Senin, 07 Maret 2016

EMPAT PETUNJUK AGAR TIDAK MERUGI



EMPAT PETUNJUK AGAR TIDAK MERUGI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh dalam al Qur an diturunkan Allah Ta’ala dengan sangat lengkap dan sempurna yaitu sebagai  petunjuk bagi manusia untuk keselamatannya di dunia dan di akhirat. Allah berfirman :  : “Syahru ramadhaanal ladzii unzila fiihil qur-aan hudal linnaasi wa baiyinaatin minal hudaa wal furqaan”. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (Q.S al Baqarah 185).

Pada  surat al Baqarah ayat 2, Allah Ta’ala menyebutkan secara khusus bahwa al Qur an, tidak ada keraguan di dalamnya, adalah petunjuk bagi orang orang bertakwa. Allah berfirman : “Dzaalikal kitabu laa raiba fiihi hudal lil muttaqiin”.Kitab (al Qur-an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

Petunjuk dari al Qur an sungguh sangatlah banyak dan jelas bagi orang orang yang mau mempelajari  dan mengikutinya. Diantara empat petunjuk yang akan menjauhkan manusia dari kerugian adalah sebagaimana tercantum dalam surat al ‘Ashr 1-3 : Wal ‘ashr. Innal insaana lafii khusrin. Illal ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati wa tawaa shaubil haqqi wa tawaa shaubish shabri”.   Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali  orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (Q.S al ‘Ashr 1-3)

Kerugian yang dimaksud adalah mencakup kerugian di dunia maupun kerugian di akhirat kelak. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin memberikan beberapa penjelasan tentang ayat ini, yaitu : 

Pertama : Beriman dengan keimanan yang murni dan tidak dicampuri sedikitpun dengan keraguan ataupun kebimbangan tentang enam rukun iman yang dijelaskan Rasulullah pada saat ditanya oleh Malaikat Jibril.

Kedua : Beramal shalih yakni melakukan amalan dan ibadah ibadah yang diperintahkan. Amal shalih ini haruslah dilandasi dengan ikhlas karena Allah Ta’ala dan mengikuti sunnah yaitu  beribadah dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.    

Ketiga : Saling menasehati agar mentaati kebenaran. Kebenaran yang dimaksud adalah syariat Islam. Setiap hamba hendaklah saling menasehati. Jika ia melihat ada seseorang yang melalaikan kewajiban maka ia  memberi nasehat : Wahai saudaraku, laksanakanlah kewajibanmu, jangan engkau lalaikan. Begitupun jika ada seseorang melakukan suatu perbuatan buruk maka yang lain memberi nasehat : Wahai saudaraku jauhilah perbuatan yang buruk ini. Dengan demikian maka orang ini dikecualikan dari kerugian akan bermanfaat bagi dirinya dan juga bermanfaat bagi orang lain.

Keempat : Saling menasehati satu sama lain agar tetap bersabar. (1) Bersabar dalam mentaati perintah Allah. (2) Bersabar  dalam menjauhi larangan Allah dan (3) Bersabar dalam menerima takdir atau ketetapan Allah Ta’ala. 

Beliau menambahkan : Setiap manusia mengetahui bahwa ia berada dalam kerugian kecuali dengan memiliki empat hal tadi.  (Dari Kitab Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Utsaimin).

Itulah empat petunjuk yang tidak akan mendatangkan kerugian bagi yang mengamalkannya. Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (595)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar