Jumat, 18 Maret 2016

SIAPAKAH YANG TERBEBAS DARI FITNAH KUBUR



SIAPAKAH YANG TERBEBAS DARI FITNAH KUBUR ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia akan selalu didatangi fitnah atau ujian baik semasa hidupnya di dunia begitu pula setelah meninggal dunia. Apa itu fitnah ?. Kata fitan adalah jamak dari kata fitnah. Adapun maknanya adalah ujian atau cobaan agar dengan hal itu bisa terlihat benarnya iman atau justru ia memiliki sifat munafiq. 

Demikian beratnya fitnah yang akan menimpa manusia maka Rasulullah mengajarkan umatnya untuk berdoa dan sangat dianjurkan untuk dibaca setelah tasyahud  akhir sebelum salam. Lafazh doa itu adalah mohon perlindungan kepada Allah Ta’ala  dari empat  hal diantaranya adalah berlindung dari fitnah hidup dan fitnah mati. 

Hadits tentang  doa ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah, yakni : “Allahumma inni a’udzubika min ‘adzabi jahannam wamin ‘adzabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihid dajjal”. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka Jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan fitnah setelah mati, serta dari kejahatan fitnah al Masih ad Dajjal.  

Tentang fitnah mati, ketahuilah bahwa setelah seorang hamba meninggal dunia dan dikubur maka akan  didatangi oleh fitnah di alam kubur. Dia akan ditanya tentang tiga hal yaitu sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Diriwayat oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib, jika seorang mayit sudah dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan, yaitu : (1) “Man Rabbuka ?”…Siapakah Rabbmu ? (2) “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu ? (3)  “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini ?

Man Rabbuka atau siapa Rabb-mu. Jawabannya pastilah Allah Subhanahu wa Ta’ala.   “Wa maa diinuka?” (apakah agamamu?) Jawabannya tentu saja Islam, sedangkan “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum ?” (dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?). Jawabannya adalah Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Saat masih hidup di dunia, pertanyaan ini mungkin begitu mudah untuk dijawab. Kalau lupa jawabannya barangkali  bisa melihat catatan di smartphone  misalnya.  Tapi mampukah kita menjawab pertanyaan yang kelihatan mudah itu tanpa membawa bekal iman dan takwa ?.  

Namun demikian, ketahuilah bahwa Allah Ta’ala dengan kasih sayang-Nya, membebaskan orang orang yang terpilih dan orang orang yang dikehendakinya, dari fitnah berupa pertanyaan di alam kubur.  

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : (Ada) beberapa golongan manusia yang tidak mengalami fitnah kubur :

Pertama : Para Nabi. Mereka terbebas dari fitnah kubur yaitu tidak ditanya di dalam kubur. Hal ini karena dua sebab :
(1) Karena pada Nabi itu lebih utama dibanding para syuhada, padahal Nabi telah mengabarkan bahwa para syuhada akan terbebas dari fitnah kubur.
(2) Karena para Nabilah yang justru akan menjadi pertanyaan. Ditanyakan kepada orang yang mati : Siapa Nabimu ?. Jadi para Nabi akan menjadi bahan untuk pertanyaan dan bukan yang ditanya.

Kedua : Ash Shiddiiquun. Mereka tidak akan ditanya didalam kubur karena kedudukan pada shiddiqiin lebih tinggi dari pada para syuhada. Jika para syuhada tidak ditanya maka siddiiquun lebih utama untuk tidak ditanya. Dan juga karena seorang shiddiiq berdasarkan sifatnya sebagai seorang yang dipercaya lagi jujur maka ke jujurannya pun satu hal yang telah dimaklumi sehingga tidak perlu diuji.
Akan tetapi ada sebagian ulama berpendapat bahwa mereka akan ditanya berdasarkan keumuman dalil dalil yang ada. Wallahu A’lam.

Ketiga : Para syuhada yang terbunuh di jalan Allah. Mereka tidak ditanya karena jelasnya kebenaran iman mereka yang dicerminkan oleh jihad mereka. Dalam hadits disebutkan : Kafa bibaaraqatis suyuufi ‘ala ra’sihi fitnah”. Cukuplah kilatan pedang diatas kepalanya sebagai fitnah kubur. (H.R an Nasa’i dishahihkan oleh Syaikh al Albani.

Keempat : Orang orang yang menjaga perbatasan diwaktu perang. Mereka juga terbebas dari fitnah kubur. Ini sebagaimana dijelaskan dalam shahih Muslim. Rasulullah bersabda : “Menjaga perbatasan sehari semalam itu lebih baik dari berpuasa dan shalat malam selama sebulan penuh. Jika dia meninggal, amalnya akan mengalir terus dan selalu dikaruniai rizki serta aman dari fitnah kubur. (H.R Imam Muslim).

Kelima : Anak anak kecil dan orang gila. Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah ditanya atau tidaknya mereka ini di dalam kubur. Sebagian berpendapat bahwa mereka tetap akan ditanya berdasarkan keumuman dalil.

Sebagian lagi berpendapat bahwa mereka terbebas dari fitnah kubur karena mereka bukan mukallaf yaitu orang yang dibebani untuk menjalankan syariat. Jika mereka bukan mukallaf maka mereka tidak dihisab. (Pelajaran Dari Kitab Aqidah Wasithiyah). 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.Wallahu A’lam. (606).     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar