Minggu, 08 Maret 2015

DUA PENGHALANG IKHLAS



DUA PENGHALANG IKHLAS

Oleh : Azwir B. Chaniago

Pengantar :
Kata ikhlas sudah sangat dikenal oleh pendengaran dan ucapan kita sehari-hari. Derivasinya bermacam-macam, seperti niat yang ikhlas, pembicaraan yang ikhlas, saya sudah ikhlas, kita harus ikhlas, dia sangat ikhlas, ikhlaskan saja, jangan merusak keikhlasan dan sebagainya.
Ikhlas dan keikhlasan sungguh mudah diucapkan tapi sungguh sulit untuk dilakukan kecuali bagi orang yang telah diberi  petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makna Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari segala sesuatu yang tidak baik dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya ataupun ujub dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niat dari segala sesuatu  yang bisa merusaknya.

Keutamaan ikhlas.
Dalam kehidupan seseorang haruslah menanamkan dan memelihara sikap ikhlas ini dalam dirinya. Sungguh sangatlah banyak keutamaan ikhlas ini, diantaranya :

Pertama : Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Bahkan ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya ibadah seorang hamba. Seseorang tidak dianggap beribadah dengan benar jika tidak ikhlas. Suatu ibadah yang dilakukan tanpa  keikhlasan tidak akan bermanfaat sedikitpun disisi Allah bahkan bisa mendatangkan murkaNya.

Allah berfirman : Katakanlah: “Qul inna shalaatii wanusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiin”.  Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-An’am: 162). 

Dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 Allah berfirman : “Wamaa umiruu illaa liya’budullaha mukhlishiina lahuddiin” .Padahal mereka hanya  disuruh  menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya semata mata  karena (menjalankan) agama.
Allah berfirman :  “Fa’budillaha mukhlisan lahuddiin.”  Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. (Q.S az Zumar 2).
 
Kedua : Musuh manusia yang bernama syaithan  takut kepada keikhlasan. Ketahuilah bahwa syaithan mengaku tidak mampu menggoda dan menyesatkan hamba Allah yang ikhlas. Allah berfirman :  Illa ‘ibadaaka minhumul mukhlashin.  (Aku akan menyesatkan) Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas. (Q.S. al Hijr 40).

Ketiga : Orang yang ikhlas tidak bisa dizhalimi karena kezhaliman apapun tidak akan mampu membuatnya tersiksa bahkan semakin mulia kedudukannya karena menjadi semakin bersabar dan bersyukur.

Keempat : Suatu amal kecil yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan mengalahkan amal yang besar tapi dilakukan tidak dengan ikhlas.

Kelima : Jika landasan hidup seseorang adalah beragama dengan ikhlas maka semua yang berat akan terasa ringan dan semua yang sulit akan terasa mudah.

Dua penghalang ikhlas
Demikian pentingnya kebutuhan manusia terhadap ikhlas, maka setiap orang pastilah mendambakan agar dalam dirinya senantiasa ada sikap ikhlas terutama dalam ibadah. Tapi caranya bagaimana.

Imam Ibnul Qayyim, dalam Kitab beliau Fawaidul Fawaid, memberikan nasehat yang berharga buat kaum muslimin, tentang dua penghalang ikhlas dan bagaimana cara menghindarinya, yaitu :

Kata beliau : Keikhlasan tidak dapat bersatu dengan salah satu dari dua  sifat yaitu (1) serakah atau tamak dan (2)  suka dipuji atau disanjung. Sifat ini tidak akan pernah bersatu dalam diri seseorang. Bagaimana mungkin air bersatu dengan api.  Biawak tentu tidak mungkin bersatu dengan ikan. Yang satu akan mematikan yang lainnya.
Oleh sebab itu kata beliau, jika hati seseorang berbisik kepada dirinya agar bisa  bersikap ikhlas maka :

Pertama : Datangilah sifat serakah terlebih dahulu, lalu sembelih dengan pisau  qana’ah (qana’ah adalah merasa cukup meskipun dengan yang sedikit, pen.)

Kedua : Kemudian lihatlah sifat  ingin dipuji yang dimiliki, lalu berpalinglah darinya sebagaimana orang yang berpaling dari dunia karena mencintai akhirat.

Selanjutnya kata beliau : Jika sifat serakah telah telah dibunuh dan pujian orang telah diabaikan, niscaya  engkau akan dapat memiliki keikhlasan dengan mudah.  
  
Lalu ada pertanyaan.
Bagaimana caranya membunuh  sifat serakah atau ketamakan dan mengabaikan pujian orang. Aku jawab, kata Imam Ibnul Qayyim : 

Pertama : Menyembelih sifat serakah dapat dipermudah dengan meyakini :
1)  Bahwa segala sesuatu yang diinginkan (manusia) itu berada di tangan Allah semata. Bukan di tangan selainNya.
2)    Bahwa hanya Dia yang dapat memberikan segala sesuatu kepada seorang hamba dan tidak seorangpun yang dapat memberikan selain Dia. 

Oleh sebab itu jangan berharap apa yang ada ditangan manusia tapi berharaplah terhadap apa yang ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kedua :  Menghilangkan sifat suka dipuji dan disanjung dapat dipermudah dengan meyakini :
1) Bahwa tidak ada seorangpun yang pujiannya bermanfaat bagi anda dan celaannya berbahaya bagi anda, kecuali jika Allah berkehendak.
2)  Bahwa tidak ada seorangpun yang pujiannya dapat menghiasi diri anda dan kecamannya dapat menjadikan cacat bagi anda, kecuali jika Allah berkehendak.

Oleh karena itu  abaikan saja pujian manusia yang tidak akan membuat anda menjadi mulia dan abaikan juga celaan manusia yang tidak akan menjadikan anda hina.

Jadi penghalang utama  untuk menjadi ikhlas itu ada dua, yaitu sifat suka dipuji dan sifat serakah. Insya Allah kita akan berusaha menjauhi kedua sifat buruk ini.

Mudah mudahan ada manfaatnya bagi kita semua.

Allahu a’lam.  (232)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar