Sabtu, 09 Mei 2020

JANGAN MENCELA MESKIPUN CARA KITA BERBEDA


JANGAN MENCELA MESKIPUN CARA KITA BERBEDA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Terkadang kita berbeda cara atau pendapat dengan saudara saudara sesama muslim dalam urusan dunia bahkan juga ada  beberapa hal dalam mengamalkan suatu ibadah tertentu. Itu  bisa jadi karena ada beda pemahaman dalam mengambil makna meskipun terkadang dalil atau sandaran yang dipakai sama ataupun sebab sebab lainnya.

Diantara contohnya adalah dalam cara membayar zakat fitri ada yang berpendapat harus dengan makanan pokok dan ada lagi yang membolehkan dengan uang. Semua dengan alasan masing masing meskipun Rasulullah Salallau ‘alaihi Wasallam dan sahabat biasa membayarkan zakat fitri  dengan makanan pokok. 

Ada contoh lain,  ketika ada wabah penyakit yang menyebar maka ulama telah berfatwa dan  pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang tak boleh berkumpul termasuk shalat berjamaah terutama wilayah merah. Tapi ada sebagian orang yang berbeda pendapat tetap saja menyelenggarakan shalat Jum at dan yang lainnya.

Terhadap perbedaan ini SANGATAH DIANJURKAN UNTUK TIDAK ADA YANG MENCELA. Dalam hal ini yang disarankan adalah SALING MEMBERI MASUKKAN ATAU NASEHAT JIKA MEMUNGKINKAN dan diperkirakan ada manfaatnya. Jangan sampai kepada perdebatan yang menimbulkan salah paham apalagi keretakan hubungan persaudaraan. Selain itu sangat dianjurkan pula :
 
(1) Berusaha mencari tahu dalil dalil yang shahih atau lebih kuat atas satu perkara yang berbeda.

(2) Berdoa untuk diri sendiri agar diberi petunjuk pada cara yang benar yang disyariatkan. 

(3) Berdoa untuk saudara yang berbeda agar dia juga diberi petunjuk untuk mendapatkan sesuatu yang benar menurut syariat. Sungguh mendoakan saudara tanpa sepengetahuannya adalah sangat dianjurkan dan bermanfaat bagi yang mendoakan dan juga  bagi yang didoakan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

عَنْ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِـمِثْلٍ

Dari Abu ad Darda’ bahwa sesungguhnya  Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Doa  (kebaikan) seorang Muslim bagi saudaranya (sesama Muslim) di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) adalah mustajab (dikabulkan  Allah).  Di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan (dengan perintah Allah untuk urusan ini). Setiap kali dia mendoakan kebaikan bagi saudaranymaka malaikat yang ditugaskan itu berkata: “Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah !) dan kamu juga akan mendapatkan (kebaikan) seperti itu. (H.R Imam Muslim).

Pada zaman Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah ada juga perbedaan cara atau beda pendapat terhadap sesuatu. Diantaranya adalah sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfuri :  Pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ke 4 H. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam memerintahkan pasukan Islam berangkat menyerang benteng Bani Quraizhah tersebab pengkhianatan mereka.

Sebelum berangkat Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam memberikan maklumat kepada orang banyak : Siapa yang tunduk dan patuh, janganlah sekali kali mendirikan shalat Ashar kecuali (telah sampai) di Bani Quraizhah.

Pasukan kaum muslimin berangkat berkelompok kelompok. Ditengah perjalanan saat waktu shalat Ashar tiba sebagian sahabat menunaikan shalat saat itu juga. Sebagian tidak melaksanakan shalat Ashar dan berkata : Kami tidak akan mendirikan shalat Ashar sebelum sampai di Bani Quraizhah, seperti yang diperintahkan kepada kita. Dalam hal ini mereka para sahabat  berkata : Kami TIDAK SALING MEMPERMASALAHKAN HAL INI. (Kitab Ar Rahiq al Makhtum)

Ketahuilah bahwa  salah satu bentuk pembicaraan yang buruk adalah kebiasaan suka mencela. Bahkan Imam adz Dzahabi mengatakan bahwa perbuatan suka mencela adalah termasuk dosa besar. (Lihat Kitab al Kaba-ir).

Seorang beriman haruslah mewajibkan dirinya untuk menjauh dari sifat suka mencela ini. Dalam wasiat Rasulullah kepada Abu Juraiyi beliau bersabda :

لَا تَسُبَّنَّ أَحَدًا قَالَ فَمَا سَبَبْتُ بَعْدَهُ حُرًّا وَلَا عَبْدًا وَلَا بَعِيرًا وَلَا شَاةً  

Janganlah engkau mencela seorangpun !. Abu Juraiyi berkata : Maka setelah itu aku tak pernah mencela seorang yang merdeka, seorang budak, seekor onta dan seekor kambing. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Mencela seorang muslim merupakan kefasikan dan memeranginya merupakan kekafiran. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah mejauhi sifat suka mencela dan menggantinya dengan sifat SALING MEMBERI NASEHAT DAN SALING MENDOAKAN KEPADA KEBAIKAN. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.972)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar