Sabtu, 05 Maret 2016

BERILAH NASEHAT DENGAN LEMAH LEMBUT



BERILAH NASEHAT DENGAN LEMAH LEMBUT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Syari’at Islam mengajarkan umatnya untuk melazimkan sikap lemah lembut dalam kehidupannya. Rasulullah bersabda : “Innallaha yuhibbu rifqa fii amri kullih” Sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut di segala perkara (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Sikap lemah lembut menjadi semakin penting diantaranya adalah dalam memberi nasehat agar nasehat menjadi  lebih bermanfaat. Ketahuilah bahwa dalam memberi nasehat kita bermaksud menarik hati manusia untuk melakukan kebaikan. Dan tidaklah kita bisa menarik hati manusia dengan cara yang kasar bahkan dengan harta sekalipun  kecuali dengan  lemah lembut.

Allah subhanahu wa Ta’ala menyuruh Rasulullah berlemah lembut terhadap para sahabat. Allah berfirman : “Fabimaa rahmatin minallahi linta lahum, walau kunta fazhzhan ghalizhal qalbi lanfadhdhuu min haulika”. Maka dengan rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka (para sahabat) menjauhkan diri dari sekitarmu. (Q.S Ali Imran 159). 
 
Dari ayat ini kita bisa mengambil pemahaman bahwa orang orang yang berada disekitar Rasulullah adalah para sahabat yang imannya begitu kokoh, ibadahnya paling utama, akhlaknya terpuji dan muamalahnya sangat baik. Meskipun demikian Rasulullah tetap berlemah lembut dalam bergaul dengan mereka. Bahkan di ayat ini pula Allah mengingatkan kalau sekiranya Rasulullah bersikap   keras dan berhati kasar maka para sahabat akan menjauh dari Raulullah.

Selain itu, kita juga mengetahui bahwa manusia yang paling durhaka kepada Allah adalah Fir’aun. Diantara kedurhakannya adalah memusuhi Nabi Musa, membunuh semua bayi laki laki. Puncaknya adalah dia mengaku sebagai tuhan dengan berkata : Ana rabbakumul a’la. Aku adalah tuhanmu yang paling tinggi. 

Karena sudah melampaui batas maka Allah mengutus Nabi Musa dan Harun mendatangi Fir’aun untuk memberi nasehat. Allah berfirman : “Idzhaba ila fir’auna innahu thagha. Faqula lahu qaulan laiyina, la’allahum yatadzakkaru au yakhsya” Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada Fir’aun (untuk memberi peringatan atau nasehat), sesungguhnya dia telah melampaui batas. Berbicaralah kepadanya dengan lemah lembut. Mudah-mudah dia sadar (atas kesalahannya) atau takut (kepada Allah) Q.S Thaaha 43-44. 
 
Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk mengambil pelajaran  berharga dari ayat yang mulia ini.   Terhadap manusia yang paling durhaka seperti Fir’aun, Allah mengutus Nabi Musa dan Harun  dan diperintahkan  untuk berbicara dengan lemah lembut. 

Apalagi kepada saudara saudara kita yang dengannya kita bergaul,  bermuamalah dan kadang kadang perlu saling menasehati maka tentulah mereka lebih pantas untuk mendapatkan kelemah lembutan dari kita.

Insya Allah, tidak ada saudara saudara atau teman kita saat ini yang lebih buruk dari Fir’aun dan kitapun tidak ada yang lebih mulia dari Nabi Musa. Oleh karena itu sekali lagi mari kita jaga kelemah lembutan kita dalam bergaul dan saling nasehat menasehati. Ingatlah  bahwa jika kita berlaku kasar terhadap saudara kita itu berarti dia dianggap sebagai manusia yang lebih buruk dari Fir’aun dan kita merasa lebih baik dari Nabi  Musa dan Harun. 

Oleh karena itu mari kita jaga kelemah lembutan dalam bergaul dan saling nasehat menasehati dengan saudara saudara kita agar hubungan persaudaraan kita semakin kokoh dan bermanfaat. 

Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (593)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar