Jumat, 13 Mei 2016

ADAKAH SESUATU YANG MEMBUAT KITA CEMAS ??



ADAKAH SESUATU YANG MEMBUAT KITA CEMAS ??

Oleh : Azwir B. Chaniago

Seorang hamba terkadang bisa jadi mengalami kecemasan atau kegelisahan dalam menjalani hidup ini. Mungkin ini tidak sepenuhnya salah karena hidup di dunia memang akan ada ujian dan cobaan yang terkadang terasa berat.  Ujian itu bisa datang terhadap diri seorang hamba, keluarganya, hartanya dan yang lainnya. 

Allah berfirman : “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar”.   (Q.S al Baqarah 155). 

Alllah berfirman : “Ahasibannasu aiyutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum la yuftanuun”. Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan  mengatakan beriman, dan mereka tidak diuji ? (Q.S al Ankabuut 2).

Tetapi ketahuilah bahwa sebenarnya sesuatu yang perlu kita cemaskan bukanlah ujian atau cobaan terhadap urusan dunia. Kita memang perlu cemas jika ujian itu menimpa urusan agama dan akhirat kita. Jika suatu waktu muncul keadaan yang bisa membuat iman kita turun, ibadah kita berkurang dan mulai tergoda dengan sesuatu yang buruk bahkan mendatangkan murka Allah maka itulah kecemasan yang kita takutkan.  

Sungguh sejatinya tidaklah ada yang perlu dicemaskan oleh seorang hamba dan tidak pula membuatnya mesti  larut dalam kecemasan. Bukankah  kita memiliki Allah yang Maharahman dan Maharahim. Semua kecemasan hamba hamba-Nya telah dijawab dan disiapkan Allah Ta’ala jalan keluar yang terbaik. Perhatikanlah beberapa keadaan berikut ini :

Pertama : Jika seorang hamba merasa cemas dengan banyaknya hal yang harus dilakukan maka Allah Ta’ala telah berfirman : “Laa yukallifullahu nafsan illaa wus’ahaa”. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.  (Q.S al Baqarah 286).

Kedua : Jika seorang hamba merasa cemas dan hatinya tidak tenang menghadapi suatu keadaan maka Allah Ta’ala telah berfirman :  “Aladzina aamanuu wa tathma-innu quluu buhum bi dzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathma-innul quluub” (Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Syaikh as Sa’di berkata : Makna firman Allah : “Tathma-iinul qulub”- hati menjadi tenteram,  adalah hilangnya segala sesuatu (yang berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam hati. Dan dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan (ketenteraman), kebahagiaan dan kelapangan. Dan maksud firman-Nya : alaa bi dzikrillahi tathma-innul quluub” adalah sudah nyata dan sudah sepantasnya hati (manusia) tidak akan pernah merasakan ketenteraman, kecuali dengan dzikir (mengingat) Allah. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketiga : Jika seorang hamba merasa cemas dengan karena belum mampu melakukan amal amal yang besar maka Allah Ta’ala telah berfirman : “Fa man ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah”. Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S az Zilzaal 7).

Keempat : Jika seorang hamba merasa cemas dalam menghadapi kesulitan maka Allah Ta’ala telah berfirman :  Ya aiyuhal ladzina aamanuu ista’iinuu bish shabri wash shalah”. Wahai orang orang yang beriman, mohonlah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat. (Q.S al Baqarah 153).

Sungguh sabar dan shalat adalah cara yang Allah ajarkan kepada orang orang yang beriman jika menghadapi kesulitan dalam hidupnya.

Kelima  : Jika seorang hamba merasa cemas dalam menghadapi kesulitan karena rizki yang sempit maka Allah Ta’ala telah berfirman :  “Innalaha huwar razzaaqu dzul quwwatil matiin” .Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Q.S adz Dzaariyaat 58).

Allah menjamin rizki setiap makhluk-Nya. Allah berfirman : “Wa maa min daabbatin fil ardhi illaa ‘alallahi rizquhaa” Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6). 

Keenam : Jika seorang hamba merasa cemas dengan penyakit yang dihadapinya maka Allah Ta’ala telah berfirman dalam surat asy Syu’araa 80 tentang kisah  dan perkataan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam :  “Wa idza maridhtu fa huwa yasyfiin” Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku. (Q.S asy Syu’ara 80)

Ketujuh : Jika seorang hamba merasa cemas dengan tipu daya musuh maka Allah Ta’ala telah berfirman :  “Wa in tashbiruu wa tattaquu laa yadhurrukum kaiduhum syai-a. Innallaha bima ya’maluuna muhiith”. Jika kamu bersabar dan bertakwa niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah Mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Q.S Ali Imran 120). 


Oleh karena itu saudaraku, bagi seorang yang beriman tidaklah ada sesuatu   yang akan membuatnya menjadi cemas dan gelisah, jika dia selalu berupaya, memohon pertolongan  dan berserah diri kepada Allah Ta’ala dalam segala urusannya.
 
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (662)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar