Senin, 02 Maret 2015

TERAPI MALAS BERIBADAH



TERAPI MALAS BERIBADAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Memang ada saat saat semangat seseorang menurun. Berasa malas beribadah. Itu adalah salah satu tanda iman sedang turun. Waspadai ini, jangan dibiarkan. Segeralah bangkit. Lawan kemalasan itu. Jika dibiarkan maka akan membahayakan bagi kehidupan dunia dan terlebih lebih akhirat kita. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita tidak diwafatkan pada kondisi lagi malas beribadah.

Ketahuilah saudaraku, bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan jika seorang hamba merasa timbul kemalasan atau kurang semangat dalam beribadah. Diantaranya adalah : 

Pertama :  Banyak berdoa. Rasululah telah mengajarkan doa bagi kita yaitu :
(1)  “Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinik.” Wahai Rabb yang membolak balik hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu. (H.R Imam at Tirmidzi)
(2) “Allahumma  musharrifal quluub, sharrif quluubanaa  ‘ala tha’atik”.  Ya Allah, yang mengarahkan hati arahkanlah hati hati kami untuk taat kepada-Mu. (H.R Imam Muslim). 

Kedua : Berusahalah untuk bersikap zuhud terhadap dunia, yaitu meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk akhirat. Jangan pernah menempatkan dunia ini di hati.  Tempatkan dunia ini di tangan saja. Sunguh dunia ini beserta segala perhiasannya  hanya bersifat sementara dan pasti akan punah.

Allah berfirman : “Bal tu’tsiruunal hayaatad dun-yaa. Wal aakhiratu khairun  wa abqaa” Sedangkan kamu (orang orang kafir memilih kehidupan dunia. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (Q.S  al A’laa 16-17)

Rasulullah bersabda : “Raka’atal fajri khairun minad dun-ya wamaa fiih”. Dua rakaat shalat sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim). Dunia dan segala isinya adalah seluruh harta dunia dan perhiasannya. Semua itu ternyata tidak bisa mengalahkan keutamaan shalat sunat Fajar. Itu adalah satu bukti bahwa dunia ini tidak bernilai apa apa dibanding dengan  akhirat. Jadi berlombalah mengejar kampung akhirat dengan memperbanyak ibadah berupa amal shalih. Jangan lalai.

Ketiga : Bergaul dengan orang orang shalih yang selalu mengajak kepada kebaikan. Teman yang baik akan berpengaruh pada diri seseorang. Bertemanlah dengan orang orang shalih yang istiqamah dengan   keshalihannya. Teman yang shalih akan mengingatkan kita jika pada satu waktu kita lalai atau malas beribadah.

Rasulullah sallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Al mar-u ‘ala diini khalilihi fal yanzhur ahadukum man yukhaalil” Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karibnya (H.R Imam at Tirmidzi, Abu Dawud dan Imam Ahmad)

Keempat : Jauhi semua dosa baik yang besar maupun yang kecil. Ketahuilah bahwa jika seseorang malas beribadah maka itu adalah musibah besar. Dan apa saja musibah yang menimpa seseorang adalah tersebab dosa  dosanya.
Allah berfirman : “Wamaa ashaabakum min mushibatin fabimaa kasabat aidiikum, wa ya’fuu ‘an kasyiir” Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu) Q.S asy Syuura 30.

Para ulama menjelaskan bahwa makna dari kasabat aidiikum, perbuatan tanganmu sendiri dalam ayat ini adalah dosa dosa kamu.

Sufyan ats Tsauri berkata : Aku pernah tidak bisa menjalankan shalat tahajud selama 5 bulan hanya karena satu dosa yang pernah aku lakukan (atau ucapan semisal dari beliau).

Oleh karena itu terus meneruslah  bertaubat dan minta ampun kepada Allah karena memang manusia tidak lepas dari salah dan dosa. 

Kelima : Berusaha agar semakin sering hadir di majlis ilmu. Semakin banyak mendengarkan nasehat maka insya Allah semakin bermanfaat, semakin mantap dihati dan semakin bersemangat mengamalkannya.
Allah berfirman : “Wa dzakkir fa innadz dzikraa tanfa’ul mu’miniin” Dan tetaplah memberi peringatan peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang orang yang beriman. (Q.S adz Dzaariat 55) 
Keenam : Jangan lalai mengingat Allah yaitu dengan berdzikir disetiap kesempatan. Seorang yang banyak berdzikir hatinya menjadi tenang dan insya Allah akan mudah untuk melakukan ibadah sebagai pengamalan ilmunya. Allah Ta’ala berfirman : “Aladzina aamanuu wa tathma-innu quluu buhum bi dzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathma-iinul quluub” (Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).
 
Syaikh Salim al Hilaly berkata : Seorang mukmin setiap kali bertambah ilmunya tentang kebesaran, keagungan serta kemuliaan-Nya, maka bertambah pula takutnya terhadap siksa Allah sebagaimana bertambah pula keinginannya terhadap pahala dari Allah. Lalu dia meninggalkan maksiat dan melakukan ketaatan (dengan banyak beribadah, pen.)  

Wallahu A’lam.  (223)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar