Rabu, 25 Mei 2016

NASEHAT RASULULLAH KEPADA ABU DZAR



NASEHAT RASULULLAH KEPADA ABU DZAR AL GHIFARI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah seorang sahabat yang dicintai Rasulullah adalah Abu Dzar al Ghifari. Nama aslinya adalah Jundub bin Junadah tetapi lebih dikenal dengan nama Abu Dzar. Beliau adalah termasuk diantara sahabat yang lebih dahulu masuk Islam.

Beliau berasal dari kabilah Ghifar yang dikenal pemberani. Setelah masuk Islam ternyata sifat pemberani kabilahnya masih tetap ada pada dirinya. Cuma kali ini keberaniannya  digunakan untuk membela Islam, menampakkan kebenaran dan aqidah yang lurus.

Diantara bentuk keberanian beliau  adalah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari  yakni  setelah Abu Dzar menyatakan diri masuk Islam maka Rasulullah menyarankan agar dia kembali kepada kaumnya dan mengajak mereka kepada Islam sampai kelak Rasulullah mendapatkan kemenangan.

Namun jiwa dan semangat seorang kabilah Ghifar yang tidak pernah merasa takut kepada siapapun membawanya untuk melakukan sesuatu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Abu Dzar bertekad akan menyerukan  keislamannya dihadapan khalayak ramai. Maka diapun keluar menuju masjid (Ka’bah) lalu meneriakkan dengan sekuatnya ucapan dua kalimat syahadat. (padahal waktu dakwah Islam masih dilakukan secara sembunyi sembunyi, pen.).

Spontan orang orang yang mendengar seruan aneh itu sangat mengingkari dan mereka langsung  menghampiri Abu Dzar dan memukulnya hingga babak belur. Lalu datanglah al Abbas melerainya namun tak mampu hingga al Abbas meneriakkan : Celaka kalian, tidak tahukah kalian bahwa orang ini adalah dari suku Ghifar. Dan perjalanan dagang kalian ke Syam akan melewati Ghifar. Apa jadinya nanti jika mereka tahu salah satu keluarga mereka dianiaya begini ?. Akhirnya mereka membiarkan Abu Dzar.

Hari berikutnya pun Abu Dzar melakukan hal yang sama dan dia pun mendapatkan perlakuan yang sama dari manusia hingga datang lagi al Abbas melerainya.

Beliau pernah dipuji oleh Rasulullah atas kebaikan dan tawadhu’nya. Rasulullah bersaba : “Barangsiapa yang senang melihat untuk melihat tawadhu’nya Nabi Isa ‘alahis salam maka lihatlah Abu Dzar. (Lihat Silsilah Hadits Shahih Syaikh al Albani).

Yang lebih penting lagi adalah bahwa beliau sering mendapat nasehat langsung dari Rasulullah. Nasehat nasehat tersebut meskipun disampaikan kepada Abu Dzar tentu maksud Rasulullah adalah juga untuk umat beliau sampai akhir zaman. Nasehat nasehat Rasulullah kepada Abu Dzar diantaranya adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits hadits berikut ini  :

Pertama : Abu Dzar berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku : “Wahai Abu Dzar, apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itulah yang disebut kaya (ghani) ? “Betul,” jawab Abu Dzar. Beliau bertanya lagi : “Apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir (miskin) ? “Betul, Abu Dzar menjawab dengan jawaban serupa. Lantas beliau pun bersabda : “Sesungguhnya yang namanya kaya  adalah kayanya hati (hati yang selalu merasa cukup). Sedangkan fakir adalah fakirnya hati (hati yang selalu merasa tidak puas).” (H.R Ibnu Hibban). 
      
Kedua : Rasulullah pernah mewasiatkan tentang kebaikan kepada Abu Dzar dalam sabda beliau : “Wahai Abu Dzar, jangan engkau pernah meremehkan sebuah kebaikan sedikitpun meskipun hanya dengan menampakkan wajah ceria kepada sahabatmu”. (H.R Imam Muslim).

Ketiga : Abu Dzar berkata : Sungguh kekasihku (Rasulullah) pernah mewasiatkan kepadaku tiga perkara, yang aku tidak akan meninggalkannya selama lamanya, insya Allah. “Beliau berwasiat agar aku menjaga shalat Dhuha, shalat Witir sebelum tidur dan berpuasa tiga hari di setiap bulan”. (H.R Imam Ahmad).

Keempat : Rasulullah juga berpesan : :Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak maka pernayaklah kuahnya dan bagikan kepada tetanggamu”. (H.R Imam Muslim).

Kelima : Imam ath Thabrani dan Ibnu Hibban meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dzarr : Kekasihku (Rasulullah salalalhu ‘alaihi wasallam) telah berpesan kepadaku dengan beberapa sifat kebaikan.  (1) Supaya aku tidak melihat kepada orang yang diatasku. Dan agar aku melihat kepada orang yang dibawahku. (2) Dan beliau berpesan kepadaku untuk mencintai orang orang miskin dan dekat kepada mereka. (3)  Dan beliau berpesan kepadaku agar aku menjalin hubungan kerabatku meskipun mereka berpaling. (4) Dan beliau berpesan kepadaku agar aku tidak pernah takut dijalan Allah kepada cacian dan orang yang mencaci. (5) Dan beliau berpesan kepadaku supaya tetap mengatakan yang hak sekalipun ia pahit. (6) Dan beliau berpesan kepadaku supaya aku memperbanyak dzikir : Laa haula walaa quuwata illaa billahi. Karena sesungguhnya ini adalah (seperti) harta simpanan dari harta simpanan di surga.
 
Itulah sebagian nasehat Rasulullah kepada Abu Dzar al Ghifari. Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (677)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar