Minggu, 27 Maret 2016

TIDAK BOLEH TERTIPU DENGAN NIKMAT WAKTU



TIDAK BOLEH TERTIPU DENGAN NIKMAT WAKTU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Hakikat waktu  adalah sesuatu yang berharga dan jika seseorang melalaikannya, disadari atau tidak, pastilah akan merugi. Allah berfirman : “Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling manasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (Q.S al ‘Ashr 1-3).

Terkadang memang ada saudara saudara kita yang melupakan nikmat waktu luang. Mereka menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal waktu kita di dunia  sangatlah terbatas dan kita tidak tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini sedangkan perbekalan kita masih sedikit.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda : “Nikmataani maghbunun fihima kasyirum minannasish shihatu wal faragh”  Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari). 

Ibnu Baththaal rahimahullah mengatakan: “Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Dan termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia adalah orang yang tertipu”. (Fathul Bari).

Oleh sebab itu maka  sepantasnya hamba yang berakal bersegera beramal shalih sebelum kedatangan perkara-perkara yang menghalanginya. Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi Shallallahualaihi wasallam bersabda menasihati seorang laki-laki : ”Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu) mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.” (H.R  al Hakim).

Memanfaatkan waktu agar tidak sia sia.
Seorang hamba yang baik keislamannya tentu akan selalu berusaha menggunakan waktunya untuk yang bermanfaat bagi duania dan akhiratnya. Sunguh Rasulullah telah bersabda : “Min husni islamil mar’i tarkuhu ma laya’niih” Paling baiknya Islam seseorang (ialah) meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. (H.R Ibnu Majah, dalam Shahihul Jami’).
Ada beberapa cara dalam menggunakan waktu agar bermanfaat, diantaranya adalah :

Pertama : Menyibukkan diri dengan belajar ilmu
Salah satu tanda bahwa seorang hamba menggunakan waktunya dengan baik adalah  dia akan senantiasa menyibukkan dirinya untuk belajar ilmu. Sungguh sangatlah banyak manfaat belajar ilmu karena manusia butuh ilmu dalam setiap keadaannya yaitu untuk kebaikan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.
Bahkan belajar ilmu adalah suatu yang wajib. Rasulullah bersabda : “Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim”. Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Menyibukkan diri dengan ibadah.
Sungguh seorang hamba haruslah  senantiasa menyibukkan diri untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan ittiba’. Bukankah manusia diciptakan hanya untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu sibukkanlah diri dengan beribadah kepada-Nya.  Utamakan ibadah yang wajib lalu lengkapi dengan ibadah ibadah sunnah.

Allah berfirman : “Wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa liya’buduun”. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzaariat 56).

Ketiga : Mendahulukan amal yang lebih utama.
Sungguh orang yang beriman adalah orang yang cerdas dalam menggunakan waktu dalam beribadah kepada Allah. Dia mengetahui betul bahwa waktunya didunia ini sangat pendek. Dia sangat menyadari bahwa Allah akan memanggilnya sewaktu-waktu. 

Oleh karena itu dia akan menggunakan waktu yang pendek ini untuk beribadah dengan mendahulukan yang utama daripada yang kurang utama. Akan mendahulukan yang wajib dari yang sunat. Jika mau bicara dia akan berbicara dengan pembicaraan yang paling baik daripada yang baik dan meninggalkan yang tidak baik. Semuanya ini adalah merupakan jalan untuk mendapat nilai lebih bagi kehidupan dunia dan akhiratnya 

Keempat : Bersegera melakukan ibadah.
Seseorang yang paham tentang nikmat waktu maka tidaklah dia menunda-nunda untuk melakukan kebaikan. Ibnu Umar berkata : Jika kamu sedang berada di pagi hari maka janganlah kamu bicarakan tentang dirimu disore hari (nanti). Jika dirimu sedang berada di sore hari jangan membicarakan dirimu di pagi hari (kelak).

Rasulullah bersabda : “Gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan hidupmu sebelum matimu. Sesungguhnya engkau tidak akan mengetahui namamu untuk esok, wahai Abdullah” (H.R. at Tirmidzi.)

Imam Hasan al Bashri mengingatkan agar kita tidak menyia nyiakan dan melalaikan waktu. Beliau berkata : Jauhkan dirimu dari “taswif” yaitu berkata “nanti sajalah.

Kelima : Tidak membiarkan waktu kosong.
Orang yang membiarkan waktunya kosong dan tidak digunakan untuk mengingat Allah dengan beribadah kepadaNya maka intinya dia termasuk orang yang tertipu dengan  waktu.  Jadi janganlah membiarkan waktu kosong. Jika sudah selesai satu ibadah hendaklah segera lanjutkan dengan ibadah yang lain atau kegiatan lain yang bermanfaat.

Allah berfirman : “Faidzaa qudhiyatish shalaatu fan tasyiruu fil ardhi, wabtaghuu min fadhlillahi, wadzkuruullaaha kastsiral la’alakum tuflihuun”  Apabila shalat telah dilakukan maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak banyak agar kamu beruntung. (Q.S al Jumu’ah 10).

Allah berfirman : “Faidzaa faraghta fanshab. Wa ila rabbika farghab” Maka jika kamu selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. al Insyiraah 7-8).

Oleh karena itu mari kita manfaatkan nikmat waktu yang diberikan oleh Allah Ta’ala untuk sesuatu yang bermanfaat sehingga kita tidak menjadi orang orang yang tertipu. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.

Wallahu A’lam (618)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar