Sabtu, 11 Oktober 2014

TAMPIL BEDA DENGAN SYAITHAN



TAMPIL BEDA DENGAN SYAITHAN
  
Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh setan itu adalah musuh yang selalu berusaha menyesatkan manusia. Allah berfirman : “Innasy syaithaana lakumaduwwun fattakhizdzuuhuaduwwan.” Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah dia sebagai musuh. (Q.S Fathir 6).
Kalau syaithan adalah musuh maka  kelakuan, kebiasaan, penampilan dan cara cara kita seharusnya  menyelisihi setan yang musuh kita itu. Jangan sama dengan mereka. Kita harus tampil beda dengan setan. Diantaranya adalah berbeda dengan sifat sifat buruk syaithan :

Pertama : Setan memiliki sifat sombong, maka kita harus tawadhu’.
Ketahuilah bahwa syaithan dilaknat Allah karena kesombongannya. Tidak mau atau enggan mengikuti perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Allah memasukkannya sebagai golongan yang kafir. Seorang hamba haruslah berbeda dengan syaithan.
Kita harus tawadhu’ yaitu rendah hati. Jauh dari sifat sombong.  Bagi kita, jika ada perintah Allah maka  kita harus dalam posisi sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami patuhi. Seorang hamba haruslah memahami betul bahwa perintah maupun larangan Allah semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia. 
   
Allah berfirman : “Waidz qulnaa lil malaaikatisjuduu li aadama fasajaduu, illaa ibliis, abaa wastakbara, wa kaana minal kaafiriin.” Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah engkau kepada Adam, maka merekapun sujud, kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan dia termasuk golongan yang kafir. (Q.S al Baqarah 34). 
   
Kedua : Setan memiliki sifat tergesa gesa, maka kita harus cermat dan tenang.
Sungguh sifat tergesa gesa itu adalah dari syaithan, dan seharusnya kita menyelisihinya. Sungguh sifat tergesa gesa sering mendatangkan keburukan. Seorang penyair berkata : “Betapa seringnya orang yang berhati hati mendapatkan apa yang dibutuhkannya, Dan betapa seringnya orang yang tergesa gesa itu tergelincir”.
Rasulullah bersabda : “Al anaatu minallah, wal ‘ajalatu minasy syaithan” Sikap hati hati itu dari Allah dan sikap tergesa gesa itu dari syaithan (H.R Imam at Tirmidzi) 
 
Ketiga : Setan adalah saudara pemboros,  maka kita harus hemat.
Sungguh Allah melarang kita menjadi pemboros karena akan bersaudara dengan syaithan. Allah berfirman :
“Innal mubadzdziriina kaanuu ikhwaanasy syayathiin. Wakaanasy syaithanu lirabbihi kafuuraa”. Sesungguhnya orang orang yang pemboros itu adalah saudaranya syaithan. Dan syaithan itu sangat ingkar kepada Rabbnya. (Q.S al Isra’ 27).

Oleh karena itu, kita sangat dianjurkan untuk berhemat karena akan memberikan manfaat dan juga agar kita bisa tampil beda dengan syaithan.

Keempat : Setan makan, minum dengan tangan kiri,  kita harus dengan tangan kanan.
Tentang hal ini Rasulullah bersabda : “Idzaa akala ahadukum falyak-kul bi yaminih, waidzaa syariba falyasyrab bi yaminih, fa innasy syaithana yak-kulu bi syimaalihi, wa yasyrabu bi syimaalihi.” Apabila  salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan bila ia minum hendaknya ia minum dengan tangan kanannya. Maka sesungguhnya syaithan makan dan minum dengan tangan kirinya. (H.R Imam Muslim dari Ibnu Umar).

Sungguh yang kita lihat ada sebagian manusia makan dan minum dengan tangan kiri. Karena sudah menjadi kebiasaan sehinga sulit untuk merubahnya. Mereka merasa tidak ada beda makan dan minum dengan tangan kiri atau tangan kanan. Tangan kanan atau kiri yang dipakai, kenyangnya sama. Tangan kanan atau kiri yang dipakai, minumnya tetap menghilangkan haus. Apa memang demikian ?

Sungguh  Rasulullah telah mengingatkan kita tentang hal ini. Ini adalah adab Islam. Dan ketahuilah bahwa jika Rasulullah melarang sesuatu pastilah ada mudharat disitu. Dan yang lebih penting lagi adalah kalau kita membiasakan makan dan minum dengan tangan kanan berarti kita telah mengikuti dan menghidupkan sunnah. Kalau bukan umat Islam yang menghidupkan sunnah dan mengikuti ajaran Rasululah lalu siapa lagi. Seandainya kita tidak mau mengikuti ajaran Rasulullah lalu kita mau mengikuti ajaran siapa.     
Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada, berkata bahwa berdasarkan hadits diatas maka makan dengan tangan kanan adalah wajib. Bahkan untuk orang yang kidal sekalipun dia wajib makan dengan tangan kanannya. (Kitab Ensiklopedi Adab Islam, jilid 1) 
Semoga Allah memberi kita hidayah untuk selalu menyelisihi perbuatan dan sifat sifat syaithan la’natullah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar