Kamis, 09 Oktober 2014

SIKAP TERHADAP RAMADHAN



 SIKAP MANUSIA TERHADAP RAMADHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dengan kasih sayangNya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mendatangkan Ramadhan setiap tahun agar kita bisa memperoleh berkahnya dan  mengambil manfaat sebesar besarnya untuk beribadah. Ramadhan adalah bulan yang padanya -Allah buka pintu pintu kebaikan yang sangat luas. Sungguh sangatlah banyak keutamaan yang ada pada bulan Ramadhan. 

Diantaranya adalah bahwa Allah melipat gandakan pahala amal bagi hamba hambaNya, sampai tidak terhingga. Allah berfirman dalah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim : “Setiap amalan anak Adam akan dilipat gandakan satu kebaikan dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahala terhadap puasa tersebut. Sebab orang yang berpuasa meninggalkan syahwat  dan makanannya karena Aku”.

Ketahuilah bahwa kebaikan, keberkahan yang ada dalam Ramadhan termasuk lailatul qadar, hanya akan didapat oleh hamba hamba yang betul betul menginginkannya. Hamba yang berusaha dengan sungguh sungguh untuk memperolehnya.

Dan sangatlah banyak hamba hamba Allah yang menunggu nunggu datangnya Ramadhan dan  berusaha mengisinya dengan amal amal shalih untuk meraih berbagai kebaikan yang disediakan Allah.  Namun demikian  ada pula yang tidak mengambil manfaat apapun dari Ramadhan. Sungguh mereka telah mengalami kerugian yang besar.

Kalau kita perhatikan sikap manusia dalam menyambut dan mengisi Ramadhan adalah sangat beragam. Syaikh Abdul Aziz as Sadhan, menyebutkan ada enam kelompok.  
     
Pertama : Kelompok yang menunggu datangnya Ramadhan dengan kesabaran, kegembiraan dan harapan.

Ia selalu berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan.  Mempersiapkan diri untuk  menyambutnya jauh hari sebelum Ramadhan datang. Semakin dekat bulan Ramadhan maka semakin bertambah pula kegembiraannya. Dia memuji Allah karena  bisa bertemu Ramadhan. Lalu dia bersungguh sungguh mengisinya dengan mengerjakan berbagai amal amal shalih yang disyariatkan. Insya Allah inilah kelompok terbaik dalam menyambut Ramdhan.

Kedua : Kelompok yang sejak Ramadhan datang dan berlalu lagi, keadaan mereka sama saja.

Sebelum, sesudah Ramadhan atau pada saat Ramadhan baginya sama saja. Mereka tidak terpengaruh oleh kehadiran Ramadhan. Tidak ada rasa senang untuk bersegera melakukan kebaikan dan amal amal shalih. Sunguh mereka adalah orang orang yang menyia nyiakan waktu, kesempatan dan keuntungan yang besar. Semestinya seorang muslim akan bertambah semangatnya untuk beribadah terutama pada waktu waktu yang banyak kebaikan dan pahala didalamnya.

Ketiga : Kelompok yang tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan.

Bila Ramadhan datang mereka akan ikut puasa, ruku’ dan sujud serta melakukan ibadah lainnya bersama orang banyak. Tapi setelah Ramadhan berlalu mereka kembali pada kondisi mereka sebelum Ramadhan. Tidak lagi ruku’ dan sujud atau beribadah yang lainnya. Mereka kembali kepada kebiasaan buruknya.

Ketahuilah bahwa kelompok manusia seperti ini bukan hanya ada pada dewasa ini. Bahkan pada zaman Imam Ahmad bin Hambal juga sudah ada. Sampai sampai Imam Ahmad berkomentar tentang mereka. Imam Ahmad berkata : Mereka adalah seburuk buruk  kaum lantaran tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan.

Kelompok ini perlu diingatkan bahwa sesungguhnya nikmat Allah yang dia peroleh dan dia butuhkan bukan pada bulan Ramadhan saja tapi setiap detik dari umurnya. Dan tentu sangatlah tidak pantas kalau bersyukur dan mengingat Allah hanya pada bulan Ramadhan saja.

Keempat : Kelompok yang perutnya saja yang berpuasa.

Dia tidak bisa menahan diri untuk selain itu. Dia memang tidak terganggu melihat makanan dan minuman. Dia bisa menahan untuk tidak makan dan minum karena ia sadar sedang berpuasa. Namun dalam kesehariannya, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya dia tidak bisa mengindar dari berkata yang tidak baik, berbohong, bergunjing bahkan sering mencela. Artinya, dia tidak berusaha menjaga lidah, mata, telinga dan hatinya.

Kepada kelompok ini perlu diingatkan agar menghindari perkataan dan perbuatan buruk apalagi di bulan Ramadhan. Dia telah menodai puasanya dan menyia nyiakan pahala yang dijanjikan Allah terhadap puasanya. 

Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka tidak ada kebutuhan bagi Allah dalam diri orang yang meninggalkan makan dan minumnya. (H.R Imam Bukhari)

Kelima : Kelompok yang merobah jadwal tidur saja.

Mereka menggunakan waktu siangnya untuk tidur sepenjang hari. Malam harinya digunakan untuk bergadang dengan melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat dan sia sia. Diantaranya adalah mengobrol dengan teman temannya sampai larut malam. Menonton acara televise terus menerus, mungkin juga main gaple dan yang sejenisnya. Seharusnya, apalagi di bulan Ramadhan, seorang hamba haruslah menjadikan siang dan malamnya untuk beribadah, berbuat kebaikan agar memperoleh manfaat yang besar dari puasanya.

Kepada mereka perlu diberikan nasehat agar takutlah dan bertwakalah kepada Allah. Jangan menyia nyiakan kesempatan beribadah karena Allah telah memberi nikmat yang banyak. Bersyukurlah.

Keenam : Kelompok yang tidak mengenal Allah pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan lainnya.

Mereka ini adalah kelompok yang paling buruk dan membahayakan dirinya sendiri. Mereka tidak memperhatikan shalat, puasa dan ibadah lain yang diwajibkan kepadanya. Mereka meninggalkan kewajiban itu secara sengaja meskipun dihatinya tidak mengingkari bahwa semua itu adalah kewajiban dalam rangka taqarrub dan bersyukur kepda Allah Ta’ala. 

Kepada orang semacam ini perlu didoakan agar dapat hidayah dan juga perlu diberi nasehat : Segeralah bertaubat, kembalilah kepada agama kalian. Lipatlah lembaran hidup yang kemaren. Sesungguhnya Rabb kita Mahapenyayang kepada hamba hamba-Nya  yang mau bertaubat dan mentaatiNya.

Allahu a’lam.          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar