Selasa, 19 Mei 2020

DIBUTUHKAN KESABARAN DALAM MELAKUKAN KETAATAN


DIBUTUHKAN KESABARAN DALAM MELAKUKAN KETAATAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Taat atau ketaatan kepada Allah Ta’ala adalah kewajiban utama setiap hamba. Sungguh taat kepada Allah Ta’ala, khususnya dalam menyembah kepada-Nya haruslah terus menerus sampai akhir hayat. Allah Ta’ala berfirman :

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Dan sembahlah Rabbmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (Q.S al Hijr 99).

Sayikh as Sa’di berkata : Al yaqin yaitu sampai ajal tiba. Maksudnya, kontinyulah, engkau (Muhammad)  mendekatkan diri kepada Allah dengan segala macam ibadah disetiap waktu. Maka beliau mentaati perintah Rabb-nya dan senantiasa   beribadah sampai datang al yaqin  dari Rabbnya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Sungguh Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah memerintahkan kita melakukan berbagai ibadah sebagai bukti ketaatan kita kepada-Nya. Tapi ketahuilah bahwa hamba hamba Allah harus menjaga kesabarannya dalam melakukan ketaatan.
Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Wahai orang orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu  dan tetaplah bersiap siaga  dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Q.S Ali Imran 200). 
   
Imam Hasan al Bashri berkata : Mereka diperintahkan agar bersabar di atas agama yang telah Allah Ta’ala ridhai untuk mereka yaitu agama Islam. Jangan sampai mereka meninggalkannya dengan sebab senang atau susah, sengsara atau sejahtera, sehingga mereka mati dalam keadaan sebagai orang Islam. Dan agar mereka menambah kesabaran menghadapi musuh musuh yang menyembunyikan agama mereka (Tafsir Ibnu Katsir).

Para ulama menjelaskan bahwa sabar haruslah ada pada tiga tempat. Satu diantaranya adalah SABAR DALAM MENJALANKAN KETAATAN. 
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi  dan senja hari dengan  mengharap  wajah-Nya. (Q.S al Kahfi 28) 

Lihatlah beberapa keadaan, bagaimana kebutuhan kita terhadap sabar misalnya ketika melakukan SHALAT MALAM. Kita harus bersiap diri untuk bangun di sepertiga malam terakhir padahal inilah waktu yang sangat menggoda untuk tidur. Kita bersabar dan kita lawan keinginan untuk tidur demi menunjukkan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Kita juga butuh kesabaran yang hebat ketika harus melaksanakan PUASA BAIK YANG WAJIB MAUPUN YANG SUNNAH. Harus bersabar menahan hawa nafsu dan harus bersabar untuk meninggalkan sesuatu yang mubah bahkan yang halal sekalipun.
An-Nasa`i meriwayatkan dari al Bahili radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

صمْ شهرَ الصبرِ وثلاثةَ أيامٍ من كلِّ شهر...

Puasalah pada bulan kesabaran dan puasalah di tiga hari pada setiap bulan. (H.R an Nasa’i)

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati bulan Ramadhan sebagai bulan kesabaran, hal itu dikarenakan terkumpul dalam bulan Ramadhan seluruh jenis kesabaran : (1) Sabar melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta’ala. (2) Sabar meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya dan. (3) Sabar dalam menghadapi ketetapan Allah Ta’ala yang berat (yang dirasakan oleh seorang hamba).

Sungguh Allah Ta’ala pasti memberi balasan yang lebih baik kepada hamba hamba yang sabar. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan Kami pasti akan memberi BALASAN KEPADA ORANG ORANG YANG SABAR dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahl 96).

Bahkan pahala sabar tidak ada batasnya. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10)

Ketahuilah bahwa ketika kesabaran kita berkurang dalam melakukan ibadah maka hinggaplah penyakit yang bernama futur yaitu  berupa kemalasan, menunda-nunda atau berlambat lambat dalam melakukan suatu kebaikan dan ibadah pada hal sebelumnya bersegera. Semuanya akan berujung kepada kerugian dan penyesalan.

Oleh sebab itu hamba hamba Allah akan tetap berusaha menjaga kesabaran dalam melakukan ketaatan yang disyariatkan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.980)

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar