Minggu, 05 April 2020

TERTUTUP SATU PINTU RIZKI TERBUKA PINTU YANG LAIN


TERTUTUP SATU PINTU RIZKI TERBUKA PINTU YANG LAIN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala menjamin rizki semua makhluk-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semua dijamin Allah rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata.  (Q.S Huud 6).

Bahkan  Allah Ta’ala membagi nikmat rizki kepada hamba hamba-Nya tanpa dihitung hitung, sesuai dengan kehendak-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. (Q.S Ali Imran 37

Ketahuilah bahwa manusia hanya akan berakhir jatah rizkinya ketika dia diwafatkan.  Kalau sudah ada jaminan demikian, maka berusahalah mencarinya. Tak boleh  khawatir dengan jatah rizki. Jika seseorang mengkhawatirkan rizki apalagi berlebihan khawatirnya, bisa jadi imannya MULAI MELEMAH. 

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mencari rizki.
Jangan sampai tertundanya rizki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rizki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya. (H.R ath Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah)

Ketahuilah bahwa jika Allah menutup satu pintu rizki untuk seorang hamba maka sebenarnya Allah bermaksud membuka pintu rizki yang lain dan lebih baik. Bisa jumlah dan jenisnya yang lebih baik dan bisa pula keberkahannya yang bertambah. 

Imam Ibnul Qayyim, mengingatkan kita agar merenungkan bagaimana ketika satu pintu rizki ditutup lalu Allah Ta’ala membuka pintu yang lain bahkan dari yang sesuatu  yang baik kepada yang lebih baik.

Kata beliau : Cobalah renungkan. Pada waktu seorang hamba masih berada dalam kandungan ibunya, diberi rizki oleh Allah melalui SATU JALAN saja yaitu melalui tali pusarnya.

Setelah lahir kedunia maka rizki melalui satu jalan tadi yaitu tali pusar ini diputus. Dengan demikian putuslah pula rizkinya.  Tapi dengan kasih sayangNya pula, rizki yang satu jalan ini diganti oleh Allah dengan rizki dari DUA JALAN yaitu dua saluran asi  dari ibunya,  yaitu minuman yang segar  dan lezat. Ini adalah rizki atau makanan terbaik bagi si bayi. 

Selanjutnya, apabila seorang bayi telah  berakhir masa penyusuannya, maka sudah tertutup baginya rizki dari dua jalan saluran  asi ini.  Tapi Allah telah mempersiapkan rizkinya melalui EMPAT JALAN. Dua jalan berupa minuman yaitu air segar dan susu dan dua jalan berupa makanan yaitu  dari tumbuh-tumbuhan  dan hewan. 

Kemudian, setelah pintu rizki yang empat macam ini ditutup tersebab datangnya ajal, Allah Ta’ala membukakan  lagi kenikmatan baru dan jauh lebih hebat dari rizki dan kenikmatan yang lalu yaitu DELAPAN PINTU SURGA. Dan orang yang beriman dan bertakwa boleh memilih dari pintu mana saja dia mau masuk. (Kitab Fawaidul Fawaid, dengan sedikit penyelarasan redaksi, peny.).

Jadi, hamba hamba Allah tak perlu takut jika rizki belum datang. Tetap berusaha, berdoa dan berserah diri kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ

Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (Q.S ath Thalaq 3).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1937) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar