Sabtu, 21 Mei 2016

SYUKUR SEORANG HAMBA AKAN KEMBALI KEPADANYA



SYUKUR SEORANG HAMBA AKAN KEMBALI KEPADANYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh semua nikmat datang dari Allah Ta’ala tidak ada dari yang selain-Nya.  Allah berfirman : “Wamaa bikum min ni’matin fa minallahi” Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. (Q.S an Nahl 53) 

Dan sangatlah banyak nikmat itu baik jumlahnya maupun jenisnya sehingga kita tidak akan pernah mampu menghitungnya. Allah berfirman  : “Wain ta’uddu ni’matalahi laa tuhshuhaa” Dan jika engkau menghitung nikmat Allah maka niscaya engkau tidak akan mampu menghitungnya. (Q.S Ibrahim 34).

Dan Allah Ta’ala telah berjanji akan menambahkan  nikmat kepada hamba hamba-Nya  yang bersyukur.  Allah berfirman: “Dan (ingatlah)  ketika Rabbmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti  Kami menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu amat pedih”. (Q.S Ibrahim 7)

Iman Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa maksud  ayat ini adalah perintah untuk bersyukur dan diiringi dengan ancaman jika tidak bersyukur. Ancaman Allah adalah kalau tidak bersyukur maka akan diberi azab yang pedih yaitu (1) Didunia bisa berbentuk diambilnya nikmat tersebut atau diambil berkahnya. (2) Diakhirat akan diazab karena tidak mau bersyukur.

Jadi terhadap nikmat nikmat Allah, kita  diperintahkan untuk  bersyukur kepada-Nya. Lalu apa makna bersyukur itu. Syaikh as Sa’di berkata : Adapun makna bersyukur adalah bahwa hati kita mengenal bahwa semua nikmat itu datang hanya dari Allah Ta’ala. (2) Menyebutnya dengan lisan dengan memuji-Nya dan (3) Menggunakan nikmat itu untuk mencari ridha-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Imam Ibnu Mas’ud berkata : “Adapun manfaat bersyukur adalah untuk mempertahankan nikmat yang telah ada dan untuk mendapatkan tambahannya.” Maksudnya adalah jika kita bersyukur maka nikmat yang telah ada pada kita tidak akan diambil. Kalaupun diambil akan diberikan ganti yang lebih baik. Dan nikmat yang baru sebagai tambahan akan diberikan pula, baik  jenis dan jumlahnya secara fisik   ataupun berkahnya yang akan ditambah.

Sungguh tatkala seorang hamba   bersyukur, maka kebaikannya adalah untuk dirinya. Seberapa banyakpun syukurnya seorang hamba tidak akan menambah kebesaran dan kekuasaan Allah. Begitu juga kufurnya seorang hamba tidaklah akan mengurangi kebesaran dan kekuasaan Allah sedikitpun. 

Allah berfirman : “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu : bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji .“  (Q.S Luqman 12).

Syaikh as Sa’di berkata : Dan Allah Ta’ala mengabarkan kepadanya (Luqman) bahwa syukurnya orang orang yang bersyukur itu kembali kepada diri mereka sendiri. Dan bahwa siapa saja yang ingkar dan tidak bersyukur kepada Allah maka bahayanya  menimpa dirinya sendiri, sedangkan Allah Mahakaya tidak butuh kepadanya lagi Maha Terpuji dalam apa saja yang Dia takdirkan dan Dia putuskan terhadap orang yang menyalahi perintah-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Selain itu, Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa sesungguhnya orang yang bersyukur akan mendapatkan  ridha-Nya. Allah berfirman :  “In takfuruu fainnallaha ghaniyun ankum, wa laa yardhaa li’ibaadihil kufra, wa in tasykuruu yardhahu lakum”. Jika kamu kafir maka sesngguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya. Dan jika kamu bersyukur niscaya dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu. (Q.S az Zumar 7).

Sungguh bersyukur adalah kewajiban seorang hamba dan akan mendatangkan kebaikan yang banyak baginya. Oleh karena itu seorang hamba akan senantiasa bersyukur kepada Allah Ta’ala bagaimanapun keadaannya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A‘lam. (670). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar