Rabu, 01 Oktober 2014

PENDORONG BICARA BERLEBIHAN



PENDORONG BICARA BERLEBIHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sikap berlebihan yang paling banyak  terjadi dan paling besar akibatnya adalah sikap banyak bicara. Sebagian besar manusia terkena penyakit ini kecuali orang orang mendapat petunjuk. Pada hal sikap banyak berbicara atau bicara berlebihan ini memiliki banyak keburukan. Diantaranya adalah membuat hati menjadi keras. Imam Ibnul Qayyim berkata : Penyebab kerasnya hati terdapat pada empat perkara,  jika keempat perkara itu dilakukan dengan  melampaui batas,   yaitu : (1) Tidur (2) Makan (3) Berbicara (4) Bergaul (secara berlebihan).

Seorang hamba yang menjaga dirinya akan berusaha dengan sungguh sungguh untuk tidak melakukan keempat macam ini secara berlebihan atau melampaui batas yaitu antara lain dengan mengetahui pendorongnya. Diantara sebab atau pendorong  yang membuat seseorang  berbicara berlebihan adalah :

Pertama : Suka membicarakan yang tak bermanfaat.
Tidak  diragukan bahwa seseorang yang suka membicarakan segala sesuatu yang tidak bermanfaat akan jatuh pada sikap bicara berlebihan. Rasulullah telah mengingatkan kita tentang hal ini dalam sabda beliau :
“In min husni islamil mar’i tarkuhu maa laa ya’nih”. Sesungguhnya salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak perlu baginya. (H.R. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan selainnya).

Ibnu Rajab antara lain menjelaskan : Maksud hadits ini, salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan apapun yang tak perlu baginya baik itu berupa perkataan maupun perbuatan. Ia hanya berkata dan berbuat apa yang perlu baginya. Keperluan yang dimaksud adalah perkara yang ia butuhkan sehingga ia mencari dan mengharapkannya (Jami’al ulum wal Hikam). 
  
Selanjutnya Ibnu Rajab berkata : Para ulama salaf sangat memuji orang diam yang ingin meninggalkan keburukan dan perkara yang tidak perlu baginya. Mereka selalu membina dan memperjuangkan diri untuk diam dari hal-hal yang tidak perlu bagi mereka. (Jami’ul Ulum wal Hikam)

Abdullah bin Amr berkata : Tinggalkanlah segala sesuatu yang tidak ada hubungan denganmu. Jangan berbicara yang tidak bermanfaat bagimu. Jagalah lidahmu seperti engkau menjaga hartamu.

Imam Hasan al Bashri berkata : Salah satu tanda jauhnya Allah dari hamba-Nya adalah Allah menjadikan orang tersebut sibuk dengan perkara-perkara yang tidak perlu baginya. Hal itu sebagai bentuk penghinaan terhadapnya. 
  
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Orang yang menyibukkan dirinya dengan perkara yang tidak berguna baginya (perkataan dan perbuatan, pen), maka kualitas keislamannya tidak baik. Dan hal ini nampak pada sebagian besar manusia, dimana anda dapati mereka banyak mengatakan sesuatu yang tidak berguna atau menanyakan sesuatu yang tidak bermanfaat kepada orang lain. Semua ini menunjukkan lemahnya kualitas keislaman mereka.(Syarah Hadits Arba’in).

Kedua : Membicarakan semua yang didengar dan dilihat.
Sungguh banyak manusia zaman sekarang yang senang berbicara. Semua yang pernah dia dengar ataupun yang dia lihat saat ini maupun pengalamannya masa lalu bahkan puluhan tahun yang lalu selalu dibicarakan bahkan berulang ulang ditempat dan dengan orang yang sama. Tidak peduli apakah itu bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya atau tidak. Ini suatu penyebab manusia berbicara berlebihan.

Dalam berbagai pertemuan atau perkumpulan sosial banyak manusia membicarakan tentang kemungkaran di masyarakat, tentang kecurangan yang marajalela, peristiwa kecelakaan dan ikut menyesalinya. Tapi hampir tidak ada yang mereka perbuat. Nampaknya mereka berbicara untuk mengisi kekosongan waktu atau ikut sekedar meramaikan pembicaraan. 
  
Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kafa bil mar’i kadziban aiyuhaditsa bi kulli ma sami’. Cukuplah bagi seseorang untuk dikatakan berbohong jika ia membicarakan segala sesuatu yang ia dengar”(H.R.Muslim).

Hadits ini memberikan nasehat kepada kita untuk tidak membicarakan semua hal yang kita dengar, karena bisa jatuh kepada sikap bicara berlebihan yang kadang-kadang ditambahi dengan yang tidak dilihatnya. Akibatnya bisa jatuh kepada kebohongan. Ketahuilah bahwa berbohong adalah sesuatu yang sangat tercela dalam syari’at Islam.

Ketiga : Tidak berfikir sebelum berbicara.
Ini juga sesuatu yang tanpa disadari bisa mendorong seseorang untuk berbicara berlebihan. Janganlah sekali-kali berucap sebelum berfikir karena sering menimbulkan penyesalan. Berfikir dulu baru berbicara ini lebih selamat untuk diri kita dan orang lain.

Imam Hasan al Bashri berkata :  Bahwa lidah orang bijak ada dibelakang hatinya. Ketika ingin berbicara ia memikirkan dulu di hatinya. Jika perkataaan itu baik ia mengucapkannya dan jika tidak maka ia menahan lidahnya. Adapun orang bodoh, hatinya diujung lidahnya dimana lidahnya tidak kembali kehatinya. Apa yang ada diujung lidahnya dia ucapkan semuanya.

Itulah tiga hal yang mendorong seseorang untuk berbicara berlebihan dan pada akhirnya akan mendatangkan keburukan baginya. Allahu a’lam. (072)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar