan diri beliau. Akan tetapi apabila hal hal yang Allah haramkan dilanggar maka tidak ada sesuatupun yang dapat mencegah marah beliau.

Ketika Ibnu Mas’ud mengabarkan kepada beliau ucapan seseorang yang mengatakan : Ini adalah pembagian yang tidak bertujuan mencari Wajah Allah (cara Rasulullah dalam membagi harta ghanimah, pen.) hal itu membuat Rasulullah berat hati (karena dikatakan tidak adil) hingga wajah beliau berubah dan marah. Tetapi beliau tidak lebih dari sekedar bersabda : “Laqad uudziya muusa bi aktsara min haadzaa fashabara” Nabi Musa pun pernah disakiti lebih besar daripada ini, maka beliau bersabar. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Rasulullah apabila melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah Ta’ala, beliau pasti marah karena itu. Beliau bersabda mengenai hal itu dan tidak mendiamkannya.

Beliau pernah masuk ke kamar Aisyah, beliau melihat tirai yang bergambar (makhluk bernyawa). Wajah beliau berubah dan mencampakkan tirai itu, lalu beliau bersabda : Inna min asyaddin naasi ‘adzaaban yaumal qiyaamatil ladziina yushauwiruuna  haadzihish shuwar” Sesungguhnya diantara manusia yang paling keras adzabnya pada Hari Kiamat adalah orang yang menggambar gambar gambar ini (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketika suatu kali dikabarkan kepada beliau tentang seseorang  yang memanjangkan shalatnya saat mengimami orang orang hingga sehingga sebagian dari mereka tidak mau shalat bersamanya, beliau marah, bahkan sangat marah. Lalu beliau memberikan wejangan kepada orang banyak serta memerintahkan untuk meringankan shalat. (Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 466). 

Dan diantara doa Nabi adalah : “As-aluka kalimatal haqqi fil ghadhabi warridha”. (Ya Allah), aku memohon kepada-Mu  perkataan yang benar saat marah dan ridha (H.R Imam Ahmad).  
  
Ini adalah suatu yang sangat berharga, yaitu bahwasanya manusia tidak mengatakan kecuali yang benar baik dalam keadaan marah atau ridha, karena kebanyakan manusia, apabila marah tidak bisa mengendalikan apa apa yang diucapkannya. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam).

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam (426).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar