Selasa, 17 Maret 2015

BERSEGERA BUKAN TERGESA GESA



BERSEGERA BUKAN TERGESA GESA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam syariat Islam, bersegera untuk melakukan kebaikan adalah sangat dianjurkan. Bahkan untuk melakukan kebaikan, Allah menyuruh kita berlomba lomba. Allah berfirman : “Fastabiqul khairaat” Maka berlomba lombalah kamu dalam (melakukan) kebaikan. (Q.S al Baqarah 148)

Satu hal yang ada baiknya untuk  dipahami adalah bahwa bersegera ataupun berlomba lomba dalam kebaikan bukanlah bermakna tergesa gesa. Sikap tergesa gesa janganlah dipelihara karena cenderung kepada keburukan dan penyesalan.

Dan  manusia haruslah menyadari bahwa dia memang diciptakan dengan tabiat tergesa gesa. Sungguh Allah telah berfirman dalam surat al Anbiyaa’ 37  “Khuliqal insaanu min ‘ajalin” Manusia itu diciptakan (bersifat) tergesa gesa. (Q.S al Anbiyaa’ 37)

Secara asal, tergesa gesa itu adalah suatu yang tidak dianjurkan karena Rasulullah mengingatkan bahwa tergesa gesa itu dari syaithan. Rasulullah bersabda : “Atta’anni minallah wa ‘ajaltu minasy syaithan. Ketenangan adalah dari Allah sedangkan tergesa gesa itu datangnya dari syaithan. (H.R Abu Ya’la dan al Baihaqi, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata, “Sifat tergesa-gesa adalah dari setan. Sejatinya sifat tergesa-gesa juga merupakan sikap gegabah, kurang berpikir dan kurang berhati-hati dalam bertindak. Yang mana sifat ini menghalangi pelakunya dari ketenangan dan kewibawaan. Dan menjadikan pelakunya memiliki sifat menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dan mendekatkan pelakunya kepada berbagai macam keburukan, dan menjauhkannya dari berbagai macam kebaikan. Dia adalah temannya penyesalan. Dan katakanlah, bahwa siapa saja yang tergesa-gesa maka dia akan menyesal.

Ada beberapa contoh dari hal hal yang perlu disegerakan yaitu :

Pertama : Bersegera berbuka bila waktu maghrib sudah masuk.
Bersegera berbuka puasa adalah  merupakan suatu kebaikan dan sangat dianjurkan, bahkan merupakan salah satu adab dalam shaum. Rasulullah bersabda : Laa yazaalun naasu bikhairin maa ‘ajjaluul fitr” Manusia (umat Islam) senantiasa berada dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka. (Mutafaqqun ‘alaihi)

Kedua : Bersegera menikah jika sudah memiliki kemampuan.
Ketahuilah bahwa menikah  menjadi wajib dan harus disegerakan bagi yang sudah mampu. Terlebih lebih lagi jika ia ingin menjaga dirinya dan khawatir akan terjerumus pada kemaksiatan.

Dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada kami : “Wahai para pemuda, barang siapa yang telah mampu menikah diantara kalian maka menikahlah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih membentengi kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa karena sesungguhnya puasa adalah sebagai tameng” (Muttafaqun ‘alaihi).  

Ketiga : Bersegera beramal shalih.
Amal shalih adalah bekal yang akan dibawa ke akhirat kelak. Ketahuilah bahwa di akhirat yang akan dihisab dan ditimbang adalah amal shalih bukan yang lainnya. Sungguh merugilah orang yang lalai dalam beramal. Oleh karena itu bersegeralah mempersiapkannya. 

Sungguh Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya :  “Yaa aiyuhal ladziinaa aamanut taqullaha, waltanzhur nafsun maa qaddamat lighad. Wataqullaha innallaha khabiirum bimaa ta’maluun”  Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18)

Dalam surat al Anbiya’ 90 Allah memuji Zakaria dan istrinya yang selalu bersegera dalam melakukan kebaikan. Allah berfirman : “Innahum kaanuu yusari’una fil khairaati wa yad’uu-nana raghaban  Wa rahaban. Wa kaanuu lanaa khasyi’iin” Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang orang yang khusyuk kepada Kami. 

Keempat : Bersegera minta ampun dan bertaubat sebelum terlambat.
Allah berfirman : “Wa saari-‘u ilaa maghfiratin min rabbikum, wa jannatin ‘ardhuhas samaawaatu wal ardhu, u-‘iddat lil muttaqiin” Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang bertakwa. (Q.S Ali Imran 133).

Imam Ibnul Qayyim berkata : Menyegerakan bertaubat dari dosa   merupakan kewajiban dan tidak boleh ditunda. Jika menunda taubat maka berarti telah berbuat maksiat karena penundaan itu. Bila bertaubat dari dosa maka masih tersisa darinya taubat yang lain yaitu taubat dari sikap menunda taubat itu. Hal ini jarang sekali terbetik dalam jiwa pelaku taubat. Dia beranggapan bahwa jika ia bertaubat dari dosa, tidak ada lagi dosa yang tersisa darinya. Padahal harus bertaubat atas dosa penundaan taubat itu sendiri. Dia tidak selamat dari dosa ini kecuali dengan melakukan taubat secara umum dari dosa yang dia ketahui maupun yang tidak dia ketahui. 

Kelima : Bersegera ke masjid jika mendengar panggilan untuk shalat.
Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu  idzaa nuudiyalish shalaati min yaumil jumu’ati fas’au ilaa dzikrillahi wa dzarul bai’a, dzaalikum inkuntum ta’lamuun”   Wahai orang orang yang beriman. Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at maka segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S al Jumu’ah 9)  

Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab Islam berkata : Berjalan menuju shalat (hendaklah) dengan tenang dan sopan, janganlah dengan terburu buru dan tergesa gesa. Namun hendaklah dia menuju masjid dengan berjalan seperti biasa dan tenang. Jika ada gerakan shalat (rukun) yang tertinggal hendaklah dia menyempurkannya sesudah imam mengucapkan salam.

Rasulullah bersabda : Idza sami’tumul iqaamata famsyuu ilash shalaati wa ‘alaikum bissakiinati wal waqaari walaa turi’uu famaa adraktum fashalluu, wamaa faatakum fa-atimmuu” . Jika kalian mendengar iqamat, maka bersegeralah berjalan menuju shalat. Hendaklah kalian menjaga ketenangan, janganlah tergesa gesa.  Gerakan apapun yang kamu dapati, kerjakanlah dan yang terluput sempurnakanlah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). 
 
Wallahu A’lam.  (237)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar