Rabu, 18 Mei 2016

JANGAN MENYELISIHI RASULULLAH DALAM CARA SHALAT



JANGAN MENYELISIHI RASULULLAH DALAM CARA SHALAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Seorang Muslim wajib menjadikan Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam sebagai panutan dan teladan Ini adalah sebagaimana dimaksud  dalam firman Allah : “Laqad kaana lakum fii rasuulillahi uswatun hasanatun, liman kaana yarjullaha wal yaumal aakhira wa dzakarallaha katsiira” . Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S al Ahzaab 21).

Sebagai suri teladan maka wajib bagi kita mengikuti beliau terutama sekali dalam aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.

Khusus dalam hal ibadah, terutama shalat wajiblah kita mengikuti tata cara yang diajarkan beliau.  Jika kita menyelisihi bisa jadi amal kita menjadi tidak bernilai. Beliau bersabda : “Shallu kamaa ra-aitumuunii ushallii”. Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (H.R Imam Bukhari). 


Sungguh hadits  ini adalah  dalil yang sangat tegas tentang larangan menyelisihi Rasulullah dalam tata cara melaksanakan shalat. 

Terkadang kita melihat ada diantara saudara kita yang melaksanakan shalat namun masih  perlu diberikan tambahan pemahaman untuk beberapa cara shalat yang  sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah. Diantara contoh cara shalat yang menyelisihi Rasulullah adalah :

Pertama : Tidak sepenuhnya melakukan thuma’ninah.
Tuma'ninah adalah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat. Diantara makna lain dari  tuma’ninah adalah memberikan hak kepada setiap gerakan shalat secara sempurna.Tuma'ninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna. Tuma’ninah setelah i’tidal berarti tenang sejenak pada saat i’tidal sebelum sujud. Tuma’ninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna dan juga harus tuma’ninah pada setiap perpindahan satu gerakan kepada gerakan lain.

Rasulullah telah mengingatkan bahwa orang yang mengabaikan  tuma’ninah disebut sebagai sejahat jahat pencuri dalam shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aswa-unnasi sariqatal ladzii yasriqu min shalaatihi. Qaaluu yaa rasulullahi, wa kaifa yasriqu min shalaatihi ?. Qaala laa yutimmu rukuu’ahaa wa laa sujuudahaa” :  Sejahat jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya. Mereka (para sahabat) bertanya : Bagaimana dia mencuri dalam shalatnya ? Beliau menjawab : (Dia)  tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. (H.R  Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’). 

Ketahuilah bahwa tuma’ninah adalah salah satu rukun shalat yang betul betul tidak boleh diabaikan. Jika seseorang mengabaikan tuma’ninah maka  berarti dia telah menyelisihi cara shalat yang diajarkan Rasulullah. 
  
Kedua : Menghamparkan lengan ketika sujud.
Menghamparkan lengan (hasta) pada saat sujud adalah cara sujud yang dilarang   karena menyelisihi Rasulullah. Sungguh Rasulullah telah mengajarkan cara sujud yang  benar. Anas bin Malik berkata : “Seimbanglah kalian dalam sujud dan janganlah salah seorang dari kalian membentangkan kedua sikunya, sebagaimana anjing membentangkan tangannya”. (H.R Imam Bukhari).

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari al Bara’ bin Azib, Rasulullah bersabda : “Idza sajadta fadha’ kaffaika warfa’ mir faqaika”. Apabila engkau sujud, letakkan kedua telapak tangan dan angkatkan sikumu.   
  
Ketiga : Tidak menyentuhkan hidung ke tempat sujud ketika sujud.
Sungguh Rasulullah telah memberikan tuntunan kepada kita bahwa sujud yang benar adalah sujud dengan tujuh anggota badan. Rasulullah bersabda : “Aku diperintahkan Allah untuk sujud dengan tujuh anggota; dahi (sambil menunjukkan tangan beliau kehidung), kedua tangan, kedua lutut dan kedua ujung kaki...." (H.R Imam Muslim dari Ibnu Abbas). 

Sungguh sangatlah baik jika kita memperhatikan sungguh sungguh tentang cara shalat yang diajarkan Rasulullah karena shalat adalah amal yang paling utama dalam syariat Islam dan juga merupakan amal yang pertama kali akan dihisab pada hari Kiamat kelak.
Rasulullah bersabda : “Wa’lamuu anna khaira a’maalikumush shalaah”. Dan ketahuilah bahwa sebaik baik amal kalian adalah shalat. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan ad Daarimi). 

Diriwayatkan dari Syuraik dan Ashim dan Abi Wail dari Abdullah dia berkata, Rasulullah bersabda : “Awwalu yuhasabu bihil ‘abdush shalaah.” Amalan pertama yang akan dihisab dari  seorang hamba adalah shalat. (H.R an Nasa’i dan ath Thabrani).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (667)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar