Sabtu, 24 Oktober 2015

ALLAH MAHA MENGETAHUI YANG TERBAIK UNTUK HAMBANYA



ALLAH MAHA MENGETAHUI YANG TERBAIK UNTUK HAMBANYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam menjalani hidup ini, setiap orang cenderung bahkan sangat bersemangat untuk mendapatkan segala sesuatu yang disenangi sesuai anggapannya. Sebaliknya dia berusaha untuk menjauhi atau tidak berharap kepada segala sesuatu yang dia anggap buruk atau tidak akan bermanfaat baginya. 

Lalu untuk memenuhi keinginannya itu dia berusaha semampunya. Tapi adakalanya dia tidak mendapat apa yang dia senangi bahkan mendapat yang sebaliknya. Cuma saja  jika mendapat sesuatu yang tidak disukai, terkadang kita tidak mengetahui bahwa disitu ada hikmah yang sempurna karena hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik dan apa yang tidak baik bagi hamba-hambaNya. Dan Allah Maha Mengetahui pula apa yang paling baik untuk diberikan kepada seorang hamba.

Allah berfirman : “Wa ‘asaa an takrahuu syai-an, wa huwa khairul lakum. Wa ‘asaa antuhibbuu syai-an wa huwa khairul lakum, wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun”. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, pada hal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, pada hal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

Imam Ibnul Qayyim berkata : Bahwa dalam ayat ini terkandung banyak hikmah, rahasia dan kemashlahatan bagi seorang hamba. Diantaranya adalah apabila seorang hamba mengetahui bahwa : (1) Sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang disenanginya, dan  (2) Sesuatu yang disenanginya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dibenci. 

Oleh karena itu (seorang hamba haruslah bersikap) tidak merasa aman dari bahaya pada saat dianugerahi kebahagiaan  dan tidak putus asa untuk mendapat kebahagiaan ketika ditimpa kesulitan.

Seorang hamba itu (haruslah) bersikap demikian karena ia tidak mengetahui kesudahan dibalik semua itu. Dan hanya Allah Yang Maha Mengetahuinya, sebagaimana (juga) Dia mengetahui hal hal lainnya yang tidak diketahui oleh hamba-Nya.  (Kitab Fawaaidul Fawaid).

Tentang ayat ini pula, Syaikh Abdurrahman an Nashir as Sa’di berkata : Ayat ini adalah umum lagi luas. Bahwa perbuatan perbuatan baik yang dibenci oleh jiwa manusia karena ada kesulitan padanya itu adalah baik tanpa diragukan lagi. Dan bahwa perbuatan perbuatan buruk yang disenangi oleh jiwa manusia karena apa yang diperkirakan olehnya bahwa padanya (terdapat) keenakan dan kenikmatan ternyata buruk tanpa diragukan lagi. (Lihat Tafsir Karimir Rahman).

Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan yang terbaik kepada kita semua. Aamiin.
Wallahu A’lam.  (442)


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar