Senin, 20 Oktober 2014

LEMAH LEMBUT LEBIH UTAMA



LEMAH LEMBUT LEBIH UTAMA 

Oleh Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Syari’at Islam mengajarkan umatnya untuk melazimkan sikap lemah lembut dalam kehidupannya. Sikap lemah lembut menjadi semakin penting diantaranya adalah dalam memberi nasehat agar nasehat menjadi  lebih bermanfaat. 

Ketahuilah bahwa dalam memberi nasehat kita bermaksud menarik hati manusia untuk melakukan kebaikan. Dan tidaklah kita bisa menarik hati manusia dengan cara yang kasar bahkan dengan harta sekalipun  kecuali dengan  lemah lembut.
Allah subhanahu wa Ta’ala menyuruh Rasulullah berlemah lembut terhadap para sahabat. Allah berfirman : “Fabimaa rahmatin minallahi linta lahum, walau kunta fazhzhan ghalizhal qalbi lanfadhdhuu min haulika”. Maka dengan rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka (para sahabat) menjauhkan diri dari sekitarmu. (Q.S Ali Imran 159). 
  
Musa dan Harun diperintahkan Allah menasehati Fir’aun.
Manusia yang paling durhaka kepada Allah adalah Fir’aun. Diantara kedurhakannya adalah memusuhi Nabi Musa, membunuh semua bayi laki laki. Puncaknya adalah dia mengaku sebagai tuhan dengan berkata : Ana rabbakumul a’la. Aku adalah tuhanmu yang paling tinggi. 

Karena sudah melampaui batas maka Allah mengutus Nabi Musa dan Harun mendatangi Fir’aun untuk memberi nasehat. Allah berfirman : “Idzhaba ila fir’auna innahu thagha. Faqula lahu qaulan laiyina, la’allahum yatadzakkaru au yakhsya” Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada Fir’aun (untuk memberi peringatan atau nasehat), sesungguhnya dia telah melampaui batas. Berbicaralah kepadanya dengan lemah lembut. Mudah-mudah dia sadar (atas kesalahannya) atau takut (kepada Allah) Q.S Thaaha 43-44).

Wajiblah bagi kita mengambil pelajaran  berharga dari ayat yang mulia ini,  bahwa terhadap manusia yang paling durhaka seperti Fir’aun, Allah mengutus Nabi Musa dan Harun  dan diperintahkan  untuk berbicara dengan lemah lembut.

Ketahuilah bahwa saudara saudara kita yang dengannya kita bergaul,  bermuamalah dan kadang kadang perlu saling menasehati maka tentulah mereka lebih pantas untuk mendapatkan kelemah lembutan dari kita.
Insya Allah, tidak ada saudara saudara atau teman kita saat ini yang lebih buruk dari Fir’aun dan kitapun tidak lebih mulia dari Nabi Musa. Oleh karena itu sekali lagi mari kita jaga kelemah lembutan kita dalam bergaul dengan mereka. Ingatlah  bahwa jika kita berlaku kasar terhadap saudara kita itu berarti dia dianggap sebagai manusia yang lebih buruk dari Fir’aun dan kita merasa lebih baik dari Musa dan Harun.

Keutamaan lemah lembut.
Sungguh sangatlah banyak manfaat dan keutamaan dari sifat lemah lembut, diantaranya adalah :

Pertama : Akan menghiasi pribadi seseorang.
Pada suatu kali ada orang Yahudi mengucapkan salam kepada Rasulullah, tapi diplesetkan yaitu dengan ucapan assamualaikum bukan assalamu ‘alaikum. Assamualaikum bermakna matilah engkau. A’isyah yang ada disitu jadi tersinggung dan berkata  kepada Yahudi itu : Matilah engkau dan laknat Allah bagi para keturunan babi dan monyet.
Rasulullah tetap tenang dan mengingatkan A’isyah agar tetap berlemah lembut. Lalu beliau bersabda : “Inna rifqa la yakuunu fi syai-in illa zanalu, wala yunza’u min syai-in illa syanah”  Sesungguhnya lemah lembut itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali menghiasinya dan tidaklah dia dicabut dari sesuatu kecuali dia akan memburukkannya. (H.R Muslim)

Kedua : Allah mencintai kelemah lembutan.
Seorang hamba haruslah senantiasa mencari cinta dan ridha Allah baginya yaitu dengan selalu menjaga ketaatan kepadaNya. Kelemah lembutan merupakan salah satu perangai  yang  Allah cintai.
Rasulullah bersabda : “Innallaha yuhibbu rifqa fii amri kullih” Sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut di segala perkara (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketiga : Jauh dari penyesalan.
Seorang hamba yang suka berbicara atau berlaku kasar biasanya dia sering menyesalinya. Merasa terlanjur dan menyesal.
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz berkata : Maka wajib bagi kalian untuk berlemah lembut dan berhati hati. Jangan cepat marah dan berlaku kasar. Kalian tidak akan menyesal selama lamanya bila berlemah lembut.

Kita bermohon kepada Allah agar diberi kekuatan  untuk senantiasa berlemah lembut dalam bermuamalah.

Allahu a’lam  (098)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar