Kamis, 26 Mei 2016

KEBENARAN ITU DARI ALLAH TA'ALA



KEBENARAN ITU DARI ALLAH TA’ALA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh kebenaran itu dari Allah. Allah berfirman : “Al haqqu min rabbika, falaa takun  minal mumtariin” Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi orang-orang yang ragu. (Q.S  Ali Imran 60)

Jadi kebenaran tidaklah apa yang ditentukan atau dilakukan orang banyak tetapi kebenaran adalah sesuatu yang  disandarkan kepada apa yang diturunkan Allah melalui Rasul-Nya.

Tapi sungguh  banyak manusia di zaman ini yang terhalang dari kebenaran. Terkadang kebenaran dilihatnya sebagai suatu yang aneh, tidak masuk akal karena  tidak sesuai dengan keinginannya atau keinginan kelompoknya. Bahkan menurutnya kebenaran itu  adalah apa yang dikatakan atau dilakukan banyak orang. Jika  dia melihat sesuatu dikerjakan atau  diamalkan orang banyak maka itulah kebenaran, katanya.

Allah berfirman : “Wain tuthi’ aksyara man fil ardhi, yudhilluka ‘an sabilillah. In yattabi’una illazh zhanna wain hum illa yakhrushuun.” Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan (kebenaran)  Allah. Mereka hanyalah mengikuti sangkaan belaka. Dan mereka hanyalah berkata bohong. (Q.S al An’am 116).   

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz berkata : Orang yang berakal sehat jangan tertipu dengan kebanyakan manusia. Kebenaran tidak ditentukan karena banyak orang yang melakukannya. Akan tetapi kebenaran adalah syari’at yang diturunkan  Allah kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karenanya setiap muslim haruslah melazimkan dirinya untuk senantiasa mencintai kebenaran dan berada diatas kebenaran. Ketahuilah bahwa inti atau hakikat  dari kebenaran itu adalah kebaikan. Oleh sebab seorang hamba janganlah mengabaikan kebenaran agar  dirinya tidak terhalang dari kebaikan di dunia dan di akhirat.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Hendaklah kamu berbuat benar, karena kebenaran itu menunjukkan kepada kebaikan. Dan kebaikan itu menunjukkan jalan ke surga. Seseorang  membiasakan dirinya berkata benar dan menuntut kebenaran sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar” (H.R Imam Muslim). 

Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazairi, Kitab Minhaj al Muslim berkata : (1) Hendaklah seorang Muslim mencintai dan melaksanakan kebenaran lahir batin, baik dalam perkataan maupun perbuatan.  (2) Kebenaran itu menunjukkan jalan ke surga sedangkan surga adalah merupakan cita cita dan harapan tertinggi seorang Muslim.  

Sungguh sangatlah banyak hal yang menjadi penghalang kepada jalan kebenaran. Salah satunya karena kekurangan ilmu. Imam Ibnul Qayyim berkata : Sebab sebab yang menghalangi (manusia) menerima kebenaran banyak sekali diantaranya adalah “kebodohan terhadap kebenaran” tersebut. Sesungguhnya barang siapa yang jahil terhadap sesuatu, dia akan memusuhi (sesuatu itu) dan memusuhi orang yang membawa kebenaran itu.

Imam Ahmad berkata : Sesungguhnya penyelisihan yang datang dari orang yang menyelisihi sebabnya adalah karena sedikit pengetahuan mereka terhadap apa yang datang dari Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. 

Selain itu sikap sombong adalah juga salah satu penghalang dalam  menerima kebenaran. Rasulullah bersabda : “Al kibru batharul haqqi wa ghamdunnas” Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa kesombongan menjadikan seseorang tertipu. Tertipu dengan dirinya sendiri. Dia selalu merasa bahwa dirinyalah  yang  paling baik dan sempurna. Akibatnya dia tidak mau muhasabah, tidak mau menerima nasehat meskipun nasehat itu berupa kebenaran.

Oleh karena itu maka seorang hamba haruslah membekali dirinya dengan ilmu dan menjauhkan dirinya dari sifat sombong. Dengan demikian maka dia akan  mampu membedakan mana yang benar dan mana yang bathil serta selalu berdiri diatas kebenaran meskipun terkadang terasa pahit tapi hasilnya akan sangat manis.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (679) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar