Jumat, 17 Oktober 2014

KEBAHAGIAAN HAKIKI



MENCARI KEBAHAGIAAN HAKIKI

Oleh Azwir B. Chaniago

Semua orang sangat berkeinginan mendapatkan kebahagian. Untuk itu mereka berusaha dengan berbagai cara agar mencapainya, Adapun cara yang dilakukan pada dasarnya adalah  sesuai dan selaras dengan pemahamannya terhadap apa itu kebahagian.
Orang yang memahami bahwa kebahagiaan itu adalah berupa pangkat, jabatan, kekuasaan, harta dan gemerlap dunia, maka tentu dia akan berjuang untuk mengejar dan mendapatkan  semuanya itu. Namun kenyataannya, mereka tidak mendapatkan kebahagian yang mereka inginkan. Kalaupun ada yang merasa mendapatkannya, ternyata sifatya adalah sangat sangat sementara bahkan semu. Tidak lebih dari fatamorgana dan permainan yang menipu.
Allah berfirman : ”Wamal hayaatad dun-yaa illa mataa’ul ghurur”   Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan (kebahagian) yang memperdaya. (Q.S Ali Imran 185)
 
Sementara itu ada pula orang orang yang memahami kebahagian itu dengan memiliki ilmu dan amal. Dia akan berusaha dengan sungguh sungguh mencari ilmu yang bermanfaat dan  melakukan amal amal shalih. Dia mencari ridha Allah dan berharap kebahagian dunia dan akhirat. Inilah yang disebut dengan kebahagian hakiki. Mungkin saja  terlihat kehidupannya susah dan sulit  tetapi hakikatnya kebahagian ada pada dirinya. Bahkan dia telah mereguknya.

Sungguh syariat Islam yang mulia ini telah mengajarkan segala sesuatu untuk mendapatkan kebahagian yang hakiki itu, diantaranya adalah :

Pertama : Senantiasa mengingat Allah.
Ketahuilah bahwa kebahagian yang sebenarnya adalah kebahagian hati, ketenteraman dan ketenangan hati. Allah telah mengingatkan manusia bahwa hanya dengan mengingatNya hati menjadi tenteram dan tenang. Allah berfirman : Alladziina aamanuu wa tathmainnu quluubuhum bidzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathminnul quluub”. (yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang.  (Q.S ar Ra’du 28).

Syaikh as Sa’di dalam Kitab Tafsir Taisirul Karimir Rahman berkata : Maksudnya, bahwa kegundahan hati dan kegelisahan telah lenyap berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan kenikmatannya.

Allah memperingatkan pula agar manusia selalu mengingatnya dan tidak berpaling dari petunjukNya. Allah berfirman : “Waman a’radha ‘an dzikri fainna lahu ma’isyatan dhankaa. Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (Q.S Thaahaa 124).

Dalam Kitab Tafsir al Qur anuil ‘azhim, Imam Ibnu Katsir mengatakan : Maksudnya adalah orang yang melanggar perintah Allah dan risalah yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya. Ia berpaling dan melalaikannya serta mengambil petunjuk dari selainya, maka baginya penghidupan yang sempit di dunia. Tidak ada ketenangan baginya dan tidak lapang dadanya.

Selanjutnya, kata beliau, dadanya merasa sempit lagi tidak nyaman karena kesesatannya, meskipun ia hidup enak secara lahiriah. Mengenakan pakaian apa saja yang ia kehendaki dan memakan makanan apa saja yang ia ingini serta tinggal di tempat yang ia mau. Sesungguhnya, hatinya jika tidak sampai kepada keyakinan dan petunjuk yang lurus maka tetap saja berada dalam kegundahan, kebinguan dan keragu raguan. Akibatnya dia selalu dalam keragu raguan dan kebingungan. Ini termasuk kehidupan yang sempit.
Oleh karena itu maka kebahagian tidak akan pernah dicapai oleh orang orang yang tidak mau mengingat Allah, meskipun harta dan gemerlap dunia ada ditangannya.

Kedua : Senantiasa mengikuti petunjuk syariat.
Sungguh untuk keselamatan dan kebahagian hidup manusia di dunia dan diakhirat Allah menurunkan petunjukNya. Siapa saja yang mengikutinya maka  tidak mendapatkan kekhawatiran dan kesedihan tapi akan memperoleh kebahagian. Allah berfirman : “Faman tabi’a hudaaya falaa khaufun ‘alaihim walaahum yahzanuun” Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S al Baqarah 38).

Allah berfirman : “Famanit taba’a hudaaya falaa yadhillu walaa yasyqaa”. Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Q.S Thaahaa 123).

Syaikh as Sa’di berkata : Sesungguhnya orang yang mengikuti petunjuk-Nya, dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangan-Nya, maka sesungguhnya orang tersebut tidak akan sesat di dunia dan di akhirat dan juga tidak akan celaka di dua alam itu. (Taisirul Karimir Rahman). 

Ketiga : Senantiasa mensucikan jiwa.
Sesungguhnya orang orang yang selalu mensucikan jiwa akan senantiasa beruntung dan mendapatkan kebahagian karena memiliki jiwa yang bersih. Tidaklah terdapat pada jiwanya  keburukan. Dia  senantiasa mensucikan jiwanya dari perbuatan kesyirikan dan kemaksiatan. Sehingga hidupnya menjadi lapang dan beruntung.
Allah berfirman : “Qad aflaha man zakkaahaa. Waqad khaaba man dassaahaa.” Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Q.S asy Syams 9-10).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : “Sesungguhnya beruntunglah, bermakna akan  beruntung mendapatkan apa yang dicita citakannya dan selamat dari apa yang ditakutinya.

Keempat : Beriman dan senantiasa melakukan amal shalih.
Allah berfirman : “Man ‘amila shaalihan, min dzakarin au untsaa wahuwa mu’minun fala nuhyiyannahu hayaatan thaiyibah. Wala najziyannahum ajrahum bi ahsani maa kaanuu ya’maluun”. Barangsiapa  yang melakukan amal shalih, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahal 97).

Syaikh as Sa’di menjelaskan bahwa makna kehidupan yang baik dalam ayat ini adalah mendapatkan ketenteraman hati dan ketenangan jiwa dan Allah memberinya rezki yang halal lagi baik dari arah yang tidak disangka sangkanya.

Itulah sebagian dari cara untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagian seorang hamba dalam hidupnya baik dunia maupun akhirat. Semoga Allah memberi petunjuk dan kemudahan bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang kita dambakan. 

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar