Rabu, 01 Oktober 2014

ISLAM TIDAK DISEBAR DENGAN PEDANG



ISLAM TIDAK DISEBAR DENGAN PEDANG
  
Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah berfirman :
 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. (karena itu) Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S al Baqarah 256)

Muqaddimah.
 Dari dahulu sampai sekarang dan entah kapan akan berakhir,  musuh musuh Islam tidak pernah merasa capek dan dengan berbagai cara   menyebarkan berbagai fitnah untuk memojokkan Islam. Diantara isu yang  diangkat oleh mereka adalah bahwa Islam memang pernah mengalami kemajuan terutama pada zaman Rasulullah dan para Khalifah sesudahnya. Tapi, kata mereka, Islam disebarkan dengan pedang dan  perang. Memaksa manusia untuk masuk Islam dengan kekerasan, merampas harta dan berbagai keburukan lainnya. 

Sungguh sangatlah banyak perkataan kotor dan buku buku rusak yang mereka tulis untuk memojokkan dan menghina Islam. Satu diantaranya adalah buku Islamic Invasion yang ditulis oleh DR. Robert Morey seorang pendeta Nasrani, diterbitkan oleh Christian Scholars Press Las Vegas Amerika Serikat. DR. Morey antara lain menulis kalimat  kebohongan yang sangat besar   dalam buku tersebut :

 Dia (Muhammad) mengajarkan dan mencontohkan (kepada) murid muridnya untuk membunuh dan merampok demi nama Allah dan memaksa orang orang masuk Islam” 

Ketahuilah bahwa pernyataan DR. Morey dalam buku ini, sebenarnya bukanlah sekedar gambaran atau pandangan pribadi DR. Morey terhadap Islam tapi merupakan pandangan dan gambaran persepsi kaum orientalis umumnya terhadap Islam.

Tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam.
Memang dalam kurun waktu sepuluh tahun di Madinah, Rasulullah dan para sahabat telah melakukan banyak sekali peperangan. Dari beberapa riwayatkan disebutkan ada sebanyak 25 kali atau dalam riwayat lain disebutkan ada  27 kali perang. Satu hal yang sangat penting dicatat adalah bahwa tidak ada satupun perang yang dilakukan Rasulullah bersama sahabat dalam rangka memaksa seseorang atau kelompok untuk memeluk agama Islam.

Ketahuilah bahwa tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam. Yang ada cuma sekedar anjuran atau ajakan itupun dilakukan secara bijak. Dalam Islam, memaksa orang, atau kelompok yang berada dibawah kekuasaannya pun tidaklah diperkenankan apalagi orang atau kelompok selainnya.

Imam Ibnu Katsir dalam Kitab Tafsirnya,  menukil perkataan Ibnu Abbas meriwayatkan tentang seorang sahabat Anshar dari Bani Salim bin ‘Auf yang memiliki dua orang anak laki laki. Kedua anaknya ini beragama nasrani. Lalu sahabat Anshar ini datang kepada Rasulullah bertanya : Ya Rasulullah, bolehkah aku memaksa kedua anakku (untuk masuk Islam) karena mereka beragama Nasrani. Lalu turun ayat 256 dari surat al Baqarah. Allah berfirman “Tidak ada paksaan untuk (masuk) agama (Islam).  Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang  sesat.”.

Tentang ayat yang mulia ini  pula, Syaikh Abdurrahman as Sa’di, dalam Kitab Tafsir Karimur Rahman menjelaskan : Ayat ini menerangkan tentang kesempurnaan ajaran Islam. Dan bahwasanya karena kesempurnaan bukti buktinya, kejelasan ayat ayat dan keadaannya merupakan ajaran akal dan ilmu, ajaran fitrah dan hikmah, ajaran kebaikan dan perbaikan, ajaran kebenaran dan jalan yang lurus, maka karena kesempurnaannya dan penerimaan fitrah terhadapnya, maka (untuk masuk) Islam tidak perlu pemaksaan.

Syaikh as Sa’di lebih lanjut menjelaskan bahwa : Pemaksaan itu hanya terjadi pada suatu perkara yang dijauhi oleh hati, tidak memiliki hakikat dan kebenaran atau bukti bukti dan ayat ayatnya tidak ada. Jadi barang siapa yang telah mengetahui ajaran (Islam) ini dan dia menolaknya maka hal itu didasari oleh kedurhakaannya, karena “sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”. 

 Islam disebarkan dengan akhlak mulia.
Dalam sebuah Hadits yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan satu kisah ketika terjadi Fathul Makah : Sesaat setelah Rasulullah dan para sahabat memasuki kota Makah, Abu Bakar ash Shiddiq datang kepada Rasulullah dengan memapah ayahnya yaitu Abi Quhafah yang memang sudah sangat tua dan lemah. Abi Quhafah saat itu masih kafir. Baik Abu Bakar ash Shiddiq maupun Rasulullah tidak memaksa orang tua ini masuk Islam.

Pada saat itu Rasulullah berkata : Wahai Abu Bakar, seandainya engkau biarkan ayahmu beristirahat saja dan jika beliau ada keperluan denganku maka akulah yang akan mendatangi ayahmu kerumahya untuk memenuhi keperluannya. Subhanallah perkataan Rasulullah ternyata membuat Abi Quhafah sangat kagum kepada Rasulullah.

Kenapa, karena Abi Quhafah tahu betul bahwa Muhammad adalah Nabi utusan Allah, Kepala Negara, Panglima Perang yang hebat dan pernah menghancurkan pasukan kafir Quraisy pada Perang Badar bahkan hari ini menaklukkan kota Makah tanpa ada perlawanan. Dengan kesibukannya yang banyak, Muhammad masih berniat datang kerumahku bila aku ada keperluan dengannya. Bukan aku yang harus datang kepadanya.

Dalam keadaan kagum luar biasa, seketika itu juga Abi Quhafah mengucapkan dua kalimat syahadat, masuk Islam. Dan memang tidak ada paksaan dalam memeluk Islam. Abi Quhafah masuk Islam bukan dengan ancaman, kekerasan apalagi dengan pedang, tapi sungguh dia masuk Islam  karena akhlak mulia yang ditunjukkan Rasulullah kepadanya.   

Perang tidak untuk tujuan menyebarkan Islam.
Menurut sejarah, memang telah terjadi banyak peperangan tapi tidak ada perang yang dilakukan Rasulullah dan Khulafahur Rasyidin dengan tujuan untuk memaksa manusia masuk Islam.

Beberapa diantaranya adalah :
Pertama : Perang dengan kaum kafir Quraisy dan sekutunya. Ini terjadi beberapa kali seperti Perang Badr, Perang Uhud, Perang Khandaq dan yang lainnya.. Semua peperangan melawan kafir Quraisy bahkah dengan sekutunya terjadi karena orang orang kafir Quraisy yang terus menerus menunjukkan permusuhannya terhadap Islam, selalu menantang untuk perang bahkan menyerang kaum Muslimin. Dalam perang Khandaq diketahui bahwa kafir Quraisy dengan kurang lebih 10.000 pasukan dibawah komando Abu Sofyan dibantu orang orang munafik, orang orang Yahudi dan beberapa Kabilah, mengepung kota Madinah dengan tujuan menghancurkan Islam.

Kedua : Perang Mu’tah  terjadi pada tahun ke 8 Hijriah. Perang ini tersulut karena utusan Rasulullah yaitu Harits bin Amr dipenggal oleh petinggi suku Ghassan. Ketahuilah bahwa dalam tradisi masyarakat atau kabilah saat itu, betapapun besarnya permusuhan diantara mereka namun melukai apalagi membunuh utusan suatu kaum adalah merupakan penghinaan yang amat besar, pengkhianatan yang tidak bisa ditolerir dan dimaafkan. Perlakuan buruk ini  wajib dibalas dengan perang. Oleh karena itu  Rasulullah mengambil keputusan mengirim pasukan untuk memerangi suku Ghassan.

Ketiga : Perang Tabuk tahun ke 9 Hijriah. Perang ini terjadi karena Rasulullah mendapat informasi yang akurat bahwa orang orang Romawi sedang menghimpun pasukan dalam jumlah besar dan dalam suatu riwayatkan disebutkan berjumlah 40.000 orang. Tujuannya adalah menyerang negeri negeri  Islam bahkan akan menyerang kota Madinah yang merupakan pusat pemerintahan Islam saat itu. Sebelum orang orang Romawi menyerang maka Rasulullah menghimpun dan mengirim pasukan untuk menghadangnya.

Keempat : Salah satu  perang besar yang terjadi pada tahun 13 H  yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq adalah Perang Yarmuk. Panglima Perang Islam yang ditunjuk Khalifah  waktu itu adalah Khalid bin Walid yaitu melawan pasukan Romawi yang saat itu dikenal sebagai pasukan terkuat dan terbesar di dunia.

Kita mengetahui bahwa Khalid bin Walid adalah seorang panglima yang ahli strategi perang, jago perang tanding yaitu duel satu lawan satu sampai mati dan juga jago diplomasi dan provokasi untuk meruntuhkan semangat juang musuh musuhnya
   
DR. ‘Utsman bin Muhammad al Khamis dalam Kitabnya Hibqah minat Taarriikh antara lain menjelaskan : “Bahwa dalam perang ini umat Islam mengalami kemenangan besar sehingga bisa menguasai kota Damsyiq atau Damaskus Syiria.   Di kota ini pasukan Islam mendapati sebuah gereja yang cukup besar yaitu gereja Yohanna. Pada saat kaum muslimin membutuhkan Masjid maka pasukan Islam minta kepada pengurus  gereja ini untuk membagi bangunan gereja menjadi dua bagian. Sebagian akan digunakan untuk masjid dan sebagian digunakan masih boleh digunakan untuk gereja. Jadi pasukan Islam tidak memaksa orang orang Nasrani masuk Islam dan mengambil  seluruh bangunan gereja untuk dijadikan masjid sebagai  tempat shalat kaum muslimin”. Sekali lagi tidak, karena memang tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. 

Inilah sebagian dari sejarah yang menjelaskan bahwa tidaklah Islam disebarkan dengan pedang dan perang sebagaimana isu buruk,  kebohongan dan fitnah yang disebarkan oleh musuh musuh Allah.
   
Allahu a’lam. (71)      




Tidak ada komentar:

Posting Komentar