Sabtu, 12 Maret 2016

HARTA DAN ANAK ADALAH FITNAH



HARTA DAN ANAK ADALAH FITNAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Makna fitnah.
Kata fitan adalah jamak dari kata fitnah. Adapun maknanya adalah ujian atau cobaan agar dengan hal itu bisa terlihat benarnya iman atau justru ia memiliki sifat munafiq.
Allah berfirman : “Dan diantara manusia ada yang berkata : Kami beriman kepada Allah, maka apabila ia disakiti  (karena ia beriman kepada Allah) ia menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab. (Q.S al Ankabut 10).

Kenapa ada  fitnah bagi manusia.
 Ketahuilah bahwa paling tidak ada tiga tujuan diberikannya fitnah atau ujian yang diberikan Allah Ta’ala kepada hamba hamba-Nya, yaitu :

Pertama : Untuk diketahui apakah seseorang itu  benar benar beriman.
Allah berfirman : “Ahasiban naasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wa hum laa yuftanuun”. Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan beriman, dan mereka tidak diuji ? (Q.S al Ankabuut 2).

Syaikh as Sa’di dalam menafsirkan ayat ini, antara lain menjelaskan bahwa : Dia (Allah) akan menguji mereka dengan kesenangan dan kesengsaraan hidup, kesulitan dan kemudahan, hal hal yang membuat semangat dan yang membenci, kekayaan dan kefakiran, dengan penguasaan musuh musuh terhadap mereka pada saat tertentu serta berbagai cobaan lainnya. Sesungguhnya, kata beliau, ujian dan cobaan bagi jiwa tak obahnya seperti alat tempa besi yang memisahkan karat dan besi.   

Kedua : Untuk diketahui siapa yang paling baik amalnya.
Allah berfirman : “Alladzii khalaqal mauta wal hayaata li yabluwakum aiyukum ahsanu ‘amalaa. Wa huwal ‘aziizul ghafuur”. (Allah) yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa dan Maha Pengampun (Q.S al Mulk 2). 

Syaikh as Sa’di menjelaskan bahwa yang paling baik amalnya adalah siapa yang paling ikhlas dan paling benar dalam beramal. 
 
Ketiga : Untuk menghapus sebagian dosa.
Ini adalah berita gembira untuk seorang hamba yang sedang mendapat ujian dan mereka menerima dengan sabar. Rasulullah bersabda : “Tidaklah seorang Muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan kesalahannya”  (H.R Imam Bukhari dari Abu Hurairah).

Harta dan anak sebagai fitnah.
Pada umumnya manusia akan merasa senang jika memiliki keturunan dan harta apalagi kalau harta itu ada dalam jumlah yang lebih dari cukup. Ketahuilah bahwa manusia yang hidup di dunia ini semua akan didatangi fitnah.

Salah satu diantara fitnah yang banyak dan akan ditemui oleh seorang hamba adalah fitnah harta dan anak. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa harta dan anak adalah fitnah atau ujian bagi manusia yaitu sebagaimana firman-Nya : “Innamaa amwaalukum wa aulaadukum fitnah, wallahu ‘indahuuajrun ‘azhiim”. Sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan disisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S at Taghaabun 15).

Tentang ayat ini, Imam Ibnu Katsir berkata : Artinya harta dan anak itu akan menjadi bahan ujian dan cobaan dari Allah Ta’ala bagi makhluk-Nya agar Dia mengetahui siapakah hamba hamba-Nya yang taat dan siapa yang durhaka kepada-Nya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

Syaikh Shalih Fauzan al Fauzan, seorang Ulama Besar Saudi berkata :  Jadi harta dan anak keturunan adalah fitnah. Barangsiapa yang lebih mendahulukan kecintaan kepada harta, anak, pada negeri, kaum keluarga, perniagaan dan kecintaan pada tempat tinggal daripada kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah akibat yang mengenaskan.

Allah berfirman : : “Katakanlah : Jika bapak bapakmu, anak anakmu, saudara sadaramu, istri istrimu, keluargamu, harta keakayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang fasik. (Q.S at Taubah 24).

Syaikh lebih lanjut mengatakan : (1) Janganlah kita dahulukan kecintaan kepada mereka diatas kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. (2) Janganlah kita dahulukan ketaatan kepada mereka diatas ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. (3) Berhati hatilah !. Jangan sampai karena mereka kita menjadi tersibukkan (sehingga meninggalkan) hal hal yang bisa mendekatkan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah berfirman : “Wahai orang orang yang beriman !. Sesungguhnya di antara istri istrimu dan anak anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka) maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S at Taghaabun 14) 

Firman-Nya : “maka berhati hatilah kamu terhadap mereka” bukanlah berarti engkau memusuhi, menjauhi dan memboikot mereka. Tapi maknanya adalah : (1) Kita harus berhati hati terhadap fitnah atau ujian mereka. (2) Berhati hati agar jangan sampai kita memihak mereka jika terjadi pertentangan antara kecintaan kepada mereka dengan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. (3) Kita harus memprioritaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya diatas kecintaan terhadap harta dan anak. Ketika itulah Allah Ta’ala akan memperbaiki harta kalian dan juga memperbaiki anak anak kalian. (Demikian nasehat Syaikh al Fauzan).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (600)          
    







Tidak ada komentar:

Posting Komentar