Jumat, 06 Mei 2016

BENARKAH RAMADHAN DIBAGI MENJADI TIGA TAHAPAN ??



BENARKAH RAMADHAN DIBAGI MENJADI TIGA TAHAPAN ??

Oleh : Azwir B. Chaniago

Khususnya menjelang atau selama Ramadhan, ada sebagian  guru kita,  ustadz atau penceramah yang menjelaskan tentang berbagai keutamaan Ramadhan. Diantaranya adalah dengan menjelaskan bahwa Ramadhan itu dibagi menjadi tiga fase atau tahapan yaitu :  (1) Awalnya atau sepuluh hari pertama adalah rahmat atau kasih sayang. (2) Pertengahannya atau sepuluh hari kedua adalah maghfirah atau ampunan. (3) Akhirnya yaitu sembilan atau sepuluh hari terakhir adalah ‘itqun minannaar atau terbebas dari api neraka.

Allahu a’lam,  maksud penceramah tersebut tentulah baik, yaitu dalam rangka memotivasi umat agar senantiasa memelihara shaumnya sebulan penuh sehingga bisa memperoleh ketiga macam kebaikan tersebut.    Barangkali juga, sebagai pesan kepada orang-orang yang suka melaksanakan shaum Ramadhan pada awal awalnya saja. Akibatnya tidak mendapat tiga kebaikan Ramadhan berupa rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. 

Untuk menguatkan hujjah maka penceramah biasanya  membacakan hadits yaitu yang dimaksud pada hadits kelima diatas yaitu :  “Syahrun auwaluhu rahmatun, wa auwasathuhu maghfiratun, wa aakhirahu ‘itqun minannar”.  (Bulan Ramadhan adalah) bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.

Hadits ini adalah penggalan dari suatu hadits yang cukup panjang.  Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahihnya. 

Hadits ini juga diriwayatkan dari Abu Hurairah dengan redaksi sedikit berbeda yaitu : “Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.”

Pertama : Tentang kedudukan  hadits.
Hadits dengan matan ini dikeluarkan oleh al Uqaili, Ibnu ‘Adi, al Khatib , ad Dailami dan Ibnu Asakir. Kedudukan hadits ini telah dijelaskan oleh para ahli hadits, diantaranya : (1)  Dalam sanadnya ada Salam bin Sulaiman bin Siwar. Ibnu Adi berkata : Menurutku , haditsnya mungkar. (2) Juga terdapat Maslamah bin Shalt dan Maslamah itu tidak dikenal. Abu Hatim mengomentarinya : Haditsnya ditinggalkan.  (3) Syaikh  Muhammad Nashiruddin al Albani, seorang ahli hadits abad ini,  menyebutkan bahwa : Hadits ini mungkar. (Lihat Kitab Silsilah Hadits Dha’if dan Maudhu’ jilid 4/1571)

Dengan kedudukan yang demikian maka hadits ini tidaklah layak dijadikan  hujjah. 

Kedua : Tentang lafazh atau redaksi hadits.
Matan, redaksi atau lafaz ataupun makna  hadits ini berseberangan  dengan banyak hadits yang jelas keshahihannya. Diantaranya adalah : 

Hadits pertama : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : “Man shama ramadhaana imaanan wahtisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambih”.  Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ikhlas (mengharapkan ridha Allah), diampuni dosa dosanya  yang telah lalu (H.R Imam Muslim).

Hadits ini menegaskan bahwa maghfirah atau ampunan akan diperoleh setiap orang yang berpuasa yaitu selama bulan Ramadhan jika melaksanakan puasa dengan iman dan ikhlas karena Allah. Jadi jika dikatakan bahwa maghfirah hanya ada pada penggalan 10 hari kedua ramadhan berarti kita telah mempersempit nikmat Allah yang Mahaluas. 

Hadits kedua : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : Innallahi ‘utaqaaun fii kulli yaumin wa lailatin likulli  ‘abdin minhum da’watun mustajabah. Sesungguhnya Allah mempunyai pembebasan-pembebasan dari api neraka pada setiap hari dan malam. Bagi setiap hamba diantara mereka ada doa yang dikabulkan (H.R Ahmad). 

Hadits ketiga : Dari Abu Umamah bahwa Rasulullah bersabda : Innallahi ‘azza wa jalla ‘inda kulli fithrin ‘utaqaa’un. Sesungguhnya Allah memiliki kebebasan kebebasan dari api neraka pada setiap saat berbuka (H.R Ahmad).

Hadits keempat : Dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda : Innallahi ‘inda kulli fithrin ‘utaqaa-a wadzalika fii kulli lailah. Sesungguhnya Allah memiliki pembebasan-pembebasan dari api neraka pada setiap kali berbuka dan yang demikian itu ada pada setiap malam. (H.R Ibnu Majah, Syaikh al Albani berkata bahwa hadits ini Hasan-Shahih)

Hadits kelima : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : Walillahi ‘utaqaa-u minannaari wa dzalika fii kulli lailah. Dan Allah memiliki kebebesan-kebebasan dari api neraka , dan yang demikian itu ada pada setiap malam. (H.R Ibnu Majah, Syaikh al Albani berkata bahwa hadits ini Shahih.) 

Dari hadits kedua sampai hadits kelima diatas dapatlah kita  mengambil faedah bahwa ‘itqun minannaar atau pembebasan dari api neraka  tidak hanya terjadi pada penggalan sepuluh terakhir Ramadhan yang dipahami terjadi pada malam ke duapuluh satu sampai dengan akhir Ramadhan.  

Sungguh sangat jelas pendalilannya bahwa itqun minannaar ada pada setiap hari Ramadhan yaitu : (1) Menurut hadits kedua, ada pada setiap hari dan malam. (2) Menurut hadits ketiga, ada pada setiap saat berbuka. (3) Menurut hadits keempat, ada pada setiap kali berbuka dan itu terjadi pada setiap malam. (4) Menurut hadits kelima, ada pada setiap malam. 

Lalu tentang  rahmat Allah yang menurut Hadits dari Ibnu Khuzaimah diatas terjadi atau ada pada awal Ramadhan yang pahami antara satu Ramadhan sampai sepuluh Ramadhan, ternyata tidaklah demikian. 

Ketahuilah bahwa rahmat atau kasih sayang Allah itu ada pada setiap hari Ramadhan bahkan setiap hari diluar ramadhan khususnya bagi orang orang yang beriman. Bukankah hadits pertama sampai hadits kelima diatas menjelaskan bahwa ampunan dan pembebasan dari api neraka  itu ada setiap hari. Sungguh ampunan dan pembebasan dari api neraka itu adalah bagian dari rahmat atau kasih sayang Allah kepada hambanya yang berpuasa dan sekali lagi itu ada setiap hari Ramadhan.

Oleh karena itu tidaklah tepat kalau kita mempersempit nikmat yang diberikan Allah Ta’ala berupa rahmat, maghfirah dan pembebasan dari api neraka  dengan mengatakan hanya terjadi pada penggalan 10, 20 dan 29 atau 30  Ramadhan.

Selanjutnya mari kita bermohon kepada Allah agar kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun ini dan ramadhan beberapa tahun yang akan datang. Kta bermohon pula kepada Allah Ta’ala agar  diberi kekuatan untuk mengisi ramadhan tahun ini dengan amal ibadah yang lebih baik dari ramadhan ramadhan yang lalu.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (658)

   

  

1 komentar: