Minggu, 12 Oktober 2014

ALLAH MENJAMIN RIZKI



ALLAH MENJAMIN RIZKI MAKHLUKNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Sungguh, tujuan penciptaan manusia telah dijelaskan Allah yaitu semata-mata untuk beribadah kepadaNya. Allah berfirman : “Wama khalaqtul jinna wal insa illa liya’budun”  Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu. (Q.S adz Dzariat 56).

Ketahuilah saudaraku bahwa jika ada diantara kita diberi pangkat dan jabatan maka itu haruslah dimanfaatkan dalam rangka beribadah kepada Allah. Jika ditakdirkan memiliki harta yang banyak itu juga haruslah dimanfaatkan dalam rangka beribadah kepada Allah. Ditakdirkan menjadi orang yang berilmu maka itupun haruslah dimanfaatkan dalam rangka beribadah kepada Allah.
 Prof. DR. Hamka berkata : Bahwa  tidak ada kegunaan lain manusia diciptakan Allah  kecuali untuk beribadah dan mengabdi kepadaNya.

Oleh sebab itu seorang hamba haruslah berusaha memusatkan perhatiannya untuk bisa beribadah kepada Allah, menjaga ketaatan  dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Rizki Allah yang menjamin.
Untuk bisa beribadah dengan baik maka Allah telah menyediakan berbagai fasilitas bagi manusia termasuk menjamin rizkinya. Allah berfirman : “Wama min daabbtin fil ardhi illa ‘alallahi rizquhaa”. Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) dibumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya (Q.S Hud 6).

Dalam hal rizki, kewajiban seorang hamba adalah bagaimana berusaha mencarinya, bukan memikirkan apakah dia akan dapat rizki atau tidak. Tidak perlu bersusah susah memikirkan akan dapat rizki atau tidak kalau dapat     jumlahnya sedikit atau banyak dan sebagainya.
Tentulah dalam mencari rizki seorang hamba juga harus berdoa untuk memperolehnya, berserah diri kepada Allah dan ridha terhadap apa dan berapa yang diberiNya. Itupun haruslah dengan catatan tidak melupakan kewajibannya yang utama yaitu beribadah kepada Allah. 

Allah memberikan yang terbaik.
Tidaklah Allah memberikan suatu kenikmatan atau rizki kepada hambanya yang beriman kecuali itu adalah yang terbaik baginya. Memang manusia sering tidak dapat membedakan antara penolakan dan penundaan atau penggantian yang lebih baik dari Allah.

Terkadang manusia berharap untuk mendapatkan segala keinginannya didunia ini meskipun yang diminta itu terkadang adalah  sesuatu  yang hina tidak bernilai. Padahal Allah Mahamengetahui yang terbaik baginya.

Ketahuilah, kata al Imam Ibnul Qayyim :

Allah tidak menolak sesuatu yang diminta hambaNya melainkan karena Allah ingin memberikan yang lebih baiklagi kepada hamba itu.
Allah tidak memberikan cobaan melainkan untuk kebaikan hambaNya.
Allah tidak menguji seseorang melainkan untuk mensucikan dirinya.
Allah tidak melahirkan seseorang kedunia melainkan agar dapat berbekal untuk menemuiNya dengan meniti  jalan yang lurus agar mengantarkan (dengan selamat) kepadaNya.
Allah tidak mematikan seseorang hamba (yang beriman) melainkan untuk menghidupkannya kembali (di alam yang lebih baik) (Lihat Kitab Fawaidul Fawaid, Imam Ibnul Qayyim)
.
Dari satu kebaikan kepada yang lebih baik.
Dengan kasih sayangNya, Allah senantiasa menyediakan rizki yang baik bagi hamba hambaNya yang beriman.
Ketahuilah bahwa jika Allah menutup satu pintu rizki untuk seorang hamba maka sebenarnya Allah bermaksud membuka pintu rizki yang lain dan lebih baik. Bisa jumlah dan jenisnya yang lebih baik dan bisa pula keberkahannya yang bertambah.

Imam Ibnul Qayyim, mengingatkan kita agar merenungkan bagaimana rizki yang diberikan Allah berpindah dari sesuatu yang baik kepada yang lebih baik.
Kata beliau : Cobalah renungkan. Pada waktu seorang hamba masih berada dalam kandungan ibunya, diberi rizki oleh Allah melalui satu jalan saja yaitu melalui tali pusarnya.


Setelah lahir kedunia maka rizki melalui satu jalan tadi yaitu tali pusar ini diputus. Dengan demikian putuslah pula rizkinya.  Tapi dengan kasih sayangNya pula, rizki yang satu jalan ini diganti oleh Allah dengan rizki dari dua jalan yaitu dua saluran asi dari ibunya,  yaitu minuman yang segar  dan lezat. Ini adalah rizki atau makanan terbaik bagi si bayi.

Selanjutnya, apabila seorang bayi telah  berakhir masa penyusuannya, maka sudah tertutup baginya rizki dari dua jalan saluran  asi ini.  Tapi Allah telah mempersiapkan rizkinya melalui empat jalan. Dua jalan berupa minuman yaitu air segar dan susu dan dua jalan berupa makanan yaitu  dari tumbuh-tumbuhan  dan hewan. 

Kemudian, setelah pintu rizki yang empat macam ini ditutup tersebab datangnya ajal, Allah bukakan  lagi kenikmatan baru dan jauh lebih hebat dari rizki dan kenikmatan yang lalu yaitu delapan pintu surga. Dan orang yang beriman dan bertakwa boleh memilih dari pintu mana saja dia mau masuk.

Penutup.
Kewajiban seorang hamba adalah beribadah. Rizki sudah disediakan Allah dan seorang hamba tinggal berusaha mencarinya dan tidak perlu memikirkan bisa dapat atau tidak.
Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-hambanya. Jika suatu pintu kenikmatan ditutup maka Allah akan membuka pintu kenikmatan yang lain yang lebih baik, bagi hamba hambaNya yang bertakwa. 

Pada suatu waktu seorang  hamba mungkin merasa tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Dalam kondisi ini hendaknya dia memahami bahwa sesuatu yang baik menurutnya belum tentu baik menurut Allah karena Allah pasti lebih tahu apa yang terbaik bagi hamba-hambaNya.

Allah berfirman : “Wa ‘asaa an takrahuu syai-an wa huwa khairul lakum. Wa ‘asaa-an tuhibbuu syai-an wa huwa syarrul lakum. Wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun”. Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu pada hal itu tidak baik bagimu. Allah Mahamengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216)

Allahu a’lam  (087)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar