Kamis, 19 Mei 2016

JILBAB BUKANLAH BUDAYA ARAB SEBELUM ISLAM



JILBAB BUKANLAH BUDAYA  ARAB SEBELUM ISLAM

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sebagian orang beranggapan bahkan ada yang berkeyakinan bahwa menutup aurat dengan jilbab  atau berhijab menutupkan kain kudung ke dada adalah budaya wanita Arab Jahiliyah yaitu sebelum kedatangan Islam. Oleh karena itu, kata mereka, maka wanita wanita bukan Arab tidaklah berkewajiban berjilbab meniru niru budaya wanita Arab. Sungguh ini adalah pendapat yang keliru berat, menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya. 

Ketahuilah bahwa pemakaian jilbab ataupun hijab tidaklah sesuatu yang masyhur dikalangan wanita Arab sebelum Islam. Kalaupun ada sebagiannya yang berjilbab tapi jilbab mereka tidaklah memenuhi syarat sebagai penutup aurat sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta’ala kepada kaum mukminah. Lihatlah beberapa ayat al Qur an dan beberapa penjelasan, diantaranya sebagai berikut :

Pertama : Surat an Nuur 31. “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya”. 

Imam Ibnu Katsir menjelaskan : Ini adalah perintah Allah Ta’ala kepada wanita wanita Mukminah, karena kecemburuan-Nya terhadap suami suami mereka, para hamba-Nya yang beriman,  dan untuk membedakan mereka dengan sifat wanita Jahiliyah dan wanita musyrikah.

Imam Ibnu Katsir juga  mengatakan : Perempuan pada zaman Jahiliyah biasa melewati laki-laki dengan keadaan  dada terbuka, tanpa ada selimut sedikitpun. Bahkan kadang-kadang mereka memperlihatkan lehernya untuk memperlihatkan semua perhiasannya.

Imam Zarkasyi memberikan komentarnya mengenai keberadaan perempuan pada masa jahiliyah : Mereka mengenakan pakaian yang membuka leher dan bagian dadanya, sehingga tampak jelas seluruh leher dan urat-uratnya serta anggota sekitarnya. Mereka juga menjulurkan kerudungnya ke arah belakang, sehingga bagian muka tetap terbuka. Oleh karena itu, maka segera diperintahkan untuk mengulurkan kerudung di bagian depan agar bisa menutup dada mereka.

Ketika ayat ini turun, para wanita muslimah bersegera menutupi kepala mereka. Mereka yang tidak memiliki penutup kepala merobek kain sarung untuk digunakan sebagai penutup kepala.

Ini membuktikan bahwa sebelum ayat ini turun, menutup kepala bukanlah merupakan budaya yang umum di kalangan wanita Arab ketika itu. Ayat ini juga menunjukkan bahwa berjilbab  bukanlah sebuah pilihan melainkan kewajiban yang diperintahkan Allah Ta’ala.  Seandainya menutup kepala atau berjilbab merupakan sebuah pilihan maka  apa perlunya mereka memaksakan diri untuk merobek kain sarung untuk menutupi kepala mereka.

Kedua : Surat al Ahzaab 59.   Wahai Nabi !. Katakanlah kepada istri istrimu, anak anak perempuanmu dan isteri isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. 

Ustadz Abdullah  MA,  berkata : Dalam ayat ini terdapat perintah dari Allah Ta’ala kepada semua wanita yang beriman untuk memakai pakaian dan jilbab yang menutupi aurat mereka. Perintah ini menunjukkan hukumnya wajib dalam Islam. Sehingga bisa dipastikan bahwa perintah memakai jilbab syar’i bukanlah karena kaitannya dengan budaya atau kebiasaan wanita wanita Arab, tapi ini adalah perintah Allah Ta’ala yang wajib menjadi kebiasaan baik bagi wanita wanita yang beriman. (Majalah as Sunnah edisi 09 tahun XIX).

Ketiga : Surat al Ahzaab 33.  Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu” (Q.S al Ahzaab 33).

Maqatil bin Hayyan mengatakan bahwa yang dimaksud berhias diri adalah seseorang memakai khimar (kerudung) di kepalanya namun tidak menutupinya dengan sempurna. Dari sini terlihatlah kalung, anting dan lehernya. Inilah yang disebut tabarruj (berhias diri) ala Jahiliyyah. Lihat Kitab Tafsir Ibnu Katsir.

Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa wanita Arab Jahiliyah umumnya tidak berjilbab karena bukan kebiasaan atau budaya mereka sedangkan   muslimah dari turunan bangsa manapun, diperintahkan Allah untuk berjilbab termasuk menutupkan kain kerudungnya ke dadanya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (668)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar