Rabu, 18 Mei 2016

HARTA DAPAT DARI MANA DIBELANJAKAN KEMANA



HARTA DAPAT DARI MANA DIBELANJAKAN KEMANA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Umumnya manusia memang menginginkan harta yang banyak. Allah berfirman : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga)” Q.S Ali Imran 14.

Ada sebagian manusia yang menyangka bahwa kebahagian  adalah pada harta yang banyak. Persangkaan ini tidaklah selalu benar. Perhatikanlah bahwa ada banyak orang yang mempunyai harta secukupnya saja tapi ternyata tidak mengurangi  kebahagian dan rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala. 

Para sahabat seperti Abu Bakar ash Shiddiq, Usman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf memiliki harta yang sangat banyak. Ternyata hartanya telah memberikan kebahagian bagi hidupnya di dunia sampai ke akhirat karena diperoleh dengan cara yang halal dan dibelanjakan untuk mencari ridha Allah.

Namun demikian kita melihat  betapa banyak orang memiliki harta yang banyak tapi tidak memberikan manfaat baginya. Bahkan ada diantara manusia yang memiliki harta yang banyak tapi  membuatnya jatuh kepada dosa dan maksiat.

Ketahuilah bahwa jika harta yang banyak menjadi ukuran kebahagian dan kebaikan maka tentu Qarun lebih berbahagia dan lebih baik dari Nabi Musa. Justru Qarun dengan hartanya telah mendatangkan adzab Allah yaitu dia ditenggelamkan kedalam bumi bersama seluruh hartanya.

Allah berfirman : “Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya kedalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang orang yang dapat membela diri” (Q.S al Qashash 81).
Sungguh harta adalah amanah Allah kepada hamba hamba-Nya yang akan dimintakan pertanggung jawabnya kelak yaitu dapat dari mana dan dibelanjakan kemana.

Rasulullah bersabda : La tazalu qadama ‘abdin yaumal qiyamati hatta  yus’ala ‘an umurihi fiima afnah, wa ‘an ‘ilmihi fima fa’ala, wa’an  maalihi min ‘aina tasabahu wa fima anfaqahu wa’an jismihi fima ablaa”. Tidak akan beranjak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai menjawab tentang umurnya untuk apa digunakan, ilmunya untuk apa diamalkan, hartanya dari mana dia dapatkan dan untuk apa dibelanjakan dan badannya untuk apa digunakan. (H.R at Tirmidzi).

Perhatikanlah apa yang dikatakan Imam Ibnul Qayyim tentang harta, dapat dari mana dan dibelanjakan kemana, yaitu sebagaimana yang beliau sebutkan dalam Kitab al Fawaid.  Beliau mengelompokkannya menjadi empat macam :  

Pertama : Harta yang diraih dengan cara ketaatan kepada Allah dan dikeluarkan pada hak Allah, maka itu adalah sebaik baiknya harta.

Kedua : Harta yang diraih dengan cara maksiat kepada Allah dan dikeluarkan untuk maksiat juga kepada Allah, maka itu adalah seburuk buruk harta.

Ketiga : Harta yang diraih dengan cara menyakiti orang muslim dan dikeluarkan untuk menyakiti orang muslim pula, maka itu adalah harta yang buruk pula.

Keempat : Harta yang diperoleh dengan cara yang mubah (boleh) dan sah lalu dikeluarkan untuk keinginan yang kebutuhan yang juga mubah, maka itu adalah harta yang tidak dapat pahala dan tidak dapat dosa.

Oleh karena itu mari sama sama kita periksa harta harta kita. Dari mana diperoleh  dan kemana pula kita belanjakan. Insya Allah ada manfaatnya.

Wallahu A’lam (666)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar