Senin, 13 April 2020

MEMPERBANYAK AMAL RAMADHAN MESKIPUN DALAM KEADAAN SULIT


MEMPERBANYAK AMAL RAMADHAN MESKIPUN 
DALAM KEADAAN SULIT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Alhamdulillah, dari dahulu guru guru kita selalu mengingatkan tentang banyaknya keutamaan bulan Ramadhan. Bahkan Ramadhan adalah bulan penuh berkah sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : “Qad jaa’akum syahrur ramadhan, syahrul mubaarak”.  Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. (H.R Imam Ahmad dan an Nasa’i).  

Tapi ketahuilah bahwa keutamaan, kebaikan dan keberkahan yang ada di bulan Ramadhan hanya bagi orang beriman, itupun dengan catatan harus  MENGISINYA DENGAN AMAL AMAL SHALIH YANG DISYARIATKAN. Yang selain itu tak akan dapat.

Oleh karena itu dalam  keadaan susah dan sulit, tersebab adanya musibah  seperti meluasnya wabah penyakit  maka kita tetap berusaha mengisi bulan Ramadhan dengan amal amal shalih terutama amal amal yang memberatkan timbangan di akhirat DAN YANG JUGA PENTING, JANGAN DIABAIKAN yaitu AMAL SHALIH YANG MENDATANGKAN AMPUNAN DARI ALLAH TA’ALA.

Ketahuilah bulan Ramadhan adalah bulan kesempatan banyak beribadah dan pahalanya dilipat gandakan. Selain itu ada banyak amalan Ramadhan yang menjadi penghapus dosa bahkan benteng dari api neraka, diantaranya adalah :

Pertama : Ketika melaksanakan puasa wajib.

Sungguh orang orang beriman yang melaksanakan puasa Ramadhan akan diampuni dosanya yang telah lalu. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Yang dimaksud dengan iman di sini adalah meyakini wajibnya puasa yang dia lakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan mengharapkan pahala atau ihtisab adalah keinginan mendapatkan balasan pahala dari Allah Ta’ala (Fath al Bari)

Selain itu ketahuilah bahwa puasa adalah benteng dari api neraka, sebagaimana Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman : Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya. (H.R Imam Ahmad).

Kedua : Ketika mendirikan shalat taraweh

Pada hadits no. 697 dalam Kitab  Bulughul Maram, Ibnu Hajar Asqalani menyebutkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Salllahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Barangsiapa  melaksanakan shalat taraweh atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Itulah di antara keutamaan shalat taraweh. Hal ini juga menunjukkan bahwa disebut ikhlas jika seseorang mengharap pahala dari sisi Allah ketika beramal.

Ketiga : Ketika mendirikan shalat pada malam qadar

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إَيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berdiri (shalat) pada  Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah,  akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Selain itu disunnahkan untuk banyak berdoa memohon ampun pada malam qadar tersebut. Telah diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, (dia) berkata : Aku bertanya, “Ya Rasulullah !. Apa pendapatmu jika aku tahu kapan lailatul qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?.  Beliau menjawab, ucapkanlah :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Oleh karena itu, tetaplah mengisi bulan Ramadhan dengan  amal amal shalih yang disyariatkan meskipun keadaan sulit seperti adanya musibah berupa wabah penyakit yang meluas dan yang lainnya. 

Sungguh Ramadhan hanya didatangkan Allah Ta’ala sekali dalam setahun. Kalaupun kita mendapat Ramadhan tahun yang lalu dan tahun ini, sungguh tak ada jaminan sedikitpun bahwa kita akan mendapatkannya lagi pada tahun yang akan datang. 

Selain itu,  ketika melakukan amal yang disyariatkan tetaplah menjaga KEIKHLASAN dengan mengharap ridha dan pahala dari-Nya. Dan juga mengikuti contoh  yang diajarkan atau ITTIBA’ kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.944)




 [WU1]ndapat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar