Selasa, 06 Oktober 2015

NYAMUK DIJADIKAN PERUMPAMAAN



NYAMUK DIJADIKAN PERUMPAMAAN DALAM AL QUR-AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Dalam al Qur an Allah juga memberikan  perumpamaan dan penjelasan tentang binatang binatang kecil diantaranya  lalat, nyamuk, lebah, semut, laba laba. Tentang semut disebutkan dalam surat an Naml 18, lalat dalam surat al Hajj 73, laba-laba dalam surat al Ankabut 41, nyamuk dalam surat al Baqarah 26 dan lebah dalam surat an Nahl 68-69.

Suatu hal yang kiranya perlu ditanamkan dengan kuat dalam hati seorang muslim adalah bahwa semua  ciptaan Allah, baik yang kecil maupun yang besar, tidaklah ada yang sia-sia. Pasti ada hikmah yang sangat besar dalam penciptaan semuanya itu. Hikmah itu ada dalam ilmu Allah Yang Mahasempurna. 

Dalam hal ini mungkin saja manusia mengetahui suatu hikmah dengan petunjuk Allah, bisa juga mengetahui sebagiannya atau tidak mengetahui sama sekali karena manusia diberi ilmu sedikit. Allah berfirman : “Wa maa uutiitum minal ‘ilmi illaa qaliilaa.” Sedangkan kamu diberi pengetahuan  hanya sedikit. (Q.S al Isra’ 85)
Perumpamaan dengan binatang kecil.

Sungguh Allah menciptakan sesuatu adalah dengan kebijakanNya yang Agung termasuk dalam penciptaan binatang kecil.
Allah berfirman : “Innallaha laa yastahyii aiyadhriba matsalan maa ba’uudhatan famaa fauqahaa, fa-ammal ladzii naaamanu faya’lamuuna annahul haqqu mirrabbihim, wa ammal ladzina kafaruu fayaquuluuna maadzaa araadallahu bihadza matsalaa, yudhillu bihii katsiiran wa yahdi bihii katsiira, wamaa yudhillu bihii illal faasiqiin”.  Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang orang yang beriman mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Rabbnya. Tetapi orang orang yang kafir berkata : apa maksud Allah dengan perumpamaan ini. Dengan (perumpamaan) itu banyak  orang yang dibiarkan-Nya sesat. Dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberiNya petunjuk. Tetapi tidak ada yang disesatkannya dengan (perumpamaan) itu kecuali orang orang fasik. (Q.S al Baqarah 26).

Syaikh as Sa’di dalam Kitab Tafsir Karimur Rahman menjelaskan : Maksudnya  perumpamaan itu  apapun bentuknya, seperti nyamuk, atau yang lebih kecil dari itu, meliputi kebijaksanaan dan penjelasan akan kebenaran, sedangkan Allah tidak segan dengan kebenaran.     
   
Nyamuk sebagai contoh kasus.
Kalau dilihat lebih jauh ternyata perumpamaan yang diberikan Allah dengan nyamuk (Allahu a’lam) memiliki makna dan hikmah yang begitu luas. Dalam kehidupan manusia, misalnya, ternyata masalah nyamuk bukan sekecil fisik nyamuk itu sendiri, tapi merupakan masalah besar. Diantaranya adalah : 

Pertama : Nyamuk malaria, dengan kehendak Allah, ternyata telah menjadi penyebab matinya ribuan bahkan jutaan manusia.

Kedua : Lalu muncul pula nyamuk demam berdarah yang juga telah merenggut ribuan nyawa manusia. Sesudah ini, Allahu a’lam, bisa pula muncul jenis nyamuk lain yang lebih berbahaya. Sungguh hanya Allah tempat kita berlindung.

Ketiga : Pehatikan pula, berapa biaya dan tenaga yang telah digunakan  manusia untuk menghambat mudharat dari serangan nyamuk.

Keempat : Perhatikan pula, bagaimana pemerintah juga telah melakukan berbagai usaha untuk menghambat perkembangan nyamuk antara lain dengan proyek 3-Mnya. Ini juga dengan biaya yang tidak sedikit demi kesehatan.

Kelima : Selain itu, perhatikan pula berapa banyak rumah sakit, doker dan petugas medis, pabrik dan distributor obat serta peralatan kesehatan dan yang lainnya telah  mendapatkan penghasilan akibat nyamuk.
Semuanya tentu terjadi dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Beberapa pelajaran dari binatang kecil.
Sungguh sangatlah banyak hikmah  yang bisa diambil oleh orang yang mau berfikir dan mengambil pelajaran dari binatang-binatang kecil yang diciptakan Allah Ta’ala. Diantaranya adalah :

Pertama : Dari an-Naml atau semut.
(1) Semut, setiap saat siang malam tanpa henti, tidak kenal lelah, selalu sibuk mengumpulkan makanan (baca : mengumpulkan harta) untuk dimakan dan sebagian besar disimpan.

 (2) Semut, memiliki ketamakan yang luar biasa sehingga dia terus berusaha dan sering berhasil untuk mengangkut sesuatu atau makanan yang lebih besar dari badannya, baik sendiri sendiri maupun secara bersama.
 (3) Semut, mengumpulkan makanan untuk bertahun tahun, sementara menurut para pakar serangga, umur semut hanya sekitar satu tahun saja.
 (4) Semut, karena umurnya pendek, banyak diantaranya yang tidak sempat menikmati apa yang telah dikumpulkannya dengan susah payah, karena keburu mati.
Kalau begitu, bukankah kita bisa mengambil pelajaran dari binatang kecil yang bernama semut. ?
Kedua : Dari an-Nahl atau lebah.
Lebah dianugerahi Allah untuk memiliki sifat sifat yang baik dan bermanfaat, diantaranya :
 (1) Lebah, makan dari yang baik-baik dan mengeluarkan yang baik pula berupa madu yang juga sangat bermanfaat bagi manusia.
 (2) Lebah, jika membuat tempat tinggal tidak mengganggu apalagi merusak lingkungannya.
(3) Lebah, tidak mau mengganggu kalau tidak diganggu atau terganggu.
Kalau begitu, bukankah kita bisa mengambil pelajaran dari binatang kecil yang bernama lebah. ? 
Ketiga : Dari al-Ba’uudah atau nyamuk.
Nyamuk memang memiliki banyak kelakuan yang tidak terpuji.
(1) Nyamuk, suka mengganggu manusia baik yang terbangun apalagi yang tidur.
(2) Nyamuk, suka menyakiti  bahkan menularkan penyakit.
 (3) Nyamuk, suka mengambil hak manusia secara diam-diam atau terang terangan.
(4) Nyamuk, kalau makan sampai kekenyangan sehingga tidak bisa bergerak dan akhirnya membahayakan bahkan sampai membunuh dirinya. 
Kalau begitu, bukankah kita bisa mengambil pelajaran dari binatang kecil yang bernama nyamuk ?
Lalu jika kita perhatikan diantara sikap manusia saat ini ternyata ada yang mencontoh sikap atau kelakuan buruk semut dan nyamuk. Dan ada pula yang mencontoh sikap atau kelakuan baik lebah. 
Sebagai penutup kami kutipkan suatu ayat al Qur an tentang penciptaan Allah yaitu dalam surat Ali ‘Imran ayat 191 : “Rabbana maakhalaqta haadza baathilan, subhaanaka faqinaa ‘adzaaban naar. Ya Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, lindungilah kami dari azab neraka.
Wallahu a’lam.  (421)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar